Normal POV
~Flashback on~
Tap tap tap!
Suara seseorang yang sedang jalan cepat, dari bunyi langkah nya itu merupakan bunyi high heels. Ya, seorang wanita yang sedang terburu-buru.
"Riiru-chaan! Ada kabar buruk!" Seru nya pada seorang gadis muda.
"Oh.. Risaki-san. Eh? K-kabar buruk?!" Gadis muda itu menoleh ke asal suara.
"Coba lihat ini!!"
Pip pip
Risaki menekan tombol remot TV yang sudah dipegang nya. Risaki dan Riiru sedang menonton sebuah tayangan berita di TV.
"Kesaksian dari Ari. Sang Idol baru yang mengatakan bahwa, Riiru. Idol yang sedang naik daun telah melakukan kekerasan kepada dirinya. Berikut kesaksian nya."
Sontak Riiru terkejut bukan main. Lebih tepatnya ia shock.
"S-saat itu a-aku.. Tidak sengaja bertemu dengan.. R-Riiru - san.. A-aku hanya menyapanya saja. T-tapi tiba-tiba dia menamparku.. Lalu menyeret ku ke suatu ruangan.. Dan memukuli ku disana! Huhuhuu! Dia mengancamku! D-dia bilang.. Jika aku tidak berhenti menjadi Idol maka d-dia akan melakukan hal yang lebih buruk lagii!"
"Ada juga rekaman kamera pengawas yang membuktikan kesaksian dari Ari. Korban kekerasan dari Riiru. Berikut video nya."
Sebuah rekaman yang menunjukkan dirinya sedang menampar Ari disebuah lorong sepi. Lalu membawa masuk Ari ke sebuah ruangan.
Riiru berjalan mendekati meja. Di atas meja terdapat beberapa buah apel, dan disebelah nya.. Sebuah pisau buah. Perlahan tangan nya yang gemetar meraih pisau itu. Dan menggenggam erat pisau itu.
"Tidak.. Tidak.. I-itu bohong! A-aku tidak mungkin melakukan nya! Memang nya apa alasan aku melakukan nya?! Aku tidak punya alasan untuk itu! Risaki-san.. Kau percaya pada ku kan..? Ya kan..? Aku tidak melakukan nya! AKU BERSUMPAH! Bahkan jika aku berbohong.. AKU AKAN MENYAYAT TUBUH KU DENGAN PISAU! AH, AKAN KULAKUKAN SEKARANG!"
"Riiru-chaan! Jangan lakukan! Akh.." Risaki mencoba menghentikan Riiru. Namun telapak tangan nya agak tergores. Dah darah merah segar mengalir ditangan nya.
"Risaki-san.. Hiks.. Hiks.. Maafkan a-aku.. Huhuu.. A-aku.. Tidak bersalah.. AKU TIDAK MELAKUKAN NYAA!!"
"Huhu.. R-Risaki -san.. A-apa kau.."
"Ya.. Aku percaya padamu. Aku selalu percaya padamu. Jadi tenangkan dirimu. Ii noryouku: 吹く言葉 Fuku Kotoba (Kata-kata yang berhembus)."
Beberapa hari kemudian..
"Riiru-chaan! Ada paket untukmu!" Risaki berlari kecil menghampiri Riiru sambil membawa sebuah kotak.
"Waah? Untukku? Yang benar?" Wajah gembira terlukis diwajah Riiru.
"Sepertinya dari fanatik mu."
Riiru pun membuka kotak itu. Penasaran dengan isi nya. Dan..
"Kalau begituu aku sangat se一 WAAAA!!"
"Riiru-chan..! Kau tidak apa-apa? Biar aku lihat sebentar."
Isinya adalah foto-foto Riiru yang dipenuhi dengan bercak darah. Lalu tulisan "MATI SAJA!" juga terdapat dibalik foto-foto tersebut.
"Hah..? A-apa ini?! Mereka mengirimkan ini?? Untukmu?! Tenang saja, Riiru-chan. Akan aku bakar barang-barang ini. Aku buang sekarang!"
~Flashback end~
[Y/N] POV
Dan setelah itulah.. Aku keluar entah kemana lalu bertemu dengan Kunikida..
"[Y/N], sedang memikirkan apa?" Kunikida memanggil diriku.
"Hm? Oh.. Bukan hal penting. Aku hanya.. Teringat sesuatu.. " Kataku sambil nelihat Ari dengan sinis nya. Dan tiba-tiba..
"Tolong hentikan itu! Jangan menatap Ari dengan tatapan mengerikan mu!" Manajer Ari membentak diriku.
"Oii, [Y/N]! Kau ini kenapa sih?!" Kunikida juga membentak diriku.
"Tolong, biarkan saja." Eh? Ari? Ah ya ampun, hatiku mulai goyah.
"Ari.. Tapi kan一"
"AKU PANTAS DIPERLAKUKAN SEPERTI INI! Setelah apa.. Yang aku lakukan kepada Riiru-san.." Ari memotong manajer nya yang berbicara padanya.
"Aahh, kau membuat ku jadi iba padamu. Dan.. Jangan panggil aku Riiru. Panggil aku dengan nama asli ku. Itu bisa membuat ku dalam masalah." Jawab ku sambil menopang dagu dengan tangan kiri ku.
"Ah iya, berapa lagu yang kau nyanyikan nanti?"
"Ee.. 10 lagu. S-sebenarnya konser kali ini tidak terlalu besar. Kurang lebih hanya 380 orang saja yang bisa melihat konser ku secara langsung. I-itu karena diantara album-album ku yang sedang terjual, didalam nya terselip tiket khusus." Hoo.. Naruhodo.. Lampu ide telah menyala terang didalam kepalaku.
"Aku punya rencana. Agak beresiko memang. Tapi Ari tidak akan terluka. Aku janji."
.
.
"Kau menggantikan Ari di panggung?? Tapi kan一" Manajer Ari protes. Lalu aku?"Dame, dame. Sudah kubilang kan? Tidak boleh protes yaa~" Manajer Ari pun seketika terdiam.
"Rencana mu adalah kau akan menggantikan Ari di panggung. Dan membiarkan mu diculik oleh mereka? Kenapa kau bisa yakin?" Kunikida bertanya padaku. Aku tahu, rencana ku pasti akan diragukan. Tapi..
"Bagaimana tidak? Sebuah konser yang hanya dihadiri oleh 380 orang. Yah, itu pun kurang lebih nya. Siapa pun dengan mudah bisa menyamar. Menjadi penjaga, penonton, dan.. Yang lain juga bisa sih.."
Aku mengeluarkan seringai ku. Ya bagaimana tidak? Itu karena aku sudah mengetahui sesuatu. Ah, hal yang menarik.
Kunikida menghela napas panjang. Sepertinya dia sudah tahu sesuatu. Kalau begitu baguslah, ini akan jadi menyenangkan.
"Pokoknya beritahu aku nanti apa yang kau pikirkan itu."
"Yokaishimashita."
Ckiitt!
Mobil yang kami tumpangi berhenti disebuah bangunan. Seperti nya ini hotel. Lalu mereka menyewa hall nya untuk konser Ari. Ah, sepertinya aku mulai paham. Jadi begitu yaa.. Ingin mencoba bermain-main rupa nya.
Lalu kami keluar dari mobil. Ari? Dia pakai masker dan tudung. Tapi itu percuma, tetap saja ketahuan.
Lalu kami bergegas ke lift. Menuju lantai atas. Ke tempat yang sudah ditentukan.
Satte.. Koko kara party wa.. Hajimari da naa~ (Nah, mulai dari sini pesta nya.. Telah dimulaiii~)
Pengen adegan gelud? Nanti dulu ya :^ klo sekarang adu bacot ama teori dulu aja🤣thor pengen nunjukin kepintaran nya reader tachii~ ama.. Eeee, sifat yandere nya yg uwwoohh🌚thor tuh suka yg kaya Dazai :v yg sengklek bin ngakak tapi ada sisi kejam nyaa😂
Maa, ditunggu aja yaa ^^
Mata neee~👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Replaces My World [Bungou Stray Dogs Fan Fiction]
Fanfic◇ DISCONTINUE ー Wait for remake ver ♡ HIGH RANK: 1# bungoustraydogs - #bsd - #portmafia "Dunia memang tak selamanya menyesakkan, tapi.." Dengan lirihnya [Y/N] mengharapkan keajaiban terjadi, hingga keesokannya dunia baru menyambut dirinya. Hidup di...