Rasanya sangat aneh sekarang. Canggung tepatnya? Atau, takut? Entahlah, tapi yang jelas perasaanku saat ini sangat tidak enak. Tae oppa berdiri disamping kananku, memegang tanganku supaya aku tidak jatuh. Tidak berbeda, Jungkook juga menahan tangan kiriku.
Yang berbeda disini hanya satu, ekspresi mereka. Jungkook sampai saat ini masih memasang wajah bingungnya. Ya, pantas dia bingung. Sedangkan Tae oppa, dia sepertinya sangat kesal. Aku tidak yakin, tapi sepertinya alasannya karena Jungkook ikut bersama kami. Tapi kenapa dia kesal? Bukankah Tae oppa sendiri yang mengajaknya?
"Lihat. Kau tidak mengunci pintu, jendela, bahkan tidak menghidupkan satupun lampu di rumahmu. Bagaimana jika ada pencuri yang masuk?!" Omelnya. Padahal kami barusaja menginjakkan kaki kedalam rumahku ini.
Aku segera menoleh, kemudian memasang senyum yang sengaja aku manis-maniskan. "Untungnya tidak ada kan Tae oppa?"
"Ish! Kau sangat menyebalkan sekarang."
Aku hanya tertawa kecil, melihat raut kesalnya. Namun tawa itu terhenti, saat aku mengalihkan pandanganku. Jungkook yang sampai saat ini masih diam, dan aku mengerti apa yang dia rasakan saat ini. Aku dan Tae oppa masih menjadi orang asing bagi dia yang sekarang. Jadi wajar saja jika dia kebingungan.
"Kau istirahat dulu ya. Aku akan memasak untukmu." Ucap Tae oppa setelah aku duduk diatas ranjang. Aku tersenyum kemudian menganggukkan kepalaku.
"Dan Jung, tolong bantu aku. Aku tau banyak pertanyaan dalam pikiranmu. Jadi, aku akan menjelaskan semuanya padamu. Tentang kita bertiga. Seberapa dekat kita dulu, dan...--"
Tae oppa menggantungkan kalimatnya. Dia melihat ke arahku dengan mata yang terlihat mulai redup. Sayangnya aku tidak tau apa yang ada di pikiran Tae oppa sekarang.
"...Betapa saling menyayanginya kita." Lanjut Tae oppa kemudian. Dan hal itu sukses membuat hatiku terasa mencelos kedalam.
Menyayangi? Aku yakin, sebenarnya Tae oppa sedang membatin saat ini. Meralat ucapan yang keluar dari mulutnya barusan. Karena kami tidak lagi saling menyayangi sejak SMP dulu.
Kami mulai mencintai, juga mereka yang mulai membenci.
Kini mereka sudah keluar dari kamarku. Meninggalkan aku sendirian disini. Aku hanya bisa berdoa dan berharap Tae oppa bisa menjawab semua pertanyaan Jungkook dengan baik. Dan aku berharap Tae oppa tidak banyak menceritakan kebenaran pada Jungkook. Kebenaran yang akan membuat Jungkook kembali sakit. Dokter bilang jika Jungkook tidak boleh berfikir terlalu keras. Hal itu akan berakibat buruk untuknya. Dan aku, tidak mau itu terjadi.
Author pov
"Jadi, seberapa dekat kita dulu?"Taehyung menghentikan aktifitasnya memotong bawang. Dia menatap kosong bawang yang sudah terpotong selama beberapa saat.
"Menurutmu seberapa dekat? Hingga tiga orang asing yang awalnya tidak saling mengenal bisa menganggap satu sama lain keluarga?" Ucapnya kemudian melanjutkan aktifitasnya yang sempat tertunda.
Jungkook masih menatap Taehyung sekarang. "Pasti hampir tidak ada jarak kan?"
"Ya."
"Kau mencintainya?"
Pertanyaan Jungkook membuat Taehyung terdiam.
"...Apa diantara kita ada yang saling mencintai? Atau kita bertiga memang merasakannya?" Tanya Jungkook lagi saat ia tak kunjung mendapatkan jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't
RomanceChou Tzuyu, dua orang namja pernah menyebutnya seperti bunga. Bukan hanya karena parasnya yang cantik dan pesonanya. Namun juga karena alasan lain. Tzuyu sangat rapuh, sepertinya dia akan hancur jika kau salah memperlakukannya. Waktu itu, tepat saat...