REAGAN'S. Gang and Bully Series 1.
Menjadi pacar rahasia seorang ketua geng Reagan's?
Alsea Jonnelle Delia, Sea hanya seorang gadis dari panti asuhan yang berhasil masuk ke sekolah favorit seperti SMA Arles. Fakta yang membuat Sea terkejut bahkan t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
26. Kejanggalan
Tongkat baseball itu jatuh tepat di atas rumput yang berada di taman belakang. Setelah sang pemiliknya melempar tongkat baseball itu dari luar pagar taman belakang rumah mereka.
Dari perbuatannya itu menimbulkan suara yang sangat kecil, selain sengaja, mereka juga benar-benar sangat hati-hati ketika menaiki pagar yang menjulang tinggi itu, untuk menghindar dari beberapa orang yang aktif berjalan di sekitaran rumah mereka.
"Gimana? Lo udah cari tau belum Sen, tentang sekolah baru yang Papah pilih buat kita bertiga?"
Cowok bernama Arsen itu mendesis masih dengan aksinya yang masih menaiki pagar. Bukan perihal sulit menaiki pagar tersebut. Arsen mendesis karena kesal mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Kakaknya.
Sakya, cowok bertubuh jangkung itu menggaruk tengkuknya disertai kekehan yang membuat Arsen ingin melayangkan bogeman mentah di tempat detik ini juga.
Sakya mengulur sebelah tangannya kehadapan Arsen, lantas Arsen segera menerimanya hingga tubuhnya pun langsung terjun bebas di atas rumput taman belakang rumah mereka.
"Kemarin malam gue sampai rela buang uang dua juta cuman buat nyogok bodyguard yang dekat sama Papah."
"Pak Zeo lo sogok?" Arsen menggelengkan kepala dengan nama yang Galen sebutkan barusan.
"Lo ini ada-ada aja Gal. Mustahil banget gue lakuin ini ke Pak Zeo. Pak Zeo mana mungkin mau di sogok kaya gitu."
"Terus, siapa?" tanya Sakya yang benar-benar sangat menanti jawaban dari pertanyaannya tadi.
"Pokoknya ada deh, itu mah urusan gue, dan sekolah baru yang Papah pilih itu SMA Arles."
"SMA Arles? Bukannya sekolah itu punya Kakaknya Azka?" Arsen mengangguk sebagai balasan dari pertanyaan Sakya itu.
Bibir Galen terlengkung tipis. "Sangat tepat bukan? Kita makin dekat sama apa yang udah kita rencanain."
***
"WOY AZKA!" Teguran keras dari Samuel itu berhasil menyentak Azka dalam lamunanya.
Sebelah alis Azka terangkat, memandang bingung dengan kehadiran ketiga temannya yang begitu kompak memandang bingung kepadanya juga.
"Kenapa?"
"Lo nyanyi, tapi permainan gitar lo nggak sesuai nada Azka." Kevon menghela napas.
Azka menunduk, jarinya masih menari di atas senar gitar dan seketika tangannya pun berhenti memainkan senar gitar yang menghasilkan nada yang tidak sesuai dengan lagu yang mereka nyanyikan.