From Pain Become a Power/Dari Rasa Sakit menjadi Kekuatan (Chapter 22)

1.1K 201 94
                                    

Author POV

Kalian sudah berada diluar. Bersiap untuk kembali ke tempat masing-masing. Kunikida sudah memesan taksi untuk kalian kembali. Dan Ari bersama supir nya.

Sebelum kalian pergi, Ari membungkuk kepada mu.

"Ima made arigatou gozaimashita. Soshite.. Watashi o yurushite kudasai." (Terima kasih untuk segala nya. Dan juga, tolong maafkan aku)

"Hooii.. Jangan membungkuk kepada ku. Nanti kalau kau tertangkap media bagaimana?" Katamu

"Aku tidak peduli. Ini tidak ada apa-apa nya.. Dengan apa yang [Y/N]-san alami dulu. Aku tahu kau tidak bisa memaafkan nya tapi.. Aku akan bertanya sekali lagi. Apa [Y/N]-san mau memaafkan ku?"

Hening melanda pembicaraan diantara kalian. Lalu kamu mulai memecah keheningan itu.

"Hmm.. Bagaimana yaa..? Aku memiliki sebuah kecenderungan. Memori-memori di masa lalu akan terhapus dengan sendirinya jika aku memutuskan untuk tidak ingin mengingatnya. Mungkin, jawaban nya.. Iya..?" Katamu sambil menggaruk pipimu yang sama sekali tidak gatal. Hanya saja bingung untuk menjawab apa.

Ari kembali menegakkan badannya. Menatap mu dengan binar-binar "Terima kasih".

Dan sesaat setelah nya.. Kalian berpisah menuju tempat tujuan masing-masing.
.
.
"Lihat siapa yang baru saja memperbaiki hubungan dengan kouhai (junior) nya." Kata Kunikida di kursi depan.

"Urusaaaaaaii~" (Berisiiiikk~) Kata mu sambil senantiasa memandangi pemandangan melalui jendela taksi.

Lalu Kunikida tersenyum tipis dengan tingkah mu. Dan kamu melihat Kunikida tersenyum melalui cermin didalam taksi.

Apa sih senyum-senyum..?!

Batinmu kesal. Lalu Kunikida mengeluarkan sesuatu dari dalam kemeja nya. Oh, rupanya ponsel mu. Dan.. Sebuah plester

"Nih, dari tadi ponsel mu berdering terus. Dan pakai juga plester ini. Kau terluka lho." Kata nya lalu melempar pelan ponsel mu ke arah dirimu. Dan dengan sigap kamu menangkap ponsel mu dengan satu tangan.

"Ck, kenapa tidak bilang dari tadi? Dan.. Terima kasih plester nya." Kata mu sambil mengecek ponsel mu menggunakan tangan kiri, dan tangan kananmu untuk memplester luka mu. Lalu..

"HAAAAA! SHIMATTAAAAA!!" (OH TIDAAAAAKKK!!)

Karena terkejut supir taksi pun memberhentikan tiba-tiba taksi nya. Membuat dirimu dan Kunikida menjadi terbentur bagian depan kalian masing-masing.
(Jan dicontoh yaak, klo naik mobil harus pake sit belt -3-) biar gak benjol kalian punya kepala //plak)

"A-ada apa??" Tanya si supir.

"NAPA SIH EY?!" Protes Kunikida.
(Nge gas ae teros mas)

"G-gomen.. (M-maap..) Tapi tadi aku belum mengabari teman ku kalau kita ada pekerjaan mendadak! Huwaaaaa, doushioooo?? (Bagaimana iniiii??)"

"Wakattaa! Wakattaaa! (Aku pahamm! Aku pahaam!) Dimana tempatnya? Kita kesana sekarang."
.
.
Hari sudah mulai malam. Kamu terus berkeliling sambil menelepon nomor Shitsu tapi tidak kunjung dijawab.

Huwaaaa, kenapa tidak dijawab siih?? Haaah, bodoh nya aku. Bagaimana aku bisa lupa?!

Batin mu penuh kekesalan.

Berbagai pikiran negatif bermunculan dikepala mu. Tapi kamu menepis semua itu. Dan berharap tidak terjadi apa-apa dengan Shitsu.

Karena lelah kamu pun berhenti sejenak. Napas mu yang tersengal-sengal dapat terdengar dengan jelas. Lalu kamu duduk disebuah tempat duduk didekatmu.

Isekai Replaces My World [Bungou Stray Dogs Fan Fiction] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang