Tzuyu pov
Beberapa Minggu telah berlalu sejak malam itu. Malam dimana aku dan Jungkook mengutarakan isi hati kami. Sebuah percakapan yang menegaskan jika kami menganggap satu sama lain sebagai saudara. Jadi selama ini, memang hanya Tae oppa yang memiliki perasaan yang dinamakan cinta itu.
Setelah memakai jas sekolah dan membawa tas ku, langkahku terhenti saat melihat beberapa bunga indah dari balik jendela rumahku. Melihat bunga, aku jadi mengingat kembali perkataan mereka padaku dahulu.
--
"Kau sama seperti bunga Tzu, sangat cantik dan harum." -Taehyung
"Benarkah Tae oppa? Apakah menurutmu juga begitu, Jung?"
"Iya. Tapi selain itu, kau juga rapuh."-Jeon Jungkook
--
Sebuah helaan nafas keluar dari mulutku. Masa itu, saat kita masih sekolah dasar. Benar-benar masa kanak-kanak yang sangat polos, membuatku tidak pernah menyangka jika rasa yang dinamakan cinta itu akan muncul diantara kami. Tepatnya, dirasakan oleh Tae oppa.
Tapi sejujurnya, entah sejak kapan rasanya hatiku terasa sangat aneh. Seperti ada rasa asing yang menggangguku akhir-akhir ini. Keganjilan itu membuatku sangat penasaran.
Yerin bilang, jika ini adalah sebuah 'ketertarikan'. Aku yang katanya 'polos' ini sudah mulai membuka hati, dan ini adalah awal dari 'mencintai'.
Bahkan Yerin sering meledekku, memberiku dua pilihan.
Tae oppa yang memberikanku kehidupan sepeti sang mentari, atau Jungkook yang juga memberiku kehidupan seperti hujan.
Tapi pada akhirnya aku menepis itu semua. Aku seharusnya tidak memikirkan hal yang sudah tidak perlu aku pikirkan.
Ya,
Masa itu, sudah berakhir.
Masa dimana ada persaingan diantara mereka. Aku tidak boleh membuat kejadian itu terulang kedua kalinya.
Jika memang yang dikatan Yerin benar, maka kali ini biarkan aku sendiri yang memendamnya.
Tuk
Tuk
Suara ketukan di kaca jendela membuyarkan lamunanku. Seorang namja dengan almamater yang sama denganku kini sedang menatapku. Mata kami bertemu, entah sejak kapan jantungku berdegup cukup kecang saat menatap mata bulatnya.
"Tzu-ya."
Lagi, aku seperti tersadar dua kali. Namja itu, Jungkook. Dia memiringkan kepalanya, terlihat raut bingung di wajahnya.
Aku segera menyunggingkan senyum. Terlalu terlarut dalam pikiran hingga aku tidak menyadari kedatangannya.
Dengan memberinya isyarat tangan, aku menyuruhnya untuk menunggu sebentar karena aku akan keluar.
"Kau benar-benar tidak kapok ya. Yakin akan membawaku naik motor?" Tanyaku saat melihat sebuah helm di tangannya. Tentu saja, sebuah motor sport 250cc berwarna hitam miliknya juga terlihat terparkir rapih di belakangnya.
Sebenarnya aku khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi lagi padanya, seperti hari itu.
"Kau bicara seakan aku baru belajar satu minggu dan jatuh untuk pertama kali." Jawabnya.
Mata bulat yang berbinar itu lagi-lagi menatapku, membuatku teringat hari dimana dia tidak mengenaliku karena kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya. Segera ku palingkan wajahku, sedikit menunduk karena perasaan sedih yang tiba-tiba menjalar dihatiku.
"Aku tau itu bukan yang pertama kali. Tapi biasanya hanya luka ringan, dan kejadian waktu itu benar-benar menyeramkan. Aku... sampai berpikir kau akan pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't
RomanceChou Tzuyu, dua orang namja pernah menyebutnya seperti bunga. Bukan hanya karena parasnya yang cantik dan pesonanya. Namun juga karena alasan lain. Tzuyu sangat rapuh, sepertinya dia akan hancur jika kau salah memperlakukannya. Waktu itu, tepat saat...
