12 : In My Dream

944 189 120
                                    

!!/\/\!!

































Setelah mencurahkan segenap tenaga, emosi, dan kesabaran yang dimiliki oleh 4 bujang dan 1 suami orang, akhirnya dajjal versi lite dan ya'juj ma'juj travel size alias haechan dan renjun-jaemin udah diangkut sama maknya. Setelah melewati 5 jam penuh cobaan dan tekanan, kelima pria itu bisa bernafas lega. Kelimanya saat ini tengah bersantai di ruang tengah.

Seperti biasa, TV nyala tapi ngga ditonton. Meja depan TV udah penuh sama orderan makanan dan minuman. Habis makan disuruh ngemong bocah ya laper lagi. Mana tu lima orang perutnya dah kek TPA Bantar Gebang lagi. Semua dimakan, semua ditelen.

Sesuai semboyan yang dianut oleh Jaehyun bin Yuno Djunjunan kalau perut kenyang, hati pun senang, dia pun saat ini tengah merebahkan dirinya setelah menghabiskan 3 paket PaNaz 2 sama 2 beef prosperity burger medium. Rebahan di sofa depan TV yang sedang menayangkan berita, AC yang siyup siyup adem sejuk, sama genjrengan asal dari gitar yang dimainkan oleh Mirza dan tak lupa suara lemah lembut milik Juki mengundang ngantuk menghampiri Jaehyun. Mata Jaehyun udah mulai ngriyip ngriyip berat gitu. Tinggal mak ler gitu bahasanya eh malah betis dia digaplok ama Joni.

Tau kan kalian Joni? Badannya? Ototnya? Dan gaploknya kaga main-main. Meskipun ayunannya kek pelan, tapi pake tenaga dalam. Jadi suaranya terdengar pedih.

"Adah, asu!"

"Cangkem nek ra tau dinggo nyebut alif ba' ta' yo ngono iku," komen Joni seolah tak melakukan dosa.

"Lah ngoco, ndes. Bentukanmu sing ra tau moco syahadat mingkem wae," balas Jaehyun sembari menjauhkan kakinya dari jangkauan Joni.

"Yo kan aku nonis pekok!" sahut Joni kemudian menoyor kepala Jaehyun.

"Ya makane aku bener kan?" 

Udah Jae, terlalu dark. 

"Hayah luweh. Ojo turu, ra elok turu bar magrib."

"Ora, ki lho ora. Wes melek meneh, semelet sikilku ndes. Asu og," sungut Jaehyun dengan bibir yang dimanyunkan.

"Nggilani," ucap Enu lirih. Dirinya nampak paling normal diantara yang lain. Sibuk berkutat dengan laptop dipangkuannya dan segelas ais americano di sampingnya. Tangan kanannya menari-nari di atas keypad sesekali berjalan-jalan di atas keyboard. Jari telunjuk dan tengahnya di tangan kiri mengapit sebatang rokok langsing yang dinyalakan ujungnya.

Jaehyun sebenernya denger, tapi males nyautin. Bikin emosi. Mending ngelamun terus overthinking keknya enak dah. Mendukung gitu suasananya.

Karena itu, saat ini dirinya menatap langit-langit rumah itu. Pikirannya melayang. Mengurai kembali kejadian demi kejadian yang berlangsung begitu cepat dan menjungkir balikkan dunianya.

Mulai dari statusnya yang berubah hingga kehidupannya yang sedikit lebih menyenangkan. Maksudnya ngga monoton kaya sebelumnya pas masih lajang. Kepalanya sedikit mendongak. Melihat isian meja yang penuh akan sampah. Matanya menemukan kotak berwarna merah dengan basic warna silver di sana. Sepertinya milik Enu tadi.

"Nu, gue minta sebatang ya?" tanya Jaehyun yang masih memiliki adab ternyata.

"Ambil aja ngapa si? Jijik anjir modelan kek lo ijin segala." Oh ternyata gantian Danu yang tak memiliki adab.

"Salah mulu heran."

Jaehyun duduk sebentar buat nyalain rokok dia. Habis itu balik rebahan sambil kebal kebul. Udah kek kereta api jaman purba bae.

"Nape dah lu? Tumbenan," komentar Joni melihat sang sohib ngudud. Mirza sama Juki masih asik gegalauan. Pake lagu top-topan yang dukung aksi galau Mirza tentunya.

PASUTRI JEJETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang