Duh ternyata ada yang PHP nih!!!
Hehehe, maaf ya aku PHP:-( bilangnya up setelah tanggal 17 Agustus eh taunya enggak. Malahan up hari ini:-(
Maaf seribu maaf beb. Setelah tujuh belasan aku malah banyak kerjaan. Sibuk dari tanggal 18 sampe sekarang masih sibuk banget.
Hari ini aku usahakan up part ini karena takutnya terus di pending malah jadi terabaikan nanti cerita ini.
Yaudah yuk kita baca bareng-bareng!!!
Happy reading ‼️
_____
SETELAH mengantar pulang Rania dengan selamat sentosa, Ages menjalankan kembali motornya membelah jalanan. Tujuannya kali ini kembali ke perpustakaan daerah karena lupa dengan tujuannya ke sana. Tadinya ia ingin meminjam buku khusus untuk astronomi, tapi keburu cewek yang ia bawa merengek minta pulang. Cewek itu benar-benar menyusahkan menurutnya apalagi tidak sabaran. Pantas Karel pernah cerita jika Rania sering mengeluh jika di ajak pergi kemana saja.
Ages merasakannya tadi. Rania merengek dan selalu ngegas bicara membujuk agar di antar pulang. Bukan niatnya pdkt, hanya membohongi Rania. Ah sudahlah ...
Motornya sudah terparkir di parkiran tempatnya tadi memarkir motor. Cepat sekali sampai gara-gara memikirkan tingkah Rania. Ia masuk ke gedung besar milik pemerintah itu dengan memasukan tangannya ke kantong celana abu-abu.
"Loh, bukannya tadi udah ke sini?" Penjaga perpustakaan menurunkan kacamatanya, melihat sosok Ages kembali lagi ke sini.
Ages hanya bergumam, "tadi nganterin cewek pulang."
"Pacarnya?" Penjaga itu bisa di pastikan berusia masih muda dua puluh ke atas. Karena setiap harinya ada banyak petugas yang berjaga secara gantian.
Ages biasanya lebih suka penjaga perpustakaan yang usianya sudah lebih tua, karena lebih jarang menyapa dan berbicara. Hanya sekedar tersenyum dan mengucap salam sepatah dua patah kata.
"Kepo." Ages langsung beranjak pergi sebelum banyak pertanyaan lain yang bermunculan. Lagian sok kepo sekali si penjaga membuat Ages risih dan tidak suka.
_____
"Pulang gak lo!"
Rania memegang sapu ijuk milik mamanya sedang mengusir Karel yang duduk di meja makan menyantap masakan di atas meja sana. Awalnya Rania tidak sadar selama satu jam jika ada penyusup masuk. Barulah saat ingin minum dan ke dapur, ia sadar Karel sedang menghabiskan cemilannya di kulkas.
"Berisik. Minta dikit napa, di rumah gue lagi gak ada makanan," alasan Karel. Padahal di rumahnya ada banyak cemilan tapi tidak ada yang ia suka.
"Ini rumah gue,"
"Rumah gue juga."
Benar. Kata mama Anara Karel bebas kapan saja ke rumah ini, anggap rumah sendiri. Ini bukan pertama kalinya memang Karel masuk ke rumah Rania tanpa permisi. Sudah sering malahan, kadang masuk hanya untuk minta gula sesendok, nonton tv, makan, ngambil cemilan di kulkas. Dan yang paling epik, Karel pernah nginep di sana tanpa sepengetahuan pemilik rumah. Esok paginya mereka baru sadar saat Karel keluar kamar tamu seperti khas orang tidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
RANIA [Terbit]
Ficção Adolescente[Sudah terbit dalam bentuk e-book, tersedia di Playstore dan Playbook. Silahkan klik link pembelian e-book pada tautan yang sudah tersedia.] __________ "Gini ya rasanya punya pacar yang suka cosplay jadi kulkas berjalan." "Ish kak Ages udah satu jam...