Aku update kebut sekarang! Hehehe, mau cepat end dan mikirin cerita apa lagi yang akan aku publish.
Meski belum banyak yang baca dan votment aku harap kalian sadar untuk menghargai karya penulis.
Dan, masukan kalian aku butuhkan untuk memperbaiki cerita ini.
Jangan lupa vote dan komen beb, kalian tau cara menghargai dan tau cara mendukung karya penulis.
_____
TURUN dari taksi yang di naiki Rania lima belas menit lalu. Vito sudah menawarkan antaran, tapi gadis itu tidak mau merepotkan Vito yang rumah mereka beda arah dan tujuan. Sehabis membayar ongkos taksi, ia bersiap masuk ke dalam rumahnya dan akan bermalas-malasan karena orang tuanya sedang bekerja.
Baru membalikan badannya, Rania di kejutkan dengan kedatangan seorang cowok di depan gerbangnya. Cowok itu menyandar di motor besarnya dengan pakaian santai rumahan. Tentu Rania gelagapan mau bereaksi bagaimana. Pertemuan mereka terlalu mengejutkan bagi Rania dan ... Entahlah.
Cowok itu memandangnya datar tanpa ekspresi. Tidak dengan Rania yang gugup entah datangnya dari mana. Ia meremas rok abunya dengan tangan penuh keringat. Dahinya bergelombang, ia gugup tidak tertahan. Kakinya melangkah ragu-ragu menghampiri cowok di depannya.
Dengan berani ia berjalan pelan-pelan. Adegan ini sering terjadi di FTV. Ia memandang berani wajah cowok itu.
"Kak Ages ngapain di sini?" Rania mengedarkan pandangannya menghilangkan gugup dan risau. Ia rindu tapi takut mengungkapkan.
Fakta bawah Ages tidak pernah dekat dengan cewek membuatnya merasa sia-sia mencintai cowok itu.
"Rumah kak Karel di samping sana!" Rania menunjukan rumah Karel. Siapa tahu Ages salah berkunjung kan.
Ages maju selangkah, "dari mana aja?"
"Itu dari kedai es krim," jawab Rania berusaha santai dan tidak tegang.
Kemana jiwa bar-bar nya saat ini? Rania yang bar-bar berganti menjadi Rania yang cupu saat berhadapan dengan cinta.
"Oh."
Hanya itu. Terjadilah keheningan di sekitar mereka. Rania masih diam seolah sedang berfikir kata apa yang harus ia ungkapkan.
"Gue pulang ya?" Ages membuat cewek itu terkejut dan terheran. Jadi apakah alasan cowok es batu ini datang ke rumahnya? Sekedar bertanya kemana saja Rania?
"Hah?"
"Pulang."
Lalu tanpa persetujuan Ages menaiki motornya memasang helm dan melihat kembali wajah Rania yang masih terdiam berusaha mencerna semuanya.
"Gue cuman mau mastiin lo baik-baik karena beberapa hari ini kita gak ketemu," ungkap Ages.
Bersamaan dengan itu, ia melesat pergi dengan motor besarnya. Meninggalkan Rania dan rumah itu.
"WHAT!? DIA BIKIN GUE TERNGUING-NGUING!!!" Rania mulai berani mengungkapkan rasa bahagianya karena ungkapan Ages.
Ia tersenyum setelah Ages lenyap dari pandangan. Meski bingung tak di pungkiri ia senang bukan main. Karena rindu berhari-hari berhasil di sembuhkan dengan ungkapan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
RANIA [Terbit]
Teen Fiction[Sudah terbit dalam bentuk e-book, tersedia di Playstore dan Playbook. Silahkan klik link pembelian e-book pada tautan yang sudah tersedia.] __________ "Gini ya rasanya punya pacar yang suka cosplay jadi kulkas berjalan." "Ish kak Ages udah satu jam...