42. Siapa Mereka?

662 51 1
                                    

42

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

42. Siapa Mereka?

Langkah kakinya terhenti tepat di belokan koridor kelasnya. Seseorang yang tengah ia cari saat ini berada satu gedung dengannya. Bunga tersenyum miring dan melangkahkan kedua kakinya dengan ekspresi yang tidak bisa di nilai.

“Gue nggak bakal biarin lo tersenyum di atas penderitaan gue Leta. Nikmatin semua informasi yang lo dapat tentang Azka, tanpa gue.”

“Ikut gue lo!” Bunga menarik tangan Leta hingga membuat Leta tersentak di buatnya, namun setelahnya Leta langsung menghempaskan tangan Bunga dengan kasar.

“Lo itu nggak tahu diri penghianat!” cerca Bunga.

“Kalo punya masalah pribadi, jangan bawa-bawa gue. Apalagi jadiin gue bahan pelampiasan kemarahan lo itu. Emang lo kira gue nggak tahu kalo lo lagi punya masalah?”

“Gimana? Menderita banget ‘kan lo?” Bisik Leta tersenyum sinis namun terdengar menyenangkan. Ya, sangat menyenangkan sekali membuat Bunga menderita setelah Sea.

“Mana? Katanya lo mau bongkar rahasia gue dan Draxe? Nyali lo udah menciut duluan?”

“Oh, lo nunggu?” Leta tertawa, perkataan Bunga seperti sebuah lelucon, atau … Ketakutan?

“Di tunggu aja, gue lagi siapin semua itu sama Ehren.”

“Ehren?” Bunga terkekeh. Menegaskan jika ia tidak takut sama sekali.

“Lo cemen ya, cuman ngebongkar rahasia gini perlu bantuan si Ehren.”

“Shutt …” Jari telunjuk Leta mendorong bibir Bunga. “Lo yakin dan rela, kalo rahasia Draxe gue bongkar?”

“Nyali lo menciut, heh?” Bunga tertawa lucu.

“Lo cuman harus penuhi satu syarat dari gue, kalo rahasia Draxe nggak mau terbongkar sedikit pun.”

“Gue nggak bakal sudi penuhi syarat dari lo! Walaupun itu cuman satu syarat!”

“Lo yakin nggak mau penuhi satu syarat gampang dari gue? Lo yakin gelar lo sebagai ketua Draxe Queen bakal tetap utuh? Satu syarat dari gue gampang ko. Lo cuman perlu lepasin Azka. Udah, itu aja.”

“Azka ya? Nggak ada yang lain?” Alis sebelah Bunga terangkat. Mana mungkin ia mau melepaskan Azka. Ingat! Azka hanya miliknya!

“Ingat!” Bunga menempatkan jari telunjuknya pada dahi Leta. “Gue nggak mau dan nggak sudi penuhi syarat dari lo. Azka cuman punya gue!” Bunga menggertakkan giginya sembari mendorong Leta agar menjauh dari hadapannya.

AZKASEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang