Baca doa dan persiapkan hati
Chapter ini bakalan cukup menyesakkan
also !!/\/\!!
Jennie paham dirinya saat ini sangat jarang menghabiskan waktunya bersama sang suami di rumah. Dia paham jika kesibukan masa koasnya ini menyita begitu banyak waktu yang mungkin seharusnya bisa ia dan sang suami nikmati sebagai pengantin baru. Dirinya paham jika bahkan setelah menikah mereka bahkan tak memiliki waktu untuk liburan berdua.
Salahkah Jennie jika ia menyalahkan diri atas perubahan sikap Jaehyun akhir-akhir ini? Atau haruskah ia menyalahkan pernikahan yang terjadi tanpa dasar ikatan cinta di antara keduanya? Benar, jikalaupun pernikahan berlandaskan cinta saja bisa hancur, apa kabar pernikahan hampa yang mereka jalani?
Jujur Jennie tak pernah memikirkan hal ini dapat terjadi. Pernah ia membayangkan, tapi tak sedikitpun ia harapkan. Rumitnya orang lama yang kembali datang, membuatnya pusing tujuh keliling dibuatnya.
Iya, dibikin tujuh keliling biar kaya thawaf.
Hari ini adalah tepat 5 hari sejak perubahan sang suami ia rasakan. Ditanya, Jaehyun hanya tersenyum dan bungkam. Jennie yang pulang ke rumah lebih awal hanya menghela nafas gundah kala mencium aroma yang sama dengan yang ia temukan di dalam mobil sang suami kemarin malam saat Jaehyun menjemputnya.
Pakaian dinas harian Jaehyun, tidak seperti ini aromanya.
Jennie memasukkannya ke dalam bak berisi deterjen cair untuk memudahkan ia mengucek noda di bagian kerah lehernya. Sejenak Jennie sandarkan tubuhnya pada dinding di sebelah mesin cuci yang masih beroperasi. Kepalanya memutar serangkaian penat yang ia lalui.
Mulai dari sulitnya mencari tanda tangan konsulen syarafnya saat ini, lelahnya setiap shift yang ia lalui, hingga permasalahan rumah tangga yang masih ia terka akar permasalahannya.
Tak lama rungunya mendengar deru motor sang suami yang memasuki garasi. Jennie dengan sigap menata penampilannya dan menghampiri sang suami yang tengah berjalan di menuju kamar mereka. "Halo, mas. Capek banget keliatannya," sapa Jennie mencoba memulai interaksi.
"Iya. Habis ini aku mau pergi lagi, ya. Ada kerjaan lain yang harus diurus."
Jennie sejenak terkesiap. Panggilan itu, tidak lagi tersemat. Respon cepatnya mengambil alih kesadaran diri Jennie. "Mas ngga makan dulu?" tanyanya sembari mengulurkan tangan.
"Kamu dah masak?"
Jaehyun hanya mengulurkan tangan. Kemudian tangan yang sama ia gunakan untuk melepaskan kaitan kancing yang mungkin terasa mencekik lehernya. Tanpa kecupan, tanpa pelukan.
"Belum. Kalo mas mau, aku siapin sekarang."
"Ngga usah. Aku juga udah buru-buru."
Salahnya yang tak langsung memasak begitu ia sampai di rumah. Salahnya yang tak mengerti kondisi yang sedang terjadi. Salahnya hingga kini Jennie hanya mampu melihat sang suami berlari menuju kamar yang mereka tempati.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASUTRI JEJE
FanfictionHanya kisah tentang Jennie dan Jaehyun yang tidak saling mengenal namun harus menikah. Bukan karena perjodohan, melainkan digrebek pak pol. -Nikah Karena Fitnah-