Nunggu ya??? Enggak deh kayaknya:-(
Hehehe, tanpa basa basi,
Happy Reading‼️
_____
"OH kirain. Yuk masuk gue udah janjian sama Ages."
"APA!?"
Rama hampir jantungan saat teriakan gadis di depannya melengking. Ia tidak paham reaksi Rania seakan Rama sedang menyebut setan. Tidak tahu saja jika memang Rania merasa bahwa Ages adalah setannya.
"Kenapa? Lo kok reaksinya aneh banget?" Cowok itu meneliti wajah pucat Rania.
Seketika Rania menggelengkan kepalanya ke kiri dan kanan bergantian, "hah? Enggak apa-apa. Maksudnya gue kira cuma kita berdua aja, eh ada kak Ages juga hehehe," elaknya berbicara terbata-bata.
Rama langsung menyadari sesuatu dari sikap Rania yang sangat berbeda. Ia yakin hubungannya ada pada Ages.
"Malu ya ketemu Ages?" goda Rama menoel pipi Rania yang masih pucat pasi.
"Ngapain mau sih kak, biasa aja."
"Yuk masuk!"
Ajakan Rama mengundang rasa bimbang sang gadis. Apakah harus ia punya alasan agar tidak ikut masuk? Sakit perut, pingsan, sakit kepala, sakit gigi, sakit hati? Tidak ada pilihan paling tepat alasannya.
Dengan langkah ragu-ragu, ia memasuki gedung perpustakaan bersama Rama di depannya.
_____
Di luar dugaan Dewi Fortuna ada di pihak Rania hari ini dan detik ini. Ages menelpon Rama, katanya cowok itu sudah pulang duluan. Alasannya, Rama terlalu lama datang karena ia sudah sangat bosan di sana dan lapar. Gadis itu bisa tersenyum kembali, berjingkrak-jingkrak di belakang Rama yang sedang mencari buku. Tentu ia akan menjadi ekor cowok itu dengan senang hati.Mengingat kembali rencana pdkt yang ia susun dengan sangat matang. Ia akan berpura-pura mengambil buku di atas yang tidak bisa ia gapai. Lalu Rama akan mengambilkannya, sungguh romantis.
"Gak mau nyari buku bacaan?" Rama menoleh ke arah Rania dengan memegang buku bersampul hitam di tangannya.
Rania mengangguk, "mau, tapi bukunya di atas," menunjuk sebuah buku secara acak. Entah apa buku itu dengan sampul hijau.
"Ini?" Rama meraih sebuah buku.
"Iya," setujunya tanpa melihat jelas buku itu dengan judul apa.
"Seriusan?"
Rania menoleh, memperhatikan raut wajah Rama yang sulit ia artikan. Memegang buku bersampul hijau itu dengan penuh tanda tanya. Ia merebut buku itu lalu di bacanya dengan seksama judulnya.
CARA MENANAM POHON PISANG
"Mau nanam pohon pisang ya?"
Sumpah Rania ingin masuk tong sampah saja kalo begitu. Ia sukar bernafas di saat seperti ini. Rama menahan tawanya, hingga Rania merasa malu.
"Beneran mau pinjam buku tips-tips buat nanam pisang?"
Daripada malu mending di iyakan, "iya, papa katanya suka pisang. Jadi pingin nanam pisang di belakang rumah, di suruh nyariin buku cara menanam pisang."
KAMU SEDANG MEMBACA
RANIA [Terbit]
Teen Fiction[Sudah terbit dalam bentuk e-book, tersedia di Playstore dan Playbook. Silahkan klik link pembelian e-book pada tautan yang sudah tersedia.] __________ "Gini ya rasanya punya pacar yang suka cosplay jadi kulkas berjalan." "Ish kak Ages udah satu jam...