45. Pertanyaan Samuel?

744 49 0
                                    

45

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

45. Pertanyaan Samuel?

“KELUAR LO FIE!” Teriakan Cinta yang bercampur emosi itu benar-benar membuat semua tatap mata anak-anak kelas 10 IPA 2 terarah kepadanya.

“JANGAN PADA BENGONG AJA BEGO! DIMANA TEMAN KALIAN ITU HAH?!” Cinta menggebrak pintu kelas dan berhasil membuat mereka semua mengedip.

Emosi Cinta semakin tidak terkontrol, tidak ada yang menjawab sama sekali melainkan mereka semua hanya berbisik-bisik, namun Cinta tidak peduli jika mereka membicarakannya, yang Cinta ingin hanya keberadaan Fie!

“Masalah Fie bisa belakangan Cin. Sekarang kita minta izin dulu ke Guru piket buat temenin Azka di rumah sakit.” Bisik Clara takut-takut.

Jujur saja Clara juga takut jika Cinta seperti ini, jarang sekali Cinta marah sehebat ini, apalagi mengetahui keadaan Sea yang di bawa ke rumah sakit oleh Azka beberapa menit yang lalu.

Dan pada akhirnya Clara juga harus ikut dengan Cinta ke kelas Sea, karena emosinya yang tidak terkontrol membuat Cinta tanpa pikir panjang memutuskan melabrak Fie. Bagaimana pun Clara tidak bisa membiarkan Cinta larut dalam emosinya sendiri.

“Ada apaaan si rame-rame?”

Cinta dan Clara lantas membalikkan badan mendengar suara itu. Seorang cewek tengah menjentikkan kukunya yang di kutek itu bersama ketiga temannya itu menatap pura-pura bingung kepada Cinta dan Clara.

Cinta tersenyum miring. Pas sekali orang yang ia cari ada di depannya.

“Ekspresi wajah lo semua bikin gue jijik cewek cabe!” Desis Cinta mendorong Fie dengan emosi yang tidak bisa di tahan lagi.

“Lo apa-apaan si! Marah nggak jelas main dorong-dorong aja!” Salah satu teman Fie itu membalas mendorong Cinta.

Cinta hanya mundur beberapa langkah, dan ia tidak memperdulikan teman Fie, kini kedua mata Cinta hanya menatap Fie dengan datar, bahkan dengan bodohnya Fie bertingkah seperti orang yang tidak tahu apa-apa. Bagaimana tidak geram?

Cinta mendekati Fie, bahkan dengan tampang tidak berdosanya itu Fie meringis, seperti dilukai dengan sangat parah saja oleh dirinya, padahal ia cuman mendorong, tapi alaynya sangat di luar ekspetasi, jelas melihat itu membuat Cinta ingin berdecih berkali-kali dihadapan Fie.

“MAKSUD LO APA HAH BUAT SEA SAMPAI KAYA GITU?” Seragam yang kancingnya terbuka dua itu Cinta cengkram.

“LO KELAINAN JIWA HAH? LO ITU MANUSIA ATAU IBLIS FIE YANG TERHORMAT?” Cinta berteriak tepat di depan wajah Fie. “BENAR ‘KAN CEWEK INI SI FIE YANG TERHORMAT TEMAN KALIAN?!” Bibir Cinta tersungging miring menunjuk Fie kehadapan semua antek-anteknya Fie. "CIH!" Decih Cinta semakin benci dengan orang-orang di depannya.

“LEPAS!” Delik Fie menghempas kasar tangan Cinta bagaikan seperti kuman di seragamnya.

“Si cewek lemah itu ngadu heh?” Seringai Fie sembari terus merapihkan seragamnya yang kusut karena ulah Cinta.

AZKASEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang