Part 11

17.5K 1.3K 241
                                    

Jake benar-benar mendiamkan seluruh penghuni mansion, ia hanya akan merespon dengan anggukan dan gelengan, bahkan jika salah satu dari mereka membentak Jake karna terlampaui kesal, Jake hanya akan mengatakan beberapa kata saja.
Bahkan ketika Taki ikut menjenguk dan ditinggal disatu ruang yang sama, hanya berdua saja.
Taki akan terang-terangan menyindir tingkah Jake yang kekanakkan, dan respon Jake-pun hanya diam saja.

"cemburu kamu itu ngga masuk akal, childish.
Padahal umur kamu lebih tua, tapi sifat kamu lebih bocah dibanding aku."

Jake hanya diam tak menanggapi, sudah terlalu sering Taki mengatakan itu dan Jake sampai hapal.
Diamnya Jake juga bukan hanya sekedar diam, namun otaknya lebih memikirkan sikapnya yang memang benar seperti yang dikatakan Taki, kalau ia benar-benar kekanak-kanakkan.
Namun untuk cemburu, ia terus menyangkalnya.
Ia merasa tak cemburu, benar-benar tak cemburu, mana sudi cemburu pada bocah kecil menyebalkan macam Taki.
Ia hanya kesal dan ia meyakini kalau perasaan yang dirasanya malam itu hanya rasa kesal, sampai ia bertindak impulsif dengan cara kabur.

"makan dulu ya sayang."

Kepala jake menoleh, kemudian ia beranjak duduk membiarkan Suzy menyuapi-nya.

"nanti kalau Jeyun udah boleh keluar Rumah sakit, Mommy janji beliin banyak ice cream sama yupi kesukaan Jeyun deh." ujar Suzy mengiming-imingi makanan kesukaan Jake, supaya Jake bersemangat untuk cepat pulih.

Namun Jake hanya mengangguk singkat, sibuk memainkan jari-jari tangannya,  sedang bibirnya terbuka hanya untuk menerima suapan Suzy.

Suzy meletakan mangkuk bubur-nya diatas meja nakas, bergerak duduk disisi brankar Jake lantas meraih kedua tangan Jake kedalam genggamannya.

"Jeyun sayang, coba lihat Mommy."

Jake mendongakkan kepalanya, menatap Suzy yang mengulas senyum begitu teduh khas seorang ibu.

"mau cerita sama Mommy, Jeyun kenapa?"

Jake menggigit bibir bawahnya, kembali menundukkan kepalanya dengan gelengan lemah.

"Jeyun ngga apa-apa." balasnya.

Suzy menghela nafasnya, tangan kanannya bergerak mengusap pipi Jake.

"Mommy.." panggil Jake memecah keheningan.

"iya, kenapa?"

"kira-kira.. Daddy mau kasih hukuman apa ke Jeyun?" tanya Jake yang kini sibuk memainkan jari-jemari Suzy, bahkan memutar-mutar cincin dijari manis Suzy.

"kenapa tanya itu?"

"biar Jeyun ada persiapan nanti." balasnya dengan seulas senyum getir.

Suzy menangkap senyum getir Jake, ia lantas mencubit pelan dagu Jake, mengangkatnya perlahan untuk menatap manik bulatnya yang berkaca-kaca.

"mau Mommy peluk?"

Jaeyun'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang