Note : Baca sambil vote dan komen beb ‼️ kita sebagai sesama penghuni wattpad harus saling mendukung😎 apalagi kalo kalian juga seorang penulis pemula dan pembaca yang menikmati cerita aku, tolong hargai karyaku‼️ demi kenyamanan bersama.
_____
JARAK rumah Rama dengan Rania tidak terlalu jauh sekali. Menempuh waktu sekitar lima belas menit dengan ojek online di tambah waktu menunggu mas ojeknya selama lima menit lebih. Sebelumnya, Rania pernah ke rumah Rama karena alasan mengambil laptopnya yang di pinjam cowok itu untuk mengerjakan proposal osis. Tapi sayangnya tidak ada camer di rumah. Kata Rama orang tuanya sedang ke luar negeri.
Rania turun dari motor mas ojek. Ia membayar ongkos ojek dengan memberikan tip lebih untuk masnya.
"Makasih mas."
"Sama-sama neng!"
Ojek itu berlalu membelah jalanan lagi. Mungkin sudah ada pelanggan baru yang memesannya untuk mengantarkan ke suatu tempat. Langit sore sangat cantik di hadapan Rania yang juga bahagia. Seperti senja yang datangnya membawa keindahan untuk hari ini setelah hujan gerimis. Rania menatap gerbang di depannya menjulang tinggi. Rumah nya masih sama seperti tempo dulu Rania ke sana. Hanya berubah warna gerbangnya yang sedikit pudar.
Rania memencet bel dengan semangat dua kali. Terakhir kali ke sini, tidak ada satpam yang berjaga. Sepertinya memang tidak memperkerjakan satpam di sini. Di rasa tidak di bukakan gerbang, Rania memencetnya kembali. Terdengar suara langkah kaki secepat mungkin maju membuka gerbang.
Tampaklah wajah Rama yang belum mandi. Kelihatan dari rambutnya yang acak-acakan, bajunya masih mengenakan seragam putih sekolah, celana pendek selutut dan sendal selop putih sederhana.
"Sorry gue ketiduran di sofa, habis ngetik tugas. Jadi gak kedengaran belnya," jelasnya memastikan agar tamunya tidak keberatan.
Menjadi ketos adalah tantangan terberatnya. Mengerjakan tugas osis dan tugas sekolahnya bersamaan. Kadang ia mandi di malam hari saking sibuknya berkutat dengan laptop. Lihatlah sekarang tampilannya bak gembel. Belum sempat berganti pakaian, rambutnya acak-acakan juga tidak ia rapikan. Tapi di mata Rania, itu menambah kesan tampan di cowok itu.
"Gapapa. Gue baru aja sampai, sorry ya gue ganggu. Kayaknya kakak lagi capek banget," perhatian Rania membuat Rama tertawa pelan. Hati adek meleleh. Kini setelah teguran dari Juna karena terlalu memakai bahasa baku dengan kakak kelas, ia berani menggunakan lo gue kepada Rama. Lelaki itu juga tidak keberatan malah lebih senang.
"Enggak. Harusnya gue yang minta maaf karena ngerepotin lo sore-sore begini."
Rania menggeleng secepat mungkin, "sama sekali enggak. Gue di rumah gak ngapa-ngapain."
"Untunglah. Yuk masuk!" Rama mempersilahkan Rania memasuki kawasan rumahnya yang luas sekali.
Menuntun Rania ke dalam rumah, lalu mengajaknya duduk di kursi depan rumah. Rania sudah sangat pede bertemu camernya. Tampilannya juga rapi hari ini.
"Bokap nyokap kakak di mana?" Itu yang ditanyakan cewek super ngebet pada Rama. Siapa tau di kenalkan sebagai calon istri, eyak!!!
"Enggak ada di rumah, masih di kantor."
Yah zonk deh ...

KAMU SEDANG MEMBACA
RANIA [Terbit]
Ficção Adolescente[Sudah terbit dalam bentuk e-book, tersedia di Playstore dan Playbook. Silahkan klik link pembelian e-book pada tautan yang sudah tersedia.] __________ "Gini ya rasanya punya pacar yang suka cosplay jadi kulkas berjalan." "Ish kak Ages udah satu jam...