Kalian masih setia gak baca cerita ini?
Aku udah mulai mikirin ending-nya dan akan selesai Minggu ini. Nanti pasti ada cerita baru kok yang publish.
Kalo sudah ending dan gak sesuai ekspektasi kalian jangan marah ya~
Kita punya ending sendiri untuk sebuah cerita.
Happy Reading!!!
_____
ULANGAN umum usai hari ini. Perjuangan untuk mendapatkan nilai terbaik telah berakhir. Mereka tinggal menunggu hasilnya dan berlibur panjang sembari menunggu semester genap. Para guru akan sibuk kedepannya memeriksa jawaban ulangan umum. Jadi, ada waktu kosong di sekolah untuk sekedar bolos dan tidak mengabsen.
Sore ini Rania sedang di depan rumahnya menyirami bunga mawar milik mama. Mengapa ia serajin itu? Karena Ages. Hubungan mereka memasuki Minggu pertama dan berjalan lancar. Rania sering pulang bersama Ages, chatting di malam hari dan belajar bersama di sekolah setiap pagi. Meski sikap Ages masih sama seperti es batu tapi ada saja setiap perhatian terselip walau sebentar.
Mereka berdua bukan pasangan romantis tapi Rania tidak memusingkan hal itu. Hari ini saja sudah cukup romantis. Ages menyuruh Rania menyiram bunga di sore hari lewat panggilan telepon dan akan dinner di malam hari.
Ini dinner pertama sejak mereka menjadi pasangan. Belum ada masalah muncul dalam hubungan mereka sejauh ini. Maklum masih seumur jagung dan Rania berharap semuanya berjalan baik.
Ia bersenandung kecil di saat menyirami bunga mawar dengan air. Mamanya baru datang dari rumah sakit tersenyum heran melihat putrinya sangat rajin. Biasanya ia akan menemukan putrinya menonton TV jika pulang sore.
"Anak mama kenapa rajin?" Anara menghampiri putrinya.
Rania berhenti bersenandung, "Mama. Baru rajin di tanyain, kan sekali-kali harus rajin."
Anara tertawa, "pasti ada maunya?"
"Bukan. Emang beneran lagi pengin aja. Mama kok gak percayaan sih!?" Dengan nada ngambek Rania cemberut menghindari tatapan mamanya.
Lagi lagi Anara tertawa, "iya Mama percaya sama kamu. Pasti di suruh pacar kamu?"
Rania memelototi mamanya yang tahu rahasia percintaannya.
"Siapa yang ngasih tahu ma?" Rania mendekat ke arah mamanya dan menempel pada bahunya.
"Kemarin Mama ke rumah Karel, terus Mama di ajakin ngobrol sama dia. Eh taunya di kasih tau kalo anak Mama ini punya pacar," jelas Anara.
Anara dekat dengan Karel jadi mereka sering ngobrol bersama. Karel juga gampang berkeluh kesah dengannya karena menganggap Anara sebagai mamanya.
"Dasar si babi hutan!"
"Eh jangan kasar begitu nyebut nama orang!" tegur Anara.
Rania jadi tidak mood menyirami tanaman. Ia menaruh penyiraman tanamannya dan berjalan mencak-mencak ke dalam rumah meninggalkan Mamanya.
"Aku gak jadi rajin!"
Anara menertawai anaknya. Lucu sekali jika Rania ngambek karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANIA [Terbit]
Tienerfictie[Sudah terbit dalam bentuk e-book, tersedia di Playstore dan Playbook. Silahkan klik link pembelian e-book pada tautan yang sudah tersedia.] __________ "Gini ya rasanya punya pacar yang suka cosplay jadi kulkas berjalan." "Ish kak Ages udah satu jam...