PJJ : Pasutri Jamal-Jennie awokawok
"Mas Jaehyun punya rencana buat ceraiin aku ya?"
"Ha? Kok kamu mikir gitu?!" kaget Jaehyun terkejut terheran-heran. Istrinya ini inisiatifnya kencang sekali nampaknya. Sangat antusias dengan hal-hal yang membuat jantungnya tidak bisa berdetak dengan nyaman.
"Ya itu. Mas Jae nolak buat tidur sekamar, seranjang. Kalau emang ngga berniat buat ceraiin aku nantinya terus kenapa?" tanya Jennie dengan raut wajah yang cukup sedih.
Jaehyun bimbang. Di satu sisi dia sengaja untuk tidak tidur satu kamar dan satu ranjang dengan sang istri karena mempertimbangkan kenyamanan Jennie dan kenyenyakan tidurnya sendiri. Jaehyun, takut ada yang 'terbangun' diantara mereka. Jaehyun ngga mau kalau kalian udah disuguhkan hal yang 'enak' di awal kaya gini.
"Ya, mas ngga mau aja kalau kamu ngga nyaman misal kita tidur bareng," jawab Jaehyun mencoba menyakinkan istrinya.
"Ya kan cuma tidur aja ngga lebih."
Nyawa Jaehyun ilang. Terbang, melayang tinggi ke angkasa. Menatap Jennie dengan tatapan terluka. Perih banget rasanya kek kulit deket kuku ngga sengaja ketarik.
Jennie yang merasa salah dalam ucapan dan perkataan, merasa tak enak hati dengan sang suami. Mendekati Jaehyun dan mengelus lengan berotot itu dengan lembut. "Ehmm, maaf ya mas. Tapi mas Jae emang pengen sekarang ya?" tanya Jennie dengan malu-malu. Dirinya bahkan sudah memainkan ujung piyama tidurnya dan pandangan yang ditundukkan.
Please deh, kalian itu kalo ngomong duduk dulu kenapa si? Pegel saya bayanginnya kalian dari tadi ngomong sambil berdiri di sebelah ranjang. Duduk sana!!!
Merasa perlu berbicara lebih lanjut, inner Jaehyun mengajak Jennie untuk duduk bersanding di tepi ranjang. Belum sampe di pelaminan udah di ranjang aja tu anak dua. Jangan ditiru, kalo ngga mau kenyang 9 bulan sebelum waktunya.
"Jen, denger ya. Ngga ada niatan sama sekali mas mau pisah sama kamu. Mas dapet kamu, meskipun di jalur yang cukup ekstrim, tapi mas bersyukur. Mas dapet istri yang baik dan nyaris sempurna kaya kamu. Jadi, jangan berpikiran kaya gitu ya. Yaudah, kita tidur di sini. Kamu kalo tidur lampunya dimatiin apa engga?" tanya Jaehyun sembari membaringkan tubuh sang istri.
Jaehyun lantas beranjak dari ranjangnya yang empuk nan adem. Sepreinya masih halus dan wangi sehabis di laundry. Membuat Jennie senang sekali menggosok-gosokkan kakinya membelai permukaan seprei mencari kenyamanan. Mengunci pintu depan rumahnya dan mematikan lampu rumah. Kembali masuk ke kamar dan menemukan presensi sang istri yang sudah sangat siap. Siap tidur maksudnya.
"Aku kalo tidur lampunya dimatiin hehe," cengir Jennie. Cengar cengir kek yang baca.
Tersenyum lembut saat mengetahui betapa menggemaskannya sang istri, Jaehyun berjalan mematikan lampu kamarnya. Gelap. Padahal Jaehyun ngga merem.
Karena gelap dan tak terlihat apapun, Jaehyun berjalan dengan perlahan dan menyalakan lampu tidur di dekat ranjang mereka berdua. "Ini dinyalain gapapa kan? Gelap banget soalnya, kalau mau tidur baru dimatiin hehe."Jaehyun juga ikut nyengir.
Kalian masih nyengir ngga?
Menyandarkan kepalanya pada headboard di ranjang, menutup setengah tubuhnya dengan selimut, dan menatap sang istri yang tidur menyamping menghadapnya. Mengelus surai panjang nan halus itu dengan sayang, membuat Jennie kembali menyengir dan memeluk gulingnya erat. Saat ini masih meluk guling dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASUTRI JEJE
FanfictionHanya kisah tentang Jennie dan Jaehyun yang tidak saling mengenal namun harus menikah. Bukan karena perjodohan, melainkan digrebek pak pol. -Nikah Karena Fitnah-