Deadthly Hallows

92 13 0
                                    

Aku sedang memikirkan bagaimana caranya menghancurkan liontin Slytherin, sekarang Ron sedang memakainya. Aku sedang membaca buku dan melihat simbol aneh, segitiga didalamnya ada sebuah lingkaran dan garis membelah segitiga ke atas.

"Harry apa kau pernah melihat ini?"

"Itu, aku melihatnya kalung yang dipakai mr. Lovegood ayahnya Luna"

"Itu artinya kita harus kesana" Hermione datang dan ikut mengobrol.

"Ayo"

"Ron cepat lepas kalung itu, kau sudah memakainya lebih dari 2 jam" Ron melepaskannya dan di pakai oleh Harry.

Kami berkemas dan berjalan menuju tempat yang terbuka.

~°°°~

Kami telah sampai rumah Luna sangat terpencil, yang terlihat hanya rumah miliknya saja. Kami berjalan mendekat dan mengetuk pintunya.

"Permisi"

Tok tok tok...

Pintu dibuka

"Kalian siapa?"

"Kami temannya Luna"

"Cepat masuk! Disini berbahaya!"

Kami masuk dengan terburu buru.

"Kalian mau teh? Sebentar, ayo duduk. Maaf rumah kami sedikit berantakan"

Kami duduk di kursi dan melihat ayah Luna yang sedang kocar kacir membuat teh.

"Permisi, bukankah kau akan membutuhkan teko?"

"Ah iya kau benar"

Kami hanya saling pandang melihat tingkah laku ayah Luna yang aneh. Tidak lama ia kembali dengan satu teko teh di tangannya. Kemudian duduk di kursi depan kami.

"Permisi apa anda tau tentang simbol segitiga ditengahnya ada lingkaran dan garis lurus di tengah?" Aku tidak sabar.

"Dan aku pernah melihat anda memakainya saat di Diagon Alley"

"Aku sebaiknya tidak menceritakan nya"

"Tolong, kami sangat membutuhkannya"

"Iya, sekarang anda tidak bisa menyimpan ini sendiri"

Kami terus membujuknya agar mau bercerita, setelah beberapa lama akhirnya ayah Luna mau bercerita.

Segitiga yang dimaksud adalah jubah gaib lingkaran didalamnya batu kebangkitan dan garis yang memanjang adalah tongkat Elder, tongkat terkuat di alam semesta. Intinya seperti itu aku tidak bisa menjelaskan lebih itu terlalu rumit.

"Karena itu dunia ini jadi dalam bahaya" hening "apa kalian suka teh?"

"Teh nya sudah dingin"

"Ron" aku menatap Ron dan dia langsung menciut.

"Aku akan buatkan yang baru"

Ayah Luna turun ke bawah dan akan membuat teh, namun tekonya saja tidak ia bawa. Kami berjalan menyusulnya. Saat kami lihat dia hanya berdiam diri didepan wastafel yang airnya terus mengalir.

"Permisi, dari tadi kami tidak melihat Luna, apa dia ada? Aku ada perlu.."

"Jangan sebut namanya!"

Aku tersentak dengan jawabannya.

"A-apa terjadi sesuatu?"

"Luna gadisku yang malang ditangkap oleh para pengikutnya, aku sangat frustasi tidak bisa menemukannya dimana pun"

Something SpecialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang