Sebenarnya Siapa? (Chapter 16)

1.2K 234 41
                                    

[Y/N] POV

Kami kini sudah berada dibelakang panggung. Sudah ada yang datang. Tapi konser nya belum dimulai. Kenapa?

"Aku butuh waktu untuk menghafal gerakan mu itu. Jadi undur saja sampai sore ini. Dan aku tidak akan menyanyikan 10 lagu itu sekaligus. Hanya 4 lagu. 2 lagu diawal dan 2 lagu diakhir." Kata ku pada Ari.

"Kenapa begitu?" Manajer Ari bertanya padaku juga.

"Karena penjagaan pada dua saat itu tergolong lemah. Apalagi.. Kita tidak akan tahu darimana orang nya muncul." Kunikida menjawab pertanyaan manajer Ari.

Ari terdiam sejenak. Tentu saja, karena dia tidak punya pilihan lain.

"Baiklah.. Kita tunda sampai sore ini." Tuh kan..

"Kalau begitu aku akan mengabari para penjaga nya." Ucap manajer Ari. Dia berjalan menjauhi kami lalu dia mengambil ponsel hitam miliknya.

Aku tidak sengaja melihat merek ponsel nya. Aku pikir aku salah. Lalu aku menatap ponsel nya lekat-lekat. Ah.. Ternyata benar. Merk imporan.

"[Y/N], kita bicara sebentar." Kunikida memanggil diriku dengan diri nya yang sudah berada didepan pintu sebuah ruangan.

"Ah, baikla一 ?!"

Aku merasakan sesuatu. Sebuah pandangan yang menusuk. Dan hawa ini.. Tidak salah lagi, ini yang aku rasakan waktu itu saat ada di Agensi.. Tapi..

"Oi, cepatlah masuk."

"I-iyaa."

Aku berjalan mendekati Kunikida. Tapi sebuah tangan menghentikan ku. Oh, tangan Ari. Dan bisa kurasakan tangan nya gemetar. Ia ketakutan.

"Kau masuk lah keruangan sebelah. Kunci pintu nya. Jangan buka untuk siapa pun kecuali kami bertiga. Paham? Aku akan menyusul mu."

Ari mengangguk singkat. Ia menuju keruangan nya dan bisa kudengar suara pintu yang dikunci.

Aku masuk, lalu aku mengunci ruangan nya dari dalam. Untuk jaga-jaga. Lalu Kunikida memulai pembicaraan.

"Kau mencurigai seseorang?"

"Ya, tentu saja. Sejak tadi aku terus memikirkan rencana ku. Kemungkinan rencananya akan aku ubah sedikit. Nanti kau tanyakan saja pada Ari rencana ku bagaimana."

Aku menyenderkan tubuhku kedinding. Lalu aku memegangi daguku yang berarti aku sedang berpikir keras. Hingga sesuatu kembali terlintas dikepala ku.

"Nee, Kunikida-san. Benda apa saja yang bisa diselundupkan ke Yokohama?"

Kunikida yang tadinya memunggungi diriku sesaat setelah nya membalikkan badan nya ke arahku.

"Apa pun. Apa pun itu bisa diselundupkan. Terutama senjata dan alat komunikasi. Kenapa kau tanyakan itu?" Kata nya sambil meletakkan tangan nya dipinggang nya.

Kembali, seringai kembali terlukis diwajah ku.

"Ah, tidak apa-apa. Sebenarnya.. Kunikida-san juga mencurigai seseorang kan..?" Aku melirik kearah dirinya yang memandangi ku.

"Haahh.. Sepertinya orang yang kita curigai..

Sama ya..?"
.
.
Kini aku berada diruangan Ari. Membicarakan tentang orang yang telah menukar minuman nya.

"Aku punya rekaman nya. Manajer ku sudah memasukkan rekaman nya ke flashdisk ini."

Ari menunjukkan sebuah flashdisk merah padaku. Lalu berjalan mendekati laptop abu-abu nya yang ada dimeja. Menancapkan flashdisk itu ke tempatnya dan memperlihatkan rekaman nya padaku.

Seorang pria yang memakai jaket tipis dan baju agak kedodoran. Dia juga memakai topi dan masker dengan warna yang senada. Orang itu agak memunggungi kamera pengawas. Itu berarti dia sudah tahu jika ada kamera pengawas disana. Tapi aku melihat sesuatu di tengkuk nya. Jadi aku menghentikan sementara video nya. Itu..

"Tato berbentuk Higanbana?"
(Higanbana tuh bunga yang ada di awal endingnya KnY. Tau kan? Ato klo gak coba deh liat motif bawahan baju nya Kouyou, itu bunga Higanbana juga kok)

"Wah.. Iya. Kalau begitu.."

"Ya, kita dapat petunjuk. Dan, Ari.. Dengarkan aku. Rencana akan aku ubah sedikit. Rahasiakan ini dari Kunikida-san dan manajer mu. Langsung beritahu kan pada mereka jika sudah saat nya. Mengerti?"
.
.
"T-tapi kau bisa一"

"Itu tidak akam terjadi jika kau mengikuti rencana ku. Dan kau masih ingat kan apa yang aku katakan?"

"Tidak boleh protes.."

"Ya, benar. Dan.. Karena sekarang kau sudah tahu, kita latihan sekarang."
.
.
Aku melepas kan deker abu-abu milik ku. Aku juga melepas juntaian kain yang menutupi kaki ku. Agar lebih leluasa. Dan saat aku melepas deker abu-abuku.. Berbagai bekas luka terlihat ditangan ku.

"[Y/N]-san.. Bekas luka mu.. " Begitu lah reaksi Ari saat melihat tangan ku.

"Bekas luka nya sudah memudar. Tapi masih kelihatan sedikit." Ucap ku kepada Ari.

Kesunyian pun melanda sesaat diantara pembicaraan kami. Dan Ari kembali berbicara.

"Kalau luka dihatimu..?"

Tentu aku agak terkejut dengan pertanyaan Ari. Lalu.. Aku hanya menjawab seperlunya.

"Yang jelas.. Belum ada satu pun luka dihati ku yang sudah sembuh. Bahkan sampai sekarang. Yaa meski beberapa luka itu berangsur menutup.. Tapi rasa sakit nya masih selalu aku rasakan.."

Aku mengatakan itu sambil meletakkan tangan ku di dadaku. Aah, luka-luka dimasa lalu itu paling sulit disembuhkan.

"Kalau begitu.. Bisakah aku menjadi yang pertama menyembuhkan luka hati mu..?"

A-apa maksudnya sih?!

"Kau ini bicara apa sih? Aku tidak selemah itu. Lagi pula, fokus lah pada rencana ini. Kalau rencana ini gagal..

.. Kita bisa sama-sama rugi lho."


























Gimana? Kalian bingung gak? :v thor kurang pinter milih kata-kata😂jadi agak membingungkan gitu :"^ tapi tenang, nikmati ajaa tiap-tiap Chapter nya~

Sore jaa, Jaa nee👋🏻

Isekai Replaces My World [Bungou Stray Dogs Fan Fiction] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang