• extra chapter [ATL] •

0 0 0
                                    

Playing Now

Isak Danielson | Hold My Hand

⏪⏸⏩

Tita menutup mulutnya tak percaya, kakinya terasa lemas walau untuk melangkah mundur satu jengkal. Air matanya mengalir membasahi pipi, gadis itu berusaha menutup penglihatannya dengan telapak tangan.

Seolah tuhan tak mengijinkan, Tita masih bisa melihat walau berusaha menutupi matanya dengan telapak tangan, tangannya berubah transparan.

Teriakan pilu, jeritan kesakitan, lirihan permintaan tolong, lolongan kesakitan, suara-suara benda yang saling berbentur memenuhi indra pendengarannya yang terasa menajam seiring bertambahnya detik ke menit.

"Siapapun tolong aku.. Aku tidak mau di siksa.."

"Mama! Papa! Maafin aku yang suka bentak kalian.."

"Aku tidak akan berjudi lagi, hidupkan aku kembali dan aku akan tobat..."

"Ahhkkk! Panas!!!"

Tita terisak kuat, gadis itu menjambak rambutnya seraya berteriak, meminta tolong pada siapapun yang mendengarnya, untuk membawanya pergi dari neraka ini.

"Astarothh!!! Tolong aku! Disini menyeramkan.. Hikksss.. Astarothhh.." Tita menatap sekelilingnya, begitu banyak wanita dengan kaki tergantung dan kepala di bawah, kepala mereka terbenam dalam panasnya lahar neraka yang mendidih dan meletup-letup.

Tita menelan ludah, nafasnya tersendat-sendat, bibirnya bergetar dengan isak tangis yang menyertai.

"Titania..."

"Titania..."

Suara lirihan dari belakang, membuat Tita dengan susah payah membalikkan tubuhnya yang terasa seperti jelly, lemas.

Air matanya semakin banyak menetes ketika matanya menatap sosok Astaroth yang berdiri di depannya dengan tangan terulur padanya, meminta pegangan.

Tita menatap sosok Astaroth di hadapannya, separuh tubuhnya di lalap api, mata kanannya begitu banyak mengeluarkan darah, bibirnya robek hingga telinga.

Walau terlihat menyeramkan, tapi dimata Tita, Astaroth masih menjadi sosok laki-laki tampan dengan wajah datar dan tatapan tajamnya.

Tita mengulurkan tangannya, meraih tangan Astaroth yang terlalap api, anehnya api itu tidak merayap ke tubuhnya, seakan api itu memang hanya di pertuntukkan untuk Astaroth.

Astaroth tersenyum lebar. "You can hold my hand." Tuturnya dengan lembut, suara serak dan basnya membawa kabur ketakutan Tita dalam sekejap, gadis itu membalas senyum Astaroth dengan tak kalah manisnya.

Kaki Tita bergerak melangkah mendekati Astaroth, namun pergerakannya terhenti ketika dengan sekejap tubuh Astaroth berubah menjadi abu, dan sebagian abu itu tergenggam erat dalam kepalan tangan Tita.

Mata Tita berkaca-kaca, tubuhnya luruh begitu saja. "Astarothh!!!" Teriaknya dengan tangisan pilu, Tita menangis kencang sambil mendekap abu Astaroth di dadanya.

...

Astaroth mendekap tubuh Tita yang panas dengan erat, melihat Tita menggeliat gelisah dalam pelukannya, apalagi dengan air mata yang tak berhenti mengalir benar-benar membuat Astaroth khawatir.

"Astarothh..."

Astaroth menunduk menatap Tita ketika gadis itu memanggil namanya dengan begitu lirih, Astaroth makin dibuat khawatir saja. Sebenarnya ada apa dengan Titania? Apa yang membuatnya seperti ini? Titania bukan gadis yang mudah menangis.

Missing You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang