Owl

241 24 1
                                    

Ron sepertinya ketakutan saat Hermione menjelaskan bagaimana penyihir berdarah biru melakukan mantra.

"Tidaklah! Masa iya kalian aku crucio, lagian aku harus bisa kontrol diri buat ga sebut mantra di dalam hati atau tidak sengaja mengcrucio, lanjut?" Aku menatap Hermione, Ron dan Harry untuk lanjut cerita atau kita sudahi saja.

Hermione cepat mengangguk memintaku melanjutkan ceritanya.

"Tapi Ell kau bilang mempraktekkan nya di sekolah, apa siswa lain, maksudku apa ada muggle yang melihatmu?" Ron.

"Tidak, aku melakukannya di gudang. Aku tidak punya pilihan lain selain gudang, cuma itu tempat yang jarang di kunjungi siswa di sekolah lama ku"

"Hey kalian bisa berhenti bertanya?!" Hermione sepertinya mulai kesal.

"Hey baiklah baiklah aku lanjut. Malam itu juga aku pergi lagi ke ruangan itu karena mom sama dad pergi lagi ke kementerian, aku baca soal penyihir dan penyihir darah biru, disana aku mulai sadar kalau aku penyihir" jawab ku sambil memandang buku yang berada di depan ku tanpa aku baca.

"Tunggu, siangnya kau melakukan mantra dan berhasil tapi kau masih tidak sadar kalau kau itu penyihir dan baru sadar setelah baca tentang penyihir darah biru?!" Hermione menatapku tidak percaya.

"Ga sepenuhnya, aku mau memastikan kalau aku penyihir biru adalah darah aku bisa menyembuhkan segala macam penyakit, semuanya udah terbukti tapi aku masih penasaran"

"Lalu kau memberikan darahmu pada siapa?" Harry.

"Aku memberikannya pada paman, dia sedang sakit keras jadi aku menggunakannya sebagai kelinci percobaan" aku terkekeh.

"Jadi apa itu berhasil?" Suara Hermione memelan menanyakannya.

"Itu berhasil, aku juga dapat pengakuan dari mon dan dad kalau aku penyihir, aku mendesaknya supaya berkata jujur" aku terkekeh pelan. "Dan disaat itu juga aku dapat surat undangan dari Hogwarts"

"Aku salut padamu walaupun kau dibohongi tetap saja kau tidak marah" Ron

"Mereka itu mom dan dad aku ga bisa marah sama mereka" aku tersenyum. "Oh iya apa kalian bisa bantu aku?"

"Bantu apa Ell?"

"Aku ingin tau apa ada obat untuk buta warna ku ini, aku rasa aku ga perlu sembunyiin ini lagi, kalian udah tau dari topi seleksi waktu itu"

"Tentu" Hermione tersenyum ke arah ku.

Hermione sangat cantik saat tersenyum. Senyumannya sangat menenangkan. Aku juga bersyukur memiliki teman seperti mereka. Awalnya aku takut tidak punya teman saat masuk sini, tapi ternyata aku salah. Banyak sekali yang mau berteman dengan ku.

"Oh iya tadi waktu aku mendapat hukuman prof. Snape memantrai ku supaya bisa lihat warna tapi hanya sampai tengah malam, aku ga mau menyia nyiakan ini, aku pikir prof. Snape itu baik"

"Benarkah Ell? Padahal prof. Snape terkenal dengan kedinginan nya pada murid, kau lihat kan tadi?"

"Emm kau benar Harry" aku mengangguk. "Sebaiknya kita kembali, ada perut yang harus di isi" aku melihat ke arah Ron.

Wajah Ron langsung memerah saat aku menatap nya, sangat lucu. Aku mendengar suara perut Ron terus berbunyi saat tadi mengobrol.

~~~

Kami memakan makanan yang di sediakan peri rumah. Makanannya sangat enak, mereka pintar memasak. Aku heran kenapa di rumah aku tidak punya peri rumah? Atau aku belum pernah melihatnya.

Ron sangat bersemangat jika sudah menyangkut soal makanan, dia bahkan sudah mengambil kue padahal di mulutnya masih penuh dengan daging bebek yang baru saja ia habiskan.

Something SpecialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang