Playing Now
Zara Larsson | Uncover⏪⏸⏩
"Patricia!" Arini mengetuk pintu kamar ber-cat merah tua sambil memanggil penghuni kamar. Tak lama kemudia pintu itu terbuka, menampakkan seorang gadis dengan kaos biru yang terlihat kebesaran ditubuh mungilnya, dilengkapi dengan hotpants yang tenggelam oleh kaosnya yang panjang setengah paha, rambutnya dicepol asal.
Patricia tersenyum dan menutup pintu kamarnya pelan. "Maaf Oma, aku telat makan malam karena ada banyak tugas yang harus aku kerjakan." Patricia tersenyum meringis, Arini menggeleng pelan dan tak bicara apapun. Wanita itu membawa Patricia ke ruang makan dan mengambilkan nasi berserta lauk pauknya.
"Lain kali jangan seperti ini lagi, kamu udah kelas sembilan. Akan ada banyak ujian yang harus kamu hadapi, Oma tidak mau kamu kenapa-napa." Peringat Arini dan menoleh sekilas ke belakang, dimana Patricia berjalan.
Tangannya saling menggenggam erat, Patricia tak mau Arini kesal. Tapi tak bisa dipungkiri jika tugasnya begitu banyak, karena dua hari yang lalu dia sakit dan akhirnya ijin untuk tidak masuk sekolah.
Dan baru saja hari ini dia masuk, teman sebangkunya-Lela memberi tahu jika banyak tugas yang harus dia kerjakan. Sejak masuk ke SMP Jayawangsa, Patricia tak pernah menemukan gadis sebaik Lela, semua teman-teman sebayanya terkesan menjauhinya dan tak mau berteman dengannya.
Kecuali para laki-laki, mereka mendekat hanya untuk menganggunya, membuat Patricia risih, tapi Patricia tak bisa berbuat apapun.
"Patricia."
Patricia terkesiap dan mendongak, menatap Arini yang menatapnya khawatir, Patricia tersenyum hangat dan menggeleng pelan. "Patricia ngga papa Oma, hanya sedikit lelah karena tugas sekolah yang menumpuk. Oma kan tahu dua hari lalu Patricia sakit, jadi banyak tugas yang harus Patricia kerjakan." Ucap Patricia, tangannya mengambil piring berisi nasi dan lauknya dari tangan Arini.
Patricia mengangkat piring itu di depan wajahnya. "Makasih Oma, jika Oma lelah istirahat saja, Patricia ngga papa kok makan sendiri." Patricia menatap Arini dengan senyum hangat, saat Arini ingin membantah kata-katanya, Patrcia menggeleng pelan.
"Aku tahu Oma capek, Oma istitirahat aja, Patricia ngga papa kok."
Arini menghela nafas dan mengangguk, Patricia memang tak pernah berubah, keras kepala. Wanita itu pamit ke kamarnya setelah mengusap sayang rambut Patricia. Patricia menatap punggung Arini yang berlalu dengan senyuman.
"Terimakasih buat semuanya Oma, Opa." Gumamnya lirih, Patricia menunduk menatap sepiring nasi dan lauknya, gadis itu makan dalam diam ditemani dengan heningnya ruang makan.
...
"Dah Opa!"
Patricia mengembangkan senyumannya, melambai pada mobil Razel yang mulai menjauh. Setelahnya Patricia berbalik, raut penuh senyumnya berubah datar.
Dengan santai Patricia berjalan masuk, tak peduli dengan tatapan orang-orang padanya, genggaman tangannya pada tali mengerat saat langkahnya di hadang oleh anak kelas sebelah.
Ini lah yang Patricia tak suka, untung saja Asrael tak mengetahui hal ini, jika saja kekasih-ehem! Maksudnya laki-laki itu tahu, akan terjadi hal yang tak terduga saat itu juga.
"Dasar sombong!"
Patricia menatap ke atas, kenal pun tidak tapi gadis ini dengan berani mengatainya sombong? Apa gadis ini tidak berkaca? Itulah yang ada dipikirannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing You [End]
Mistero / ThrillerMungkin Tuhan memang menakdirkan hidupnya penuh dengan kesialan, di mulai dari hal-hal yang kecil, sampai hal besar. Contohnya Rival Septian Nugraha yang tak pernah punya teman dan selalu di jauhi di sekolahnya, dan dia tak tahu apa kesalahannya. La...