Tzuyu membuka matanya tepat saat jam weker miliknya berbunyi. Gadis cantik itu merenggangkan tubuhnya sesaat, kemudian berakhir dengan duduk diam di atas ranjangnya. Beberapa kali ia mengucek matanya, namun nihil, dia masih terlalu mengantuk sekarang.
"Ahh! Ngantuk sekali..." Ucap Tzuyu. Dia mengucapkannya dengan sangat malas. Tak lama berselang, dia kembali menjatuhkan tubuhnya dan hampir terlelap untuk yang kedua kali.
"Bangun Tzuyu... kau harus sekolah."
Bukan orang lain yang bicara, itu adalah Tzuyu. Dia bicara pada dirinya sendiri kemudian turun dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi setelah sebelumnya membawa seragam sekolah miliknya.
Suara shower kamar mandi terdengar menyala. Selang beberapa menit Tzuyu keluar dengan mengenakan seragam sekolahnya. Tangannya masih sibuk mengeringkan rambut panjangnya dengan handuk, namun matanya mengarah ke arah lain. Ponsel, sedari tadi benda itulah yang menjadi sorotannya.
Tzuyu melakukan aktifitas paginya dengan lancar. Mandi, bersiap, sarapan. Kini ia sudah siap dan tinggal berangkat. Hanya satu yang kurang, yaitu dua orang namja yang selalu berangkat bersamanya.
Sepuluh menit berlalu, dan Tzuyu masih berdiri menunggu dua orang itu di depan rumah sederhananya yang sudah ia huni sejak ia naik ke kelas tiga sekolah dasar. Saat itu Tzuyu mengambil keputusan untuk menjual rumah besarnya dan memilih membeli rumah kecil yang sederhana. Dia hanya sendirian, untuk apa tinggal di rumah yang besar?
Kikk
Tzuyu menoleh, saat salah satu dari dua orang yang sedaritadi ia tunggu akhirnya datang. Dengan cepat Tzuyu berlari, ia sampai di samping mobil hitam itu bertepatan dengan kaca mobil yang selesai diturunkan oleh sang pengemudi.
"Sudah lama menunggu?" Tanya namja itu tanpa dosa. Tzuyu langsung merasa kesal, sudah jelas lama, masih saja bertanya.
"Menurutmu?" Tanya Tzuyu balik dengan nada sebal.
Namja yang ditanya segera mengalihkan pandangannya ke arah jam tangannya, dia melihat arah jarum jam disana. Jam tujuh lebih lima belas menit. Dia memang sangat terlambat, pantas jika Tzuyu kesal padanya.
"Ah, aku memang sangat terlambat. Sekarang kita hanya punya waktu tiga puluh menit untuk sampai ke sekolah. Cepatlah naik! Jika kita terlambat di hari pertama sekolah, akan berakibat buruk bagi kita!" Ucapnya cepat. Dia segera menyalakan mesin mobilnya, tidak menyadari ekspresi Tzuyu saat ini.
"Tapi-"
"Ayo cepat naik." Potong namja itu.
"Bukankah kita harus-"
"Tzuyu, sudah sangat siang. Jika kita tidak berangkat sekarang kita akan-"
"Tae oppa!"
Taehyung langsung diam saat mendengar Tzuyu berteriak padanya. Kini tidak ada niatan sedikitpun untuknya memotong perkataan Tzuyu lagi.
"Maaf aku membentakmu. Tapi, kita harus menunggu Jungkook..." Ucap Tzuyu dengan suara memelan di akhir. Dia kini memainkan kakinya agar mengusir rasa malu juga bersalah karena telah membentak Taehyung.
Taehyung langsung mengalihkan pandangannya saat mendengar nama itu keluar dari mulut Tzuyu. Ada rasa tidak suka saat lagi-lagi nama itu harus ada diantara mereka.
"Anak itu, paling juga masih tidur." Ucap Taehyung kesal. Tapi Tzuyu rupanya tidak menganggap kekesalan Taehyung sebagai hal yang serius.
"Lima menit lagi saja." Pinta Tzuyu. Sedetik kemudian dia dapat melihat Taehyung yang membuang nafas kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't
Любовные романыChou Tzuyu, dua orang namja pernah menyebutnya seperti bunga. Bukan hanya karena parasnya yang cantik dan pesonanya. Namun juga karena alasan lain. Tzuyu sangat rapuh, sepertinya dia akan hancur jika kau salah memperlakukannya. Waktu itu, tepat saat...