[Y/N] POV5 hari kemudian..
Berganti dari fajar ke pagi yang sedang menyingsing, matahari terbit menyapa pelabuhan Yokohama. Menyinari Yamashita Park, aku pun tersirami oleh cahaya matahari terbit.Ini bahkan belum jam 6 pagi, tapi keringat sudah memberontak keluar dari tubuhku, mendobrak melalui pori-pori dan membantu satu sama lain sampai satu-dua tetes keringat akhirnya tertarik oleh gravitasi dan menyebar ke tanah.
Aku sungguh-sungguh dengan duel dengan Sacchou waktu itu, Sacchou sendiri bilang jika beliau tidak akan menahan diri.
Maka aku bisa saja akan terluka setengah mati, tapi, Sacchou sangat menghargai para anak buahnya. Beliau lebih memilih untuk mengutamakan nyawa anak buahnya ketimbang nyawanya. Seperti yang ada di S2, "lebih baik begituーaku saja yang tiadaーdaripada kehilangan anggota."
Dengan begitu, ia akan mengikut sertakan Yosano-sensei soal luka-luka yang kami terima.
'Apakah aku mampu? Apa aku bisa mengambil.. Setidaknya satu poin?'
Deg deg deg deg deg deg deg deg
Dadaku berdebar-debar hebat, berlari mengelilingi Yamashita Park dari ujung ke ujung sebanyak setidaknya 4,5 kali, membuat oksigen di paru-paruku nyaris terkuras habis.
Duduk di salah satu bangku taman disana, setidaknya membantu untuk melepas penat dari kakiku yang gemetar lelah.
"Latihan sampai sekeras ini, ada apakah gerangan~?"
"Ah.. Suara ini. Ohaa~"
Risaki-san berpakaian rapi, sepertinya setelah ini dia akan pergi bekerja.
"Aku dengar dari Shitsu, ada sesuatu yang terjadi?"
"Yah.. Tidak akan terjadi kalau orang itu tidak datang kemari."
"Hei, ada yang bisa aku bantu?"
Aku berdiri. Mendadak gejolak emosi yang di dorong oleh adanya kenangan buruk, membumbui dengan sempurna. Linangan air mata merembes begitu saja, sembab tak karuan, bibirku bergetar tatkala tak kuasa membendung tangis.
Selalu begini, selalu begitu. Ketika kau menahan emosimu mati-matian, sebuah kalimat pertanyaan dapat menghancurkan tembok yang membendung emosi tersebut. Segalanya akan tumpah, kau tak akan mampu menjelaskan.
"[Y/N]-chan, jangan menangis!"
"HUWAAAAAAAAAaaAAAAA!!!"
"K-kenapa semakin kerasー MOOOUU!! (DUUUHH!!), a-aku akan membantumu, jadi berhentilah menangis!"
Risaki-san menyatukan telapak tangannya menjadi satu, seperti sedang berdoa seraya menundukkan kepalanya; memohon. Tetap seperti biasa, ya?
"Hiks, h-hontou? (s-sungguh?).".
"Yaa~ tentu saja! Itu yang selalu aku lakukan." Senyum Risaki-san benar-benar membangun mood ku, menularkan senyum padaku.
"Tapi, bukankah setelah ini, kau akan pergi bekerja?"
Risaki-san mengulurkan tangan, "aku akan membantumu sebisaku! Hora (ayo)."
Dari dulu sampai sekarang, ia tak pernah berhenti untuk mengulurkan tangannya, menarikku pada harapan menuju impian yang gemilang. Melumpuhkan keputusasaan yang mutlak selalu berada di sisi harapan, lalu mendorong diriku dengan harapan ke cahaya putih di depan sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/227036664-288-k221241.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Replaces My World [Bungou Stray Dogs Fan Fiction]
Fanfiction◇ DISCONTINUE ー Wait for remake ver ♡ HIGH RANK: 1# bungoustraydogs - #bsd - #portmafia "Dunia memang tak selamanya menyesakkan, tapi.." Dengan lirihnya [Y/N] mengharapkan keajaiban terjadi, hingga keesokannya dunia baru menyambut dirinya. Hidup di...