Terhitung dua hari sejak Tzuyu memberitahu Jungkook tentang batasan diantara mereka. Dan dua hari juga, Tzuyu tidak melihat Jungkook atau sekedar mendapatkan kabar darinya.
"Bahkan Tae oppa mulai sibuk mempersiapkan diri untuk mendaftar kuliah." Gumam Tzuyu.
Dia kembali membuang nafas kasar, masih dengan posisi menidurkan kepalanya di atas dua tangan yang ia lipat diatas meja makan.
"Kenapa semua orang sangat sibuk sedangkan aku terjebak di rumah sendirian?!" Teriaknya kesal.
Bahkan satu-satunya sahabatnya yaitu Jung Yerin sedang asyik liburan bersama keluarganya sekarang. Libur panjang setelah kelulusan dan kenaikan kelas memang hari-hari yang sangat membahagiakan bagi orang yang memiliki keluarga. Mengingat keluarga, mood Tzuyu semakin buruk saja sekarang.
Ditengah kekesalannya, tiba-tiba suara ketukan pintu mengambil alih perhatiannya. Tzuyu menautkan alisnya bingung untuk sesaat, hingga akhirnya memutuskan menghampiri pintu.
"Ya, tunggu seben-- Jung?"
Tzuyu membulatkan matanya begitu mengetahui sosok yang kini berdiri di depannya. Jungkook kemudian tersenyum tipis, dia terlihat bingung untuk beberapa saat.
"Tzuyu, aku sudah mengingat semuanya." Ucap Jungkook akhirnya.
Mata Tzuyu semakin membulat, dia tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Kedua sudut bibirnya naik membentuk sebuah senyuman lebar, kemudian dengan gerakan cepat Tzuyu langsung memeluk Jungkook erat.
"Benarkah?!" Teriak Tzuyu masih tidak percaya. Jungkook hanya mengangguk kecil, dan tentu saja Tzuyu tidak melihatnya.
Tzuyu melepaskan pelukannya, sudut bibirnya masih setia menampilkan sebuah senyuman yang sangat manis. "Kau dan ingatanmu datang disaat yang sangat tepat Jung!"
Setelah mengatakan itu, Tzuyu menarik tangan Jungkook, mengajaknya masuk kedalam rumah dengan langkah yang sangat riang. Di sisi lain Jungkook hanya diam melihat sifat Tzuyu yang berbalik 180 derajat sejak terakhir mereka bertemu.
'Kenapa kau sangat bahagia? Mengetahui namja yang dari dulu selalu membuatmu menangis telah kembali, kenapa kau malah sesenang ini?' Batin Jungkook.
🌸🌸🌸
"Oppa, kau tidak lelah terus berkutat dengan buku sepanjang hari?"
Taehyung menghentikan aktifitasnya saat mendengar suara lemah yang lagi-lagi mengajaknya berbicara. Taehyung menoleh tepatnya ke arah kanan, menatap sebentar adiknya yang sudah hampir satu Minggu terbaring di ranjang rumah sakit dengan jarum infus yang masih setia melekat di tangannya.
"Tidak lebih lelah, daripada harus menjawab semua ocehanmu." Jawab Taehyung dingin.
Seketika mata Taeri bergetar, dia mengalihkan pandangan dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.
"Memang seharusnya aku mati saja." Ucap Taeri lirih. Beberapa saat kemudian Taeri mulai menangis terisak, Taehyung yang melihatnya kembali membuang nafas kasar.
"Apa hanya hal itu yang kau inginkan? Mati? Semudah itu kau mengatakan hal yang sangat menyeramkan seperti itu?"
"Tidak ada lagi kasih sayang yang aku dapatkan, hingga kata itu sudah tidak menyeramkan lagi bagiku."
"Taeri, kasih sayang seorang kakak kepada adiknya tidak perlu diucapkan oleh kata-kata. Sejak kecil hubungan kita bukan hubungan saudara yang manis, cara kita menunjukkan kasih sayang juga tidak harus sama dengan orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't
RomanceChou Tzuyu, dua orang namja pernah menyebutnya seperti bunga. Bukan hanya karena parasnya yang cantik dan pesonanya. Namun juga karena alasan lain. Tzuyu sangat rapuh, sepertinya dia akan hancur jika kau salah memperlakukannya. Waktu itu, tepat saat...