Dalam Masalah

222 47 1
                                        

Tzuyu berjalan beriringan dengan Jungkook melewati koridor. Hal itu mengundang banyak tatapan dan gunjingan dari seluruh murid yang mereka lewati.

-"Aku dengar dia sudah menjadi pacar Tae sunbae."

-"Dia harusnya mulai menjauhi Jungkook-ssi."

-"Wanita sepertinya mana mengerti tentang semua itu."

-"Tentu saja, dia akan menggoda siapa saja yang bisa memberinya uang."

Jungkook langsung menatap mereka semua tajam. Membuat mereka kini hanya bisa menutup mulut rapat-rapat dan menundukan kepala. Mereka memang hanya bisa bicara saja, karena sebenarnya mereka tidak benar-benar berani berbuat macam-macam pada Tzuyu. Alasannya karena Jungkook dan Taehyung yang selalu ada di belakang Tzuyu.

Tzuyu terus menunduk, mencoba mengabaikan semua yang barusaja ia dengar. Tapi sekuat apapun ia mencoba, Tzuyu tidak bisa menahan kesedihannya. Tzuyu terlalu lemah, hatinya terlalu lembut untuk menerima semua itu.

"Abaikan saja." Ucap Jungkook. Tzuyu menoleh, dia hanya tersenyum tipis saat melihat Jungkook yang ternyata tidak melihat ke arahnya.

"Darimana?"

Tzuyu terhenyak, saat suara yang terdengar sangat dingin itu ia dengar. Taehyung menyandarkan tubuhnya, tangannya ia lipat di depan dada. Dia sudah sedari tadi melihat Tzuyu dan Jungkook yang berjalan ke arahnya, namun dia memilih untuk menunggu daripada menghampiri mereka. Satu yang dia rasakan sekarang, marah.

"Kami dari rooftop." Ucap Tzuyu jujur. Dia melirik sekilas ke arah Jungkook yang masih memasang wajah datarnya. Tanpa Tzuyu ketahui, ternyata Jungkook sudah menyadari kehadiran Taehyung sejak jarak mereka masih jauh.

"Oh." Ucap Taehyung singkat. Dia kemudian menatap ke arah Jungkook, masih dengan tatapan dinginnya yang sangat menusuk bagi Tzuyu. Taehyung meraih tangan Tzuyu, dia menggenggamnya. "Ayo ke kantin."

Tanpa menunggu jawaban dari Tzuyu, Taehyung menarik Tzuyu pergi darisana. Tzuyu menoleh, melihat ke arah Jungkook yang masih diam di tempatnya. "Tapi--"

"Diamlah." Potong Taehyung. Tzuyu hanya bisa menunduk diam, dia sangat takut dengan Taehyung sekarang. Ditambah, semua perkataan yang ditujukan padanya. Semua orang berbisik, tapi dengan volume yang terdengar seperti pembicaraan biasa. Mereka, seperti sengaja agar Tzuyu mendengar semuanya.

-"Apa dia masih punya harga diri?"

-"Mendekati dua namja sekaligus. Dia pasti akan mendapat karma nanti."

-"Dia memang tidak tau malu."

-"Dia terlihat polos, tapi ternyata dia wanita penggoda yang sangat licik."

Tzuyu tidak bisa menahannya, kini air matanya jatuh, menetes membasahi ubin yang ia lewati. Kesedihannya bertambah, saat kini Taehyung hanya diam. Taehyung yang biasanya akan memarahi mereka atau menguatkan Tzuyu dengan kata-katanya, kini hanya diam membisu.

Taehyung melepaskan tangan Tzuyu, saat kini mereka sudah sampai di tempat tujuan Taehyung. Halaman belakang, beberapa murid ada di sana untuk menghabiskan waktu mereka. Tentu saja, Taehyung memilih tempat yang jauh dari murid lain.

Taehyung memegang bahu Tzuyu, dia sebenarnya agak kesal saat Tzuyu tidak mengangkat kepalanya sedikitpun. "Tzu-- Ya ampun Tzu, kenapa kau menangis?" Tanya Taehyung cepat. Dia dengan cepat meraih pipi Tzuyu, kemudian menghapus air mata Tzuyu menggunakan ibu jarinya.

"Tidak apa-apa Tae oppa." Ucap Tzuyu pelan. Seharusnya Taehyung tau kenapa dia menangis bukan? Selama ini Taehyung adalah namja yang sangat peka pada semua hal yang terjadi di sekitar Tzuyu. "Oh ya, kenapa kita kesini? Bukankah kau bilang kita akan ke kantin?"

I Can't Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang