12. Markas Reagan's

2K 211 3
                                    

12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12. Markas Reagan's

"Eh Vel!! Ko Azka lama ya?"

"Lo bisa diam nggak Ivander?!" Desis Marvel kesal.

Sudah berapa kali cowok pemilik tatapan tajam yang sudah menjadi ciri khasnya itu terus merentet Marvel dengan pertanyaannya.

"Mohon tenang bapak-bapak! Jangan pada ngegas mulu!!" Samuel merentangkan kedua tangannya di depan dada Marvel dan juga Ivander yang kebetulan sekali keduanya duduk di sebelahnya.

"Bapak-bapak, kepala lo somplak!" cerca Ivander tidak terima, namun hanya di balas cengiran oleh Samuel.

"Woy duo curut! Daripada lo berdua ribut mulu, mending bantuin gue sama Kenzo obatin lukanya Savero dah!" teriak Fauzan yang sedari tadi sudah sangat jengah melihat tontonan yang tidak berfaedah di depannya itu.

"Lo berdua aja deh." Acuh Marvel.

"Awas aja kalo lo babak belur nanti! Kita-kita nggak bakal bantu obatin luka lo!" Ancaman Kenzo itu benar-benar bagaikan sihir untuk sesaat.

Lihatlah, Marvel langsung berlari secepatnya ke arah meja bar markas, di mana Fauzan dan Kenzo tengah mengobati Savero.

"Takut banget si lo Vel!" Cibir Ivander ketika melihat Marvel yang berlari terbirit-birit. "Ancaman si Kenzo lo anggap serius," lanjutnya.

"Nggak apa-apa lah! Pahala bro bantu orang!" sahut Marvel yang masih bisa mendengar dengan jelas cibiran Ivander padanya.

"Azka baru aja sampai." Ucapan dari seorang cowok berambut blonde itu berhasil menyita kegaduhan dan juga tatap mata semua anggota Reagan's maupun ØRN.

Cowok berambut blonde––Reyhan, entah apa yang dilakukan cowok itu di lantai atas markas hingga membuatnya tidak kunjung turun juga sedari tadi.

"Udah woy, gue udah mendingan." Savero menjauhkan tangan ketiga temannya sedikit memaksa. Jika tidak seperti itu, mereka akan tetap anteng saja membersihkan luka lebam di wajahnya.

Pintu markas Reagan's terbuka, menampilkan Azka dengan raut wajah yang terlihat sangat serius. Awalnya anggota Reagan's dan ØRN hanya fokus saja pada raut wajah Azka yang serius. Tapi luka di sudut bibir Azka membuat mereka teralihkan.

"Itu bibir lo kenapa Azka?" tanya Kevon heran.

"Nggak penting," jawab Azka cuek. "Apa yang mau kalian bicarain?"

Mereka semua berdecak kesal ketika mendengar jawaban Azka. Apa susahnya coba menceritakan tentang luka di bibirnya itu?

"Lo semua ikut gue ke halaman belakang, termasuk lo Azka."

AZKASEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang