21 - Kepedean

553 57 11
                                        

Memasuki part 20-an sudah akan ada kwuwuan deh kayaknya😎 -- my emoticon andalan

Aku lagi niat nonton Bad Genius bulan ini. Lagi bosen di rumah jadi nonton deh~~

Kalian pernah nonton gak film ini? Menurut kalian gimana? Genrenya menarik gak?

Tapi jangan di tiru juga😀 contek menconteknya, ya kalo nyonteknya tengak tengok mah udah biasa ya.

Back to stoy!!!

Happy Reading ‼️

_____

TUT. Bunyinya terdengar singkat di telinga Rania. Ia duduk gelisah di sofa berukuran besar, panjang dan nyaman itu. Senyaman apapun sofa berwarna krem yang ia duduki, tidak membuat hatinya ikut nyaman. Tak henti-hentinya menggigit bibir merahnya menyalurkan rasa gelisah. Map coklat di tangannya hampir di remas jika tidak ingat itu adalah titipan sekolah. Sepuluh menit memendam diri di ruangan luar nan megah dan mewah. Rania seperti terpenjara saja.

Di samping kanannya, ada seorang pria berperawakan jangkung, tampan, berwibawa dan receh. Pria itu menyimpan ponsel bermerk iPhone berwarna gold di atas meja kaca. Ia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lebar.

"Sabar ya, udah om hubungi Ages. Pasti dia pulang bawa es krim sama sate kambing!" Pria itu bersemangat 45 menyuarakan es krim dan sate kambing.

Oke. Rania sudah berada di rumah Ages dari belasan menit lalu lamanya. Saat masuk ke rumah besar milik Ages, Rania tidak tahu apa-apa. Untung pak satpamnya baik dan membimbingnya ke pemilik rumah. Datanglah seorang pria tampan, berperawakan jangkung memakai kemeja putih dan celana hitam. Rania kira dia adalah kakak Ages.

Nyatanya bukan!

"Ternyata saya masih muda ya untuk jadi bapack bapack,"

"Maksudnya kak?"

"Saya papanya Ages."

Di sana Rania shock dong masak enggak. Takutnya papa Ages akan marah, eh taunya receh. Papanya Ages beda dengan Ages, beliau suka ngelawak dan receh. Ia jadi canggung padahal beliau bisa mencairkan suasana. Dan yang lebih epiknya, padanya Ages berbondong-bondong memberinya pertanyaan. Beliau bilang ini pertama kalinya ada cewek ke rumahnya. Ia kira Ages homo karena keseringan bawa cowok ke rumah.

Kamu pacarnya Ages?

Kamu ceweknya Ages?

Kamu mantu saya?

Ages suka cewek gak?

Kamu mau kasih saya cucu gak?

Sekiranya itu rangkuman wawancara dari beliau yang sangat tidak masuk akal. Maka Rania dengan sabar menyuruh papanya Ages agar menyuruh anaknya pulang. Hari sudah menjelang malam, dan untungnya papa Ages tau situasi. Tidak enak dengan tetangga, beliau menyuruh asisten rumah tangganya tidak pulang dulu. Agar Rania tidak merasa canggung karena harus berdua bersama beliau sembari menunggu anaknya pulang.

"Kamu tenang aja, om udah suruh Ages beli es krim dua. Kamu satu, om satu," cercanya bersemangat. Sumpah anak sama bapak bedanya minta ampun.

RANIA [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang