Di sinilah Jennie dan Jaehyun sekarang. Duduk bersanding di salah satu meja yang berhadapan dengan seorang anggota kepolisian dan seorang lelaki paruh baya dengan peci di kepala yang duduk disamping. Mereka berdua sudah ditanyai oleh polisi sejak dua jam yang lalu. Jawaban mereka tetap sama jika mereka berdua tidak melakukan hal mesum.
Orang mereka ngga salah dan dituduh seenak jidat mentang-mentang selakangan Jaehyun basah, ya mereka ngga mau lah. Udah dijelasin juga bapaknya masih ngga percaya. Sedih mereka tuh.
"Yasudah kalau begitu. Karena kalian berdua mengatakan jika tidak melakukan hal mesum, maka keputusan dan sanksi akan diberikan oleh bapak Sumanto selaku ketua RT," putus polisi tersebut dan meminta pria berpeci itu untuk mengambil keputusan terbaik.
"Baik, pak polisi. Terima kasih banyak. Karena saya cukup kenal dengan nak Jaehyun dan saya rasa nak Jaehyun anak yang baik, maka saya percaya. Namun sayang sekali, perbuatan kalian tetap tidak dibenarkan karena bagaimanapun juga tidak baik untuk dua orang yang bukan muhrim berada dalam satu ruangan yang sama dan tertutup. Hal itu tentunya dapat menimbulkan fitnah," ujar pak RT dengan amat bijaksananya.
'Ya kaga bakal jadi fitnah anjir kalo lo ngga nge-fitnah kita pak!!' gerutu Jennie tentunya hanya dalam hati.
"Maka, untuk menjaga nama baik lingkungan sekitar, nama baik tempat kos yang ditinggali nak Jaehyun, pemilik kosan, dan nama baik adek-adek berdua sekalian, maka saya memutuskan untuk menikahkan nak Jaehyun dengan nak Jennie," lanjut pak RT dengan senyum sok ademnya.
Buset, ini kenapa mereka malah kesannya kaya dijodohin gini? Kalo sama ortu mah mending, lah ini sama pak RT dan pak pol yang Jaehyun dan Jennie ngga kenal asal usulnya. Anti mainstream sekali sepertinya kehidupan mereka.
"Lah pak? Ngga bisa gitu dong, bagaimanapun bapak kan bukan orang tua kandung saya, jadi ngga bisa seenaknya gitu nyuruh saya nikah. Mana di kantor polisi pula," ujar Jennie tak terima.
"Sabar, mbak. Makanya boleh saya minta kepada mas dan mbak untuk menghubungi orang tuanya. Mohon kerja samanya ya mas, mbak supaya cepat selesai masalahnya. Saya juga pengantin baru posisinya di sini sebenernya saya masih cuti."
Lah pak polisinya malah curhat. Hubungannya apa dah. Ente mah enak pak bisa kelonan habis ini. Lah kita? Ngga kelonan aja udah dituduh mesum.
"Yaudah biar saya telfon orang tua saya," ujar Jennie memilih mengalah. Namun baru saja mendekatkan ponsel di telinganya, handphone Jennie sudah diminta oleh polisi yang sedari tadi menginterogasinya. "Biar saya yang menelpon, mbak. Sudah prosedurnya begitu. Apa mbaknya ngga pernah nonton sinetron? Kan dimana-mana nanti yang ngangkat telpon kaget terus mecahin gelas karena syok anaknya di kantor polisi," sahut petugas polisi yang mengambil ponsel Jennie.
Jennie, Jaehyun, dan Suman selaku ketua RT di lingkungan kosan Jaehyun menatap sang polisi bingung. Sedikit bercampur sedih karena sepertinya jika seorang lelaki tidak mendapatkan nafkah batin di malam pengantin akan menjadikan mentalnya sedikit terganggu. Mari kita do'akan kesehatan jiwa, raga, dan pikiran bapak polisi tersebut. Berdo'a mulai.
Berdo'a selesai. Terima kasih.
"Bagaimana mas? Saya meskipun bukan pengantin baru juga pengen anget-angetan sama istri saya. Mas Jaehyun, saya minta tolong ya mas buat kerja samanya," lirih pak RT menatap Jaehyun dengan tatapan melasnya.
Jennie yang melihat puppy eyes milik pak Suman yang ditujukan kepada Jaehyun langsung bergidik ngeri. Mengalihkan pandangannya ke arah Jaehyun yang terdiam dan saling beradu tatap dengan pak Suman. 'Apa mas Jaehyun tertarik sama pak Suman?' batin Jennie yang semakin membuat inner-nya menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASUTRI JEJE
FanfictionHanya kisah tentang Jennie dan Jaehyun yang tidak saling mengenal namun harus menikah. Bukan karena perjodohan, melainkan digrebek pak pol. -Nikah Karena Fitnah-