Hayolo book baru tapi udah mau kelar
"Mas Jaehyun ngerasa repot ya kalo aku minta tolong mas Jae buat anter aku pergi-pergi?"
"Kok kamu ngomong gitu dek?"
"Ya itu tadi mas Jaehyun kaya keberatan gitu," lirih Jennie. Sok alay emang. Ga suka, gelay.
"Bukan, dek. Duh gimana, ya. Ya mobil itu buat kita misal mau belanja, pas musim ujan biar kamu ngga kehujanan, pas macet biar kulit kamu ngga terpapar sinar UV dan polusi. Ya nanti tetep mas kok yang anter kamu kemanapun itu," ucap Jaehyun berusaha memberi pengertian.
"Yaudah, kalo gitu beli mobilnya nunggu aku udah kerja dan kita iuran," usul Jennie tak mau suaminya yang young, rich, and handsome ini tak mengeluarkan uang terus menerus.
"Ngga usah masalahin uang, dek. Gaji mas tuh 3 bulan juga udah dapet BMW X1."
Tolong beritahukan kepada saudara Tan Birama Jaehyun Djunjunan bahwa perbuatannya itu termasuk riya. Bukan Riya Ricis yutuber itu, tapi Riya Sugiarto penyanyi dangdut. Oke maaf.
"Engga mau ih. Semuanya aja dibeli sama mas Jaehyun. Aku maunya kita tu barengan gitu mas."
Melihat raut wajah Jennie yang sudah masam, Jaehyun akhirnya mau tak mau mengalah. "Iya deh iya. Ngga jadi beli," final Jaehyun dan langsung mendapat balasan senyum manis dari Jennie.
Hingga tak terasa mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di depan rumah minimalis milik sang pengantin baru. "Ongkos sama tipnya saya bayar pakai govopay ya, mas. Terima kasih," ucap Jennie dengan sopannya. Jaehyun hanya memberi senyum pipi bolong lalu keluar dan membuka bagasi mobil. Mengambil kantong belanja mereka dan berjalan masuk ke arah rumah diiringi sang istri.
Pintu rumah dibuka dan tidak ada kejutan di dalamnya. Biasa aja. Tidak ada apapun. Memangnya apa yang kalian harapkan?
Kasian, apakah kalian emosi membacanya?
Karena mereka berangkat setelah magrib dan pulang setelah Isya', Jennie langsung mandi begitu sampai di rumah. Katanya risih kalo habis keluar terus kena keringat. Kuman dan kotoran menempel di badan. Akhirnya ia mandi dengan sabun D'tol dua kali sehari yang mana ampuh membunuh 99,9% kuman penyebab penyakit.
Sedangkan sang suami, setelah meletakkan barang belanjaan di meja pantry, ia langsung menuju ke sofa tengah depan TV. Menyalakan barang elektronik itu dan mencari acara olahraga kesukaannya. Tinju. Tapi sayangnya TV itu hanya dinyalakan lalu ditinggal main hape.
Sungguh sangat manusiawi.
Merebahkan dirinya di sofa yang panjang dan cukup lebar, tangannya dengan aktif membuka aplikasi chat yang sudah nampak seperti sangkar buaya di sebelah kos wanita. Sangat ramai dan interaktif. Menyibukkan diri dengan main hape dibandingkan menata belanjaan sang istri. Sungguh gambaran suami yang minim inisiatif.
Jennie yang baru keluar kamar dan menemui suami bongsornya rebahan hanya menggeleng maklum. Menghampiri sang suami dan menyentuh lengan berototnya dengan tangan dingin. Sensasi khas setelah mandi saat malam.
Jaehyun kaget lah ada dingin dingin enyes di kulitnya. Sedikit tersentak dan menoleh ke arah sang istri yang memasang senyum damai. "Mandi dulu mas, nanti habis itu kita makan. Mas mandi, aku masak. Habis makan malam nanti kita sholat isya' bareng," ujar sang istri sembari mengusap rambut tebal sang suami. Rambut kepala bukan rambut yang lain.
Rambutan, maksud saya.
"Mas udah mandi tadi sore kan, dek."
"Iya, tapi kan tadi mas pergi ke luar. Sekarang udah keringetan juga, kotorannya nempel. Sana mandi ih," pinta Jennie sembari menarik tangan sang suami. Jaehyun hanya tertawa pelan lalu berdiri. Sebenarnya merasa malas dan hampir kesal karena Jaehyun anaknya itu mandi setahun sekali. Kalau hanya malam 1 Muharram saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASUTRI JEJE
FanfictionHanya kisah tentang Jennie dan Jaehyun yang tidak saling mengenal namun harus menikah. Bukan karena perjodohan, melainkan digrebek pak pol. -Nikah Karena Fitnah-