Jake berjalan mengendap-endap, merapat pada dinding mansion juga pilar-pilar besar.
Ia berusaha menyembunyikan tubuhnya agar tak terlihat oleh para bodyguard yang berjaga.
Kakinya menapaki lantai marmer marble, ia sengaja tak memakai sepatu atau sendal, kakinya hanya dibaluti kaus kaki berwarna kuning, supaya ketika melangkah tak menimbulkan bunyi.Ia berjongkok dibelakang sofa, lebih tepatnya bersembunyi kala melihat 2 bodyguard berbadan besar melewatinya.
Helaan nafas lega terhembus dibelah bibir Jake.
Ia menyandarkan punggungnya sebentar dengan Kelopak mata terpejam.
Setelah merasa lega, ia membuka pejaman kelopak matanya dan saat itu juga manik bulatnya melebar kala mendapati Taehyung berdiri didepannya dengan tangan bersidekap dan jangan lupakan tatapan tajam yang menusuk."berniat kabur, hmm?"
Jake menelan salivanya susah payah, lantas memilih berdiri walau tubuhnya merasa gemetar.
Bukankah sudah Jake bilang, kalau diantara penghuni mansion ini Taehyunglah yang paling menyeramkan menurutnya."ha-haus.. Ma-mau ambil mi-minum, ta-tapi takut be-bertemu o-orang o-orang itu." ujar Jake memberi alasan seraya menunjuk bodyguard tak bersalah untuk meyakinkan Taehyung.
Taehyung menaikkan sebelah alisnya, lantas bergerak maju yang mana gerakannya juga membuat tubuh Jake bergerak mundur.
Tangan kanan Taehyung menahan bahu Jake, lalu dengan mudahnya mengangkat tubuh Jake kedalam gendongan koalanya.Jake yang Kaget digendong tiba-tiba lantas mengeluarkan suara kekesalannya tanpa sadar.
"TURUNIN GUE BAZEENG!"
tersadar akan suaranya sendiri, Jake membekap mulutnu kemudian mendongakkan kepalanya menilik raut wajah Taehyung.
Dan saat itu Juga ia menyesal, pasalnya tatapan tajam Taehyung semakin tajam.
Bahkan Jake bisa mendengar suara gemeletuk gigi beradu, rahang tegas yang mengeras hingga urat-urat dilehernya menyembul.Taehyung melangkahkan kakinya kearah dapur, menaruh tubuh Jake kemeja pantry, lalu mencengkram kuat rahang Jake, hingga ringisan kesakitan lolos dari mulut Jake.
"Berani mengumpat didepanku, Lee Jaeyun." seru Taehyung dengan suara rendah dan geraman marah diakhir ucapannya.
"shim Jaeyun bukan Lee Jaeyun." ralat Jake seakan lupa berhadapan dengan siapa.
Taehyung semakin murka, ia semakin kuat mencengkram rahang Jake.
Membuat Jake berteriak kesakitan dan memukul-mukul lengan Taehyung untuk dilepaskan."psychopath gila!" batin Jake.
Taehyung melepas cengkramannya begitu mendengar isak tangis Jake.
Sumpah demi apapun cengkraman Taehyung benar-benar sakit, seakan rahangnya remuk redam dalam cengkraman itu."ini terakhir kalinya kudengar kau mengumpat dan berbicara tak sopan, Jaeyun.
Kalau kudengar lagi, akan kupotong lidahmu itu supaya kau tak lagi bisa berbicara."Tak mau menambah masalah, Jake hanya bisa menganggukkan kepalanya patuh.
Walau ia tidak yakin, mengingat penghuni mansion ini terus saja membuatnya ingin mengumpat."good boy.
Jadilah anak penurut." ujar Taehyung diakhiri dengan kecupan dipelipis Jake, yang tentu saja membuat Jake melotot tak percaya.