28 : Anak

912 136 107
                                    













"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam," jawab Jaehyun lantas mengalihkan pandangannya dari TV yang menampilkan seorang laki-laki tengah berlari dari kejaran zombie.

"Eh, halo sayang," ucapnya kala menemukan presensi sang istri yang nampak kelelahan sedang berjalan mendekat.

Mengulurkan tangan dan disambut baik oleh sang suami. Diciumnya tangan sang kepala rumah tangga dan dikecupnya pipi yang akan menampakkan lubang kala tersenyum. Pesona seorang Djun Jaehyun.

"Halo, mas."

Mendengar suara lirih sang istri, Jaehyun berniat memberikan dekapan hangat untuk berbagi lelah. Namun tangan kecil Jennie menghalau. "Jangan, mas. Habis dari rumah sakit ih, belum mandi."

"Yaudah, mandi dulu aja. Pelan-pelan yaa buka pintunya," peringat Jaehyun dan diangguki oleh Jennie.

"Itu anaknya kok ditidurin di situ mas? Pindahin ke kamar ah," ujar Jennie yang mendapatkan balasan "Iyaaa, sayang. Sebentar, bentar lagi kelar ini."

Jennie mendengus tapi tetap melangkahkan kaki menyusuri anak tangga. Membawa langkahnya ke pintu yang menghubungkannya dengan kamar pribadi sang pasutri. Dibukanya pelan-pelan dan melongokkan kepalanya ke dalam. Terlihat presensi bocah kecil berusia 18 bulan tidur lelap di antara dua guling yang menghimpit sisi kanan dan kirinya. 

Jennie tersenyum. Langkahnya yang pelan ia bawa kembali ke dalam kamar mandi. Membasuh tubuhnya sebersih mungkin dan mengenakan dress tidur satin berwarna krem. Ketika dirinya keluar dari sana, ia melihat sang suami menggendong bocah lain dengan ukuran yang sedikit lebih besar dari sang adik. 

"Muat nggak?" tanya sang istri. 

"Pindah aja ke kamar sebelah apa ya, yang?" balas sang suami menyuarakan idenya.

"Siapa?" 

"Ini bocah-bocah."

"Enak aja. Ntar kalo pada jatoh gimana?" 

"Yaudah tidurin di lantai aja biar ngga jatoh."

Jawaban nyeleneh suaminya tentu mendapatkan cubitan hangat dari sang istri. Pria berbalut atasan piyama berwarna putih keluaran Prada itupun terkekeh kecil. Membalikkan tubuhnya setelah selesai mengatur bantal dan guling untuk mengamankan dua anak kecil yang tengah tertidur pulas itu. 

Dipeluknya tubuh mungil sang istri dalam dekapan besarnya. Merengkuhnya dengan penuh rasa cinta yang menyelimuti ruangan. Pelukan besar itu dibalas pelukan kecil dari wanita dengan harum tubuh khas ice menthol dan citrus dari sabun yang ia kenakan. 

"How's your day?" tanya sang suami.

"Hectic as usual. Kalo mas gimana?"

"Tied up."

Jennie tertawa."Karena anak-anak ya?" 

Jaehyun hanya tersenyum dan menyusupkan wajahnya ke ceruk leher sang istri. Memberikan kecupan kecil dan dibalas elusan di di rambut tebal miliknya. 

"You'll be a great daddy."

"Anak-anak kita ngga bakal kaya mereka."

Jennie tertawa. Dicubitnya kembali pinggang keras milik suaminya. "Ngga boleh ngomong kaya gitu ah. Namanya juga masih anak-anak. Ibu juga cerita kalo mas dulu pas kecil mirip kaya Echan ya," tegurnya dan berusaha mengingatkan kembali sang suami akan kelakuannya di jaman orde baru. 

"Ya bikinnya nanti yang bener. Biar mukanya aja mirip kaya aku."

"Dih, kok mukanya mirip sama mas. Aku dapet bagian apa dong? Yang ngandung 9 bulan loh."

PASUTRI JEJETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang