05 - Hujan

773 77 17
                                        

SABTU, langit di guyur hujan gerimis seluruh kota. Menyisakan udara dingin menelusup masuk ke rongga tubuh. Dunia bersedih hati hari ini, meneteskan buliran air turun ke bumi membasahi tanah kering. Kepulan awan hitam terus berkumpul membentuk sekutu bersiap menjatuhkan tetesan air yang lebih besar.

Rania duduk di ruang tengah memandangi buliran air hujan jatuh di jendela besar rumahnya. Ia suka, setidaknya menimbulkan rasa damai seusai matahari telah lama memanasi bumi. Kali pertama hujan muncul di bulan semester ganjil. Rania memandanginya khidmat setetes embun menempel di jendela kaca bening.

"Ra kamu sekolah hari ini?" mama Rania sedang di rumah menikmati liburan dua hari.

"Ada ekskul hari ini jadi harus sekolah ma."

Jadwal sekolah di hari Sabtu agak free kegiatannya. Tidak ada belajar-mengajar hanya ekskul wajib di ikuti siswa. Intinya boleh datang ke sekolah boleh tidak, bagi yang ekskul wajib tentu datang. Untuk mengisi kehadiran siswa atau mengisi kegiatan sekolah di hari Sabtu.

"Kamu ikut ekskul apa?" mengingat Anara jarang di rumah ia tidak tahu putrinya di sekolah mengikuti ekskul apa.

Tapi kasih sayangnya tidak surut, Rania layaknya putri kesayangan sebagai anak tunggal. Papanya jarang pulang tapi selalu menyempatkan vidcall bersama Rania agar anaknya tidak merasa kesepian.

"Aku ikut Pramuka ma," pilihan tepat untuknya, ia hobi berpetualang sehingga menempatkan diri pada eskul ini. Kebanyakan kegiatannya penjelajahan, kemah di kawasan hutan.

"Oh, mau berangkat sekarang?" tanya Anara.

"Entaran masih hujan,"

"Sarapan dulu sebelum ke sekolah ya," suruhnya maag Rania sensitif tanpa sarapan. Satu kali lupa sarapan sudah maag menyerang.

"Bentar dulu masih pakai sepatu,"

"Iya udah kalo gitu mama bersihin kamar dulu." pamitnya menaiki tangga memasuki kamar.

Rania berkutat pada sepatunya, ia memakai seragam serba coklat tak lupa atribut lainnya. Keikutsertaan ia dalam eskul ini membuahkan banyak pengalaman menyenangkan. Hal yang paling mengesankan saat kemah di daerah perhutanan khusus tempat kemah, malam harinya acara api unggun memeriahkan suasana.

Paula dan Amanda turut ikut pada eskul ini. Tapi kurang aktif karena lebih sering ikut eskul musik.

DRTTT DRTTT DRTTT ...

Getaran ponsel miliknya menghentikan kegiatan memakai sepatu sedari tadi. Nama Amanda tertera jelas menelponnya. Rania menggeser tombol hijaunya, menempelkan ponsel pada telinga.

"Halo,"

"Ra lo sekolah?"

"Sekolah lah, emang napa?"

"Izinin gue dong, gue gak sekolah hari ini."

"Alasan lo gak sekolah apa?"

"Hujan,"

Terdengar cekikikan Amanda di seberang telepon.

"Hujan gerimis lo takuti? Bilang aja males sekolah dasar babi!"

"Bingsit! Ayolah bantuin kali-kali temen lo ini."

"Sorry gue takut dosa,"

"Hilih, kayak gak pernah bikin dosa aja lo!"

"Emang!"

"Dahlah males gue sama lo,"

Dimatikan oleh Amanda sepihak tidak dapat dukungan atau di bantu Rania. Toh ada kata Rania benar, hujan gerimis di takuti padahal ke sekolah bawa mobil. Dasar pemalas Amanda babi!

_____

Eskul di mulai jam 09.23 am di aula dengan materi tali temali dan sandi Morse. Di ikuti oleh 35 peserta eskul pramuka dari berbagai kelas, di pimpin kakak kelas XII sebagai pembina. Mereka saling berbaur untuk mempererat hubungan kekeluargaan. Saling membantu di kala membutuhkan. Itulah baiknya ikut pramuka tahu menahu mengenai cara berbaur bersama orang lain.

Rania dan Paula membantu adik kelas yang kesulitan dalam mempelajari tali temali. Keduanya sudah hafal simpul-simpul dalam pramuka.

Sedangkan di samping mereka ada Amanda cemberut memegang tali berwarna putih itu. Wajahnya di tekuk tanpa minat mengikuti kegiatan hari ini. Cuaca masih sama mendungnya sejak pagi tadi, gerimis di gantikan hujan sedang.

Lima belas menit lalu Paula sengaja menjemput Amanda ke rumahnya. Mengajaknya sekolah secara paksa sampai mengadukannya pada mama Amanda.

"Gue laper,"

Amanda mengeluh di tengah-tengah latihan.

"Makan!" suruh Rania jutek.

"Masak gue makan tali pramuka sama tongkat pramuka." Amanda sengaja menggulung talinya berantakan setelah kelewat kesal.

Niatnya di rumah rebahan nonton FTV SCTV sambil ngemil duduk di sofa bergelut dengan selimut tebal menutupi rasa dingin. Nyatanya tidak semanis itu kawan, Paula merusak acaranya.

"Kapan selesainya?" pertanyaan keluar lagi dari mulut Amanda.

"Bisa gak jangan ngeluh!" Paula geregetan kala temannya itu tidak sabaran.

"Gue mau kantin,"

Amanda berdiri menghadap kakak pembina di depan meminta izin ke toilet, berbohong demi perut. Malas mengikuti kegiatan di cuaca hujan, ingin makan yang berkuah panas dan pedas. Kalo gak niat kenapa harus di paksakan bukan.

_____

TBC.

Part paling pendek nih:'(

Kata Amanda kalo gak niat ya jangan dipaksakan. Kayak aku sekarang lagi gak niat jadi gak di paksain.

Ini part tanpa idola sekolah kita khusus Rania and geng.

Tunggu ya sampai part nya panjang x lebar, besok pasti mood.

Yuk support dengan komen kalian

Spam komen👉

RANIA [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang