36. Lo Lucu

809 50 0
                                    

36

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

36. Lo Lucu

“Eits! Ngapain bawa-bawa Kakak Sea?”

“Kakak Sea di tim Eij dong! Wlee! Paman Abian cuman sendiri! Eij, ada Kakak Sea dong. Eij yang bakal menang!”

Abian segera mengambil alih bola yang hendak di tendang kembali oleh Eij yang masih berseru kegirangan.

“Eij curang! Eij udah melanggar kesepakatan Paman dan Eij, ‘kan cuman main berdua, nggak bisa tambah anggota dong.”

“Tapi Paman Abian mainnya licik! Eij kalah terus!”

“Bukan licik, tapi Paman emang jago, Eij.”

Azka yang duduk di bangku dekat lapangan bola samping rumah menghela napas kasar, niatnya ingin berdua dengan Sea malah harus teralihkan.

“Sea, udah ke Azka lagi aja.” Titah Abian. Tetapi Eij malah memeluk kaki Sea dengan sangat erat, pertanda anak kecil itu tidak mau Sea pergi.

“Eij, jangan peluk Kakak Sea kaya gitu, nanti ada singa jantan ngamuk, lho …”

“Eij nggak takut tuh!” balas Eij tidak peduli. Azka terkekeh di tempat mendengar ucapan Eij yang polos.

Keponakannya itu mana tahu siapa yang dimaksud ‘singa jantan’ oleh Abian.

“Nanti Eij bisa di terkam loh sama singa jantannya,” ucap Abian lagi yang tidak puas menakut-nakuti Eij.

“Eij nggak takut! Eij anak berani!” Tekan Eij semakin memeluk erat kaki Sea.

“Eij.” Wanita bersurai hitam pekat dengan dress abu di bawah selutut yang entah kapan sudah berada di dekat lapangan itu mulai menegur Eij.

“Tapi, mommy …” Eij merengek ketika mendapati tatapan peringatan dari Mommy-nya.

“Biarin Kakaknya suruh duduk.” Mommy Eij menatap putranya itu, lalu menatap Sea dan tersenyum.

Saras—mommy Eij—menghampiri putra satu-satunya yang super aktif dan sedikit keras kepala itu. “Kakaknya baru datang lho. Lagi pula, Kakaknya ‘kan mau jenguk Paman Azka. Jangan di ganggu, hmm.”

“Yaudah.” Eij menunduk sedih

“Eij.” Eij tidak mengindahkan panggilan dari mommy-nya.

Sea tersenyum, kembali menyamakan tinggi tubuhnya dengan Eij. “Eij, gimana setelah Kak Sea selesai ngobrol sama Paman Azka, nanti kita berdua langsung main, mau?”

AZKASEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang