Vote dulu yuk!
Beberapa menit yang lalu meeting selesai. Dan kini jaehwa berdiri diambang pintu yang ditemani appanya, untuk menyalami satu persatu kolega appanya itu.
Hingga ada salah satu kolega yang membuat jaehwa muak dan enggan untuk menyalaminya. Bagaimana tidak muak? Bahwa kenyataannya lelaki paruh baya itu yang membunuh jeffry.
Dan jaehwa tak habis pikir. Mengapa lelaki itu masih saja menginjakkan kakinya disini? Dan mengapa appanya masih menjalin kerja sama dengannya? Padahal appanya tahu bahwa lelaki itu yang membunuh anaknya.
Tak ingin menemui lelaki paruh baya tadi, jaehwa langsung meninggalkan ruangan meeting dan menghiraukan segala panggilan dari appanya.
Jaehwa memutuskan untuk ke ruangan sehun. Untuk sekedar menenangkan pikirannya sejenak.
Jaehwa mulai menutup matanya. Bayang-bayang kejadian beberapa tahun yang lalu itu berputar di otaknya. Berputar seperti kaset rusak dan terus menerus menghantuinya.
"Hwa?" Panggilan sehun dapat membuat jaehwa tersadar dari bayang-bayang itu.Yang dipaggil hanya menolehkan kepalanya dan enggan untuk berbicara.
"Gwenchana?" Jaehwa hanya berdeham untuk menjawab pertanyaan itu.
"Appa dimana oppa?"
"Di ruangannya. Kenapa?"
Jaehwa menggeleng, "gak papa."Setelah itu, mulai beranjak dari tempat duduknya. Meninggalkan ruangan sehun tanpa berpamitan. Sehun yakin pikiran sepupunya itu sedang kacau. Sangat-sangat kacau. Jadi biarkanlah jaehwa menenangkan dirinya.
"Appa!" Panggilnya saat memasuki ruangan appanya. Yang dipanggil mendongakkan kepalanya.
"Duduk. Appa mau tanda tanganin berkas ini dulu."
"Gak jadi deh. Jaehwa mau pulang aja."
"Bentar kok hwa."
"Enggak. Gak penting kok appa. Udah ya jaehwa pulang?"
"Oke dehh. Mau appa anter?" Jaehwa menggelengkan kepalanya
"Yaudah hati-hati kalo gitu.""Jaehwaaa!" Panggil seseorang dari sebrang yang membuat jaehwa mendongakkan kepalanya.
Menutup mulutnya dengan tangan. Berusaha untuk tidak teriak karena terkejut dengan pemandangan didepannya.
"Tunggu disana. Nanti gua nyebrang kesana."Jaehwa menggelengkan kepalanya, "gua aja yang kesana." Dan orang itu langsung mengacungkan jempolnya.
Traffic light mulai berganti warna menjadi merah. Jaehwa mulai melangkahkan kakinnya untuk menghampiri lelaki yang sekarang ini berada di depannya.
"Kok gak bilang kalo pulang." Ujar jaehwa sambil memeluk lelaki itu.
"Surprise!!"
"Gak lucu banget."
"Hahahaha masa jung sungchan gak lucu?" Jaehwa menggelengkan kepalanya."Loh? Gak lanjut liburan di jeju?" Lagi-lagi jaehwa terkejut dengan kehadiran jaehyun di sampingnya. Jaehyun hanya menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan itu.
"Aahh gua laper dah. Makan aja yuk!"
"Laper mulu chan."
"Hehehe biasalah hyung."Mereka melanjutkan perjalanan menuju restoran yang dekat perusahaan appanya. Dengan jaehwa yang terus merangkul lengan sungchan. Dan jaehyun yang berjalan di belakang mereka.
"Lu daritadi pake sepatu?"
"Hahaha ya enggak lah. Ngaco lu!"
"Ya gua kira."Sekiranya itulah obrolan antara jaehwa dan sungchan yang dapat jaehyun dengarkan di belakang. Hingga mereka sampai di restoran yang mereka maksud.
Tak hanya mereka bertiga yang akan makan disini, melainkan ada seoyeon yang sejak tadi sudah menunggu.
"Seoyeon?" Panggil jaehwa memastikan. Seoyeon hanya menganggukkan kepalanya."Udah lama nunggu ya?" Tanya jaehwa pada seoyeon.
"Ah enggak kok eonnie. Baru aja."
"Oh iya, kalian udah gua pesenin makananya. Tinggal eomma, appa yang belum tau mau makan apa." Sambung seoyeon yang diangguki seluruhnya."Hah udah lama gak kesini."
"Kalo kesini eomma pasti keinget jeffry." Ucapan tiffany yang membuat seluruh anaknya terdiam. Bahkan yunho pun ikut terdiam."Oh iya, hwa. Tadi kamu masuk ke ruangan appa mau tanya apa?"
"Gak papa. Cuman mau tanya aja, kenapa appa masih kerjasama dengan tuan kim?""Tuan kim? Kim siapa hwa?" Tanya sungchan yang masih tidak mengerti bentuk permasalahan ini. Jaehwa sedikit menghela napasnya.
"Kim dami. Dia yang dulu bayar orang buat bunuh jeffry oppa.""Cukup ya jaehwa! Kalo kamu gak ajak oppa kamu keluar malem itu, kejadian beberapa tahun lalu gak akan terjadi." Jaehwa hanya mampu menganggukkan kepalanya. Seperti dugaannya, eommanya akan selalu menyalahkannya.
"Mm bener kalo jaehwa gak ajak jeffry oppa pergi, kejadian malem itu gak akan terjadi."
"Nah, itu tau. Kalo gitu kenapa kamu masih salahin tuan kim?" Jaehwa mengedikkan bahunya sebagai jawaban."Appa bisa berhenti kerjasama dengan tuan kim? Nyawa anak appa jadi taruhannya sekarang." Yunho terlihat bingung dan terus berfikir dengan apa yang jaehwa ucapkan.
"Appa gak bisa. Beliau bahkan udah janji ke appa. Kalo appa kerjasama dengan beliau, nyawa anak appa bakal aman. Jadi maaf hwa appa gak bisa."
"Okelah kalo itu keputusan appa. Kita lihat aja besok kedepannya gimana. Jaehwa pergi dulu, kalian nikmatin makananya."
.
.
.
Tbc🌻~
Maaf bangett yaa updatenya lamaa. Aku gak ada idee dari update an terakhir. Ditambah kemarin hari minggu aku sakitt sampe sekarang.
Maaf bangett yaaa.Jangan lupa vote sama commentnya.
Ayo do'ain biar aku ada ide biar cepet selese nii ff nya.
Yaudah deh segini dulu aja. See u next chapp👋
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BROTHER | Jaehyun
Fanfiction[Complete] Kisah jung jaehyun yang bertindak berbeda kepada adiknya, jung jaehwa. Bersikap dingin dan sedikit terkesan kasar. Ia melakukan itu di landasi alasan. Yaitu, karena jaehwa telah membunuh kembaran jaehyun. Namun, semua itu tidak benar. Hin...