26 - Galau

408 42 5
                                    

Masih ada yang ingat visual RANIA cast?

Kesan setelah sampai part ini?

Masih suka?

Bosan/un-feel?

Tulis komentar kalian sesuka hati di sini karena author butuh asupan kritik dan saran dari pembaca.

_____

ANEH. Tidak pernah Rania akan menyangka merasakan sesuatu yang di luar kendalinya. Berlalunya hari di mana cerita random di perpustakaan daerah bersama Ages, semua kembali berubah lagi. Satu Minggu lagi akan di adakan ulangan umum semester ganjil. Maka, materi pelajaran akan di selesaikan Minggu ini juga. Pengumpulan tugas dan pr juga di berikan waktu seminggu agar nilai tidak bolong.

Di Minggu ini pula, Rania gelisah gundah dan galau. Tidak fokus belajar di kelas. Amanda dan Paula pun ikut bingung dengan kegelisahan Rania.

Cewek itu selalu gelisah dan tidak semangat menjalani hari. Mengabaikan Gara dan Afri di kelas, sering tengak-tengok keluar kelas kala jam kosong dan paling semangat jam istirahat demi ke kantin.

"Gue takut Rania kena pelet," bisik Paula di samping Amanda bersidekap dada menghadap Rania yang duduk di belakang dengan Gara. Cowok itu sibuk bersama ponselnya.

Bugh.

Amanda memukul kencang bahu Paula, "ngawur lo setan!"

"Sakit bege!"

"Ya makanya yang waras dong!" Mereka malah beradu argumen dan berakhir dengan tonjokan ringan.

Wajah Rania termenung menatap jendela. Amanda berinisiatif menghampiri di ikuti Paula di belakangnya.

"Ra, lo gapapa?"

Rania mendongak dengan tidak semangatnya, "i'm okay."

"Terus kenapa lo galau akhir-akhir ini?" Paula duduk di bangku depan menghadap Rania. Gara sejak tadi hanya jadi nyamuk yang nyimak saja.

"Hah, masa sih? Keliatan ya?"

Paula mengangguk, "iya. Kenapa lo? Ada masalah keluarga atau gimana. Cerita dong sama kita," bujuk Paula memegang bahu Rania.

Mereka takut ada masalah keluarga dan masalah kecil lainnya hingga Rania terlalu kepikiran. Ulangan umum semakin dekat. Takutnya Rania tenggelam dalam masalahnya dan melupakan kewajiban sekolah.

"Kak Ages jauhin gue ya?" Pertanyaan itu di lontarkan langsung oleh Rania pada kedua sahabatnya.

Keduanya bingung, "maksud lo?"

"Dari beberapa hari ini gue gak ngeliat kak Ages. Setelah kita pergi ke perpustakaan daerah bareng, dia ngilang. Apa gue di ghosting?"

Paula dan Amanda ingin meledek sahabatnya saat sudah mendengar penuturannya. Mereka kira masalahnya sepelik itu, ternyata hanya masalah cinta yang belum tersadarkan.

"Bukannya lo gak suka sama kak Ages?" tanya Amanda mengetuk meja kayu.

"Jujur aja, gue ngerasa kehilangan dia. Enggak tahu gue suka atau enggak sama dia tapi gue galau kalo dia gak gangguin gue," jelasnya dengan lesu.

Cih, dasar goblok!

"Nda, itu cinta gak sih namanya?" Paula menyenggol Amanda.

"Dianya aja goblok!" bisik Amanda dengan nada suara sinis.

Rania memang ahli soal mencari cowok tampan dan ia jadikan sebagai sasaran halu. Tapi masalah cinta, percayalah Rania masih polos dan kurang peka terhadap perasaan sendiri. Salahkan cewek itu sukanya nonton kartun daripada membaca cerita wattpad yang akan membuat ia bisa tahu mengenai kepekaan terhadap cinta.

"Gue kayaknya cinta sama kak Ages," ucap Rania mantap.






Brakkk.

Seketika Paula, Amanda dan Gara yang masih ngepil terlonjak terkaget-kaget. Hampir saja ponselnya Gara tidak jatuh ke lantai keramik. Mereka memasang wajah melongo dan tidak percaya. Menutup mulut masing-masing.

"Huuuu..." Sorakan dari dalam kelas nyaring. Meledek Rania dengan senang sehingga cewek itu bersemu merah telah memproklamasikan cintanya untuk Ages.

_____

Jawaban untuk kegelisahan Rania adalah Ages sedang sibuk belajar di dalam kelas bersama keempat sahabatnya. Beberapa guru memberikan tugas pada Ages agar mengajarkan sahabatnya yang belum mampu dalam pelajaran dan materi. Terutama Galang yang memiliki otak miring dan kurang waras.

Tidak ingin membantah, Ages mengiyakan menjadi guru mereka di bantu Vito dan Juna.

Alasan inilah yang membuat mereka tidak pernah keluar kelas dan ke kantin. Ingin makan saat istirahat, tinggal minta di belikan oleh teman sekelas mereka.

"Ini di kali dulu apa di bagi?"

"Di kali."

"Terus, ini rumusnya yang mana?"

"Yang no dua di buku paket halaman 35,"

"Materi fotosintesis yang halaman berapa?"

"44."

"Ciri kebahasaan teks narasi yang ini?"

"Iya. Baca dulu pengertiannya."

"Enakan nasi goreng apa nasi kuning?"

"Menurut gu ..." Juna berhenti menjawab.

Juna akhirnya menggeplak wajah Galang yang bertanya bukan di ranah pelajaran. Yang lain sudah mau bertanya tentang materi yang sedang mereka pelajari. Karel juga sudah menguasai rumus-rumus matematika dan fisika kala Ages selalu memberikan tips-tips mudah untuk menghafalnya.

"Lo kalo belajar yang niat. Kalo setengah-setengah gak bisa masuk otak," ledek Karel berhenti menulis dan meregangkan otot-otot tubuhnya yang serasa kaku.

"Tau yang udah paham!" Galang melirik sinis pada Karel.

"Itu namanya bangga dengan kemajuan otak gue yang bisa nampung pelajaran," pujinya pada diri sendiri.

Love yourself.

"Ges, gue ke kantin bentar ya. Boleh?" Galang memegang siku dan tangan Ages memelas meminta pembebasan.

Ages mengangguk, "nanti belajar di rumah gue sampai malam."

"Yah kok gitu!?" Tidak terima dengan konsekuensi yang di berikan Ages. Tapi meski begitu ia mau-mau saja.

"Jadi gak?"

Galang mengiyakan, "mau."

Anak laki-laki telah keluar dari kelas dengan cepat. Mengunjungi tempat yang ia rindukan. Ages menggeleng pelan, kembali memperhatikan yang lain. Ia sebenarnya sedang gundah juga. Memikirkan seseorang yang belum ia temui dan ia ganggu.

Rania.

_____

TBC.

RANIA [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang