Yeoja kecil berusia enam tahun itu terus melihat keluar melalui kaca mobilnya. Sesekali mulutnya terbuka, sambil mengucapkan 'woah' saking terkagum nya dengan pemandangan yang ia lewati.
Pohon-pohon yang berjajar rapi di sisi kiri dan kanan jalan, dengan warna khas musim gugur benar-benar membuat Chou Tzuyu menyukai Korea selatan pada kunjungan pertamanya.
"Kota kelahiran Mama bagus kan sayang?" Tanya Chou Yunmi dari samping kemudi.
Tzuyu dengan cepat menganggukkan kepalanya. "Sangat bagus."
"Sebagus apapun Korea, negara kelahiranmu tetap Taiwan. Jadi, jangan lupakan negaramu."
Chou Tianzhi berkata dengan nada sedikit kesal. Hal itu mengundang sedikit tawa dari Yunmi karena sifat kekanakan suaminya itu. Sedangkan Tzuyu, dia menatap kedua orang tuanya bergiliran dengan tatapan bingung.
"Jangan pikirkan ucapan papa mu Tzuyu. Kau mempunyai dua negara sekarang."
"Woahh... Benarkah? Tzuyu sangat senang!" Ucap Tzuyu dengan senyum berseri.
Yunmi ikut tersenyum melihat anaknya itu. Sedangkan Tianzhi, dia hanya bisa mengembungkan pipinya sesaat kemudian membuang nafas. Tapi tak lama, dia juga ikut tersenyum. Bagaimanapun istrinya benar. Tzuyu mempunya dua negara yang harus dia cintai dengan sama rata.
🌸🌸🌸
"Ini rumah mendiang nenek."
Yunmi menatap rumah besar di depannya cukup lama. Matanya mulai berkaca-kaca saat mengingat sosok eommanya.
Tzuyu ikut menunduk, mengenang neneknya yang selalu baik padanya. Dari keluarga ibunya -Yunmi- Tzuyu hanya mempunyai nenek. Yang telah meninggalkannya sekitar dua tahun lalu.
Sedangkan dari keluarga ayahnya -Tianzhi- Tzuyu memiliki kakek, paman, bibi dan seorang sepupu. Hanya saja, sudah sangat lama Tzuyu tidak melihat pamannya itu. Dan tepat satu minggu lalu, kakeknya meninggal dunia. Itulah alasan keluarga kecil mereka memutuskan untuk pindah ke tempat kelahiran Yunmi.
Sebenarnya Tzuyu tidak tau apa alasan yang lebih jelas. Karena seumur hidupnya, baru kali ini Tzuyu datang ke Korea. Saat dia kecil, neneknya yang selalu mengunjunginya ke Taiwan. Dan sekarang, mereka tiba-tiba pindah dan akan menetap di Korea.
"Wai po..." Ucap Tzuyu pelan. Dia menangis, membuat Yunmi dan Tianzhi melihat ke arahnya.
"Anak papa kelihatan jelek kalau sedang menangis." Ucap Tianzhi yang berhasil membuat raut Tzuyu kembali berubah.
"Papa!"
.
"Mama, apa sekolah baru Tzuyu bagus? Dan, apa teman dan guru disana baik?"
Tzuyu menatap Yunmi dengan mata bulatnya. Dia tidur di pangkuan Yunmi yang kini sedang mencoba fokus pada dramanya. Tapi dasar Tzuyu terlalu manja dan menggemaskan, Yunmi selalu gagal untuk mengabaikan anaknya itu.
"Mama sudah mendaftarkan mu ke salah satu sekolah terbaik disini. Dan soal teman dan guru, mereka pasti baik padamu. Memangnya siapa yang akan menjahili anak mama yang menggemaskan ini?" Jawab Yunmi sambil mengelus pucuk kepala Tzuyu.
"Mama~" Ucap Tzuyu malu.
"Tapi kau harus tetap menjaga sikapmu. Jangan membuat mereka kesal. Orang Korea menyeramkan saat sedang marah." Ucap Tianzhi. Dia membawa segelas kopi yang dibuat olehnya sendiri. Kemudian duduk di salah satu sofa.
Perkataan Tianzhi benar-benar membuat Tzuyu takut. Dia bahkan sampai mengubah posisinya menjadi duduk karena itu.
"Mama..."
Tzuyu menatap Yunmi dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Tzuyu memang sangat takut pada segala hal berbau kekerasan.
"Mereka tidak lebih seram dari papamu."
Perkataan Yunmi sontak mengundang tawa dari Tzuyu. Sedangkan Tianzhi, untuk kesekian kalinya dia menghembuskan nafas karena gemas pada istri yang sangat dicintainya.
"Yang paling penting, Tzuyu harus punya teman yang banyak." Ucap Tianzhi akhirnya.
"Siap papa!" Jawab Tzuyu semangat. Dan hal itu berhasil membuat orang tuanya tersenyum.
"...Jadi, kapan Tzuyu mulai sekolah?" Tanya Tzuyu.
"Satu bulan lagi sayang."
"Papa, itu masih sangat lama."
"Yunmi-ah, beritahu anak kita yang menggemaskan ini." Ucapnya sambil mengacak rambut Tzuyu.
Yunmi tertawa pelan, saat melihat suaminya yang sangat lucu di matanya.
"Tzuyu kan masih belum bisa bicara bahasa Korea dengan lancar. Jadi satu bulan ini, kita akan jalan-jalan agar Tzuyu bisa sedikit belajar."
Mendengar kata jalan-jalan berhasil membuat Tzuyu sangat senang sekarang.
"Tzuyu setuju!"
.
.
.
To be continued
.
.
.
Vote💜
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't
Любовные романыChou Tzuyu, dua orang namja pernah menyebutnya seperti bunga. Bukan hanya karena parasnya yang cantik dan pesonanya. Namun juga karena alasan lain. Tzuyu sangat rapuh, sepertinya dia akan hancur jika kau salah memperlakukannya. Waktu itu, tepat saat...