Suasana di bandara ramai seperti biasanya, orang-orang berlalu lalang dengan langkah terburu-buru, mengabaikan semua orang disekitar karena kesibukan yang mendesak mereka untuk bergerak cepat.
Di antara orang-orang itu, Taehyung berdiri diam tanpa sekalipun mengalihkan pandangan dari layar ponselnya yang mati. Tangan lainnya tidak pernah melepaskan koper yang dia bawa, tapi genggaman yang kian mengerat membuat siapapun tau jika Taehyung sebenarnya masih ingin tinggal.
'Kau bahkan tidak menghubungiku. Apa kau memang tidak pernah peduli padaku, Tzuyu?' Batinnya dengan mata sendu.
"Tae, kenapa kau diam disini? Kita harus segera pergi." Ucap Bona sambil menepuk pundak Taehyung lembut.
"Eomma, aku ingin menghubungi seseorang."
"Lima menit, Tae."
Taehyung hanya tersenyum sebagai jawaban. Sedangkan Bona berjalan pergi, mencari tempat yang nyaman untuk menunggu.
Taehyung mulai mencari nama Tzuyu di ponselnya, meski sempat ada keraguan, Taehyung memutuskan untuk memanggil nomor itu. Tapi, tidak ada jawaban dari Tzuyu.
"Harusnya aku bersikap egois saja. Kenapa aku berpikir dia akan bersedih? Bahkan, dia mungkin tidak akan menyadari kepergianku." Ucapnya.
"... Tapi, akan aku coba sekali lagi."
Taehyung memang paling tidak bisa jika harus mengabaikan Tzuyu. Mungkin terlihat memalukan bagi dirinya, tapi Tzuyu seakan sudah menjadi hal paling ia butuhkan dalam hidupnya. Jadi, Taehyung sudah tidak memikirkan ego dan harga dirinya jika itu tentang Tzuyu. Hanya Tzuyu, yang terpenting dia dapat menghubungi Tzuyu walau untuk terakhir kali.
Lagi, bahkan panggilan kedua pun tidak membuat Taehyung mendapatkan jawaban dengan cepat. Dia merasa sangat bodoh, karena sekarang pun, dia masih ingin menelpon untuk ketiga kalinya, jika saja Tzuyu tidak mengangkat panggilannya sekarang.
'Suara ini?'
Taehyung menautkan alisnya bingung, saat dia mendengar suara yang terasa tidak asing di telinganya. Suara itu semakin nyaring, seakan memang mendekat ke arahnya. Dan tepat saat suara operator terdengar dari ponselnya, suara itupun berhenti.
Dengan mata yang membulat tidak percaya, Taehyung berbalik untuk memastikan yang dipikirkannya sekarang benar atau tidak. Dan alangkah terkejutnya dia saat melihat Tzuyu, seseorang yang sejak kemarin mengganggu pikirannya kini ada tepat di depannya dengan mata yang sudah memerah dan dalam keadaan basah kuyup.
"Tzuyu--"
"Tae oppa, aku dengar kau akan ke Jepang karena Taeri sakit. Apa itu benar?" Potong Tzuyu. Matanya bergetar menahan tangis, bibirnya ia gulum dengan susah payah agar tidak ada isakan yang keluar.
"Iya. Maaf karena aku tidak memberitahumu. Aku sebenarnya--"
"Kenapa minta maaf? Aku tau, Tae oppa pasti sibuk kan?" Potong Tzuyu lagi.
"...Dan lagipula, tanpa diberitau pun aku pasti datang untuk mengantarkan mu. Kau tau, aku kan adik yang baik!" Gagal, satu tetes air mata lolos dari mata Tzuyu dan disusul dengan tetesan selanjutnya. Tzuyu segera menundukkan kepalanya, tidak mau Taehyung melihatnya menangis. Bodoh memang, padahal jelas sekali Taehyung sudah melihat air matanya.
Kalau boleh jujur, Tzuyu marah, dia kecewa, juga sedih. Kenapa Taehyung tidak menghubunginya dari kemarin? Kenapa tidak memberitahu jika hari ini Taehyung harus pergi ke Jepang? Kenapa sangat mendadak? Dan beberapa pertanyaan lainnya.
Tapi daripada semua pertanyaan itu, Tzuyu lebih merasa sedih sekarang. Karena Taehyung akan jauh darinya untuk beberapa hari. Atau Minggu? Bulan? Tzuyu tidak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't
Roman d'amourChou Tzuyu, dua orang namja pernah menyebutnya seperti bunga. Bukan hanya karena parasnya yang cantik dan pesonanya. Namun juga karena alasan lain. Tzuyu sangat rapuh, sepertinya dia akan hancur jika kau salah memperlakukannya. Waktu itu, tepat saat...