🤍 SK 11 • Sisi Menakutkan Dareel 🤍

66 7 0
                                    

Mungkin aku adalah satu dari sekian banyak anak yang tidak beruntung akan sebuah keluarga, tapi aku bersyukur setidaknya aku bisa menjadi kuat dan tetap bertahan sampai di titik ini
♡♡





Dareel POV

"Iya, sekarang gue sama Alana," Ucapku pada Nattali di telfon. "Emang ada apa reel, lo tiba-tiba tanya tentang Vano?," Tanya Nattali karna memang aku tadi menanyakan tentang lelaki yang dekat dengan Alana, ternyata Alana memiliki kekasih namun aku tau Alana tidak mencintainya karena itu sebuah perjodohan. "Enggak, gue cuma kayak pernah kenal aja sama Vano itu," Elak ku pada Nattali.

"Gue kemarin ada urusan sama Alana, tapi kemarin malem dia gak ada dirumah. Lo tau kemana dia pergi?," Aku memelankan suara ku saat bertanya pada Nattali, karena sekarang aku sedang berada tidak jauh dari Alana di taman belakang rumah ku.

"Oh kemarin malem? Dia pergi ke pesta apa ya gue lupa juga, dia pergi sama Vano itu," Benar dugaan ku, pasti lelaki itu yang memberi Alana obat perangsang. Aku melirik kearah Alana yang masih sibuk bermain dengan lala dan kiki.

"Hmm gitu ya.. Thanks Natt, kalau gitu gue tutup ya telfonnya," Ucap ku menutup panggilan telfon setelah mendapat respon dari Nattali.

Aku berjalan menuju dapur untuk membuatkan Alana jus lagi, karna tadi jus nya tumpah karna tersenggol oleh lala dan kiki. "Lo sengaja ya, gunain lala sama kiki biar gue maafin lo," Ucap Alana di belakang ku.

Aku menghadapnya dan mengusap lembut pipinya, "Heemm, aku gak ada maksud sama sekali bilang gitu. Bagiku.. apapun kamu, kamu tetep Alana ku," Ucapku mencium hidungnya, "Maaf, ya," lanjutku mengecup bibirnya.

Alana menjauh, berjalan ke meja makan. " Lo kira kehidupan gue bener-bener rusak ya?," Alana menatap ku. "Gue juga gak tau siapa yang masukin obat itu ke minuman gue," lanjutnya.

"Aku tau, Al. Apa kamu pergi dengan Vano?," Tanya ku dan memberikan segelas jus jeruk pada Alana. "Lo tau Vano?," Ucapnya setelah meneguk jus yang ku berikan. Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Iya gue ke pesta sama Vano, tapi selama dipesta gue gak sama Vano, dia sibuk sama temen-temennya yang lain," Ungkap Alana menatap ku bingung. "Bodoh amatlah, mungkin orang iseng," lanjut Alana berbalik akan kembali lagi ke halaman belakang.

Aku memeluknya dari belakang, "Al, mulai sekarang tolong lebih hati-hati, jangan sembarang meminum alkohol. Aku khawatir Alana, itu sama sekali nggak sehat," Ucap ku mencium tengkuknya.

Alana melepaskan pelukan ku dan berbalik menghadap ku, "Kenapa lo gak mau tidur sama gue,? Apa gue jelek saat mabuk?," Tanya Alana pada ku, Aku tertawa mendengar pertanyaan nya ini.

"Apa kamu mau kita melakukannya sekarang,? Melakukan seks saat sadar lebih normal daripada seks saat mabuk dengan begitu kita bisa saling menikmati," Ucap ku menggoda Alana. Dan sekarang ku lihat wajah Alana memerah dan dia menelan ludahnya, sangat menggemaskan.

Alana POV

Sial, apa yang dia katakan.. menikmati seks? Apa dia tidak punya malu mengatakan itu di depan ku. "Apa maksud lo? Lo gak tau malu banget bicara gitu ke gue," ucap ku mengalihkan pandangan ku darinya.

"Padahal siapa kemarin yang nyium aku dulu," Ucap Dareel saat berjalan melewati ku menuju wastafel. "Eh lo tau kan gue gak sadar, maksud gue.. saat itu kan gue terpengaruh obat itu. Iisssh lo nyebelin banget," Ucapku mengikuti Dareel di belakangnya.

Aku duduk di meja makan memperhatikan Dareel yang sibuk mencuci gelas di wastafel. Dia dan delapan tahun lalu tidak banyak berubah, sifatnya yang lembut dan semakin dewasa. Tidak Alana, jangan memberinya cela untuk memasuki hidup mu lagi, batin ku dalam hati.

Sekian Kalinya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang