Semua akan sembuh
Semua pasti sembuh,
Tapi nanti, itu pasti.
Yakinlah
♡♡♡•
•
•
•
•Alana POV
Aku terbangun dari tidur ku saat aku merasakan sinar matahari menerpa wajah ku. Ku lihat bibi sedang membuka jendela kamar ku. "Pagi non," Sapa bibi, "Pagi" Jawabku berjalan ke kamar mandi.
"Oh iya non tadi tuan surya telfon, beliau akan datang kemari siang nanti," Ucap bibi padaku. "Ngapain papa kesini bi?" Sangat jarang sekali papa datang menemui ku bahkan hampir tidak pernah, hanya sekali dua kali mungkin. Itupun hanya untuk memaksa ku menerima undangan makan bersama keluarga Vano. "Waduh bibi kurang tau non, tadi tuan cuma bilang begitu," Jawab bibi lalu keluar dari kamar setelah mendapat respon dariku.
Ah iya, saat aku bangun tadi Dareel tidak ada di samping ku. Bahkan bibi juga tidak mengatakan apapun tentang Dareel, apa dia sudah pergi sebelum bibi datang. Dia benar-benar pergi saat aku tertidur, isshh apa peduli ku terserah dia pergi atau tidak. Tunggu.. apa kemarin aku memintanya untuk tidur bersama ku? Ah sial, aku sedikit mabuk dan bertindak bodoh. Bagaimana bisa aku meminta Dareel untuk tetap disini. Sial sial..
Setelah selesai dengan ritual mandi ku, aku bersiap-bersiap untuk mengunjungi tempat yang membuatku tenang, Makam bunda. Kenapa aku menyebutnya tempat yang tenang? Karena memang bagiku makam bunda adalah tempat pertama yang akan ku datangi saat ada masalah, saat bersedih, saat stress bahkan saat lelah pun tempat itu selalu bisa membuatku tenang, sebab disana tempat terakhir bunda dan adik bayi ku, tempat mereka beristirat.
Di makam bunda aku bisa menceritakan semua yang terjadi padaku, bagaimana aku menjalani hari-hari ku, kesibukan ku, aku menceritakan semua apa yang aku rasa baik senang maupun sedih. Seperti 7 tahun lalu, Aku yakin bunda pasti mendengarkan ku di atas sana.
*
"Bi, sini bunga nya!," Pintah ku pada bibi saat kami telah sampai di makam bunda. "Non, bibi antar kedalam ya. Bibi bawain payung juga biar non Alana gak kepanasan," Tawar bibi padaku. "Nggak usah bi, bibi nyekar aja di makam almarhum suami bibi. Bener kan makam suami bibi disini juga?," Jawab ku dan menerima bunga untuk di taburkan ke makam bunda. "Iya non," Suami bibi meninggal 2 tahun lalu kerena kecelakaan kerja dan kebetulan beliau di kebumikan di sini juga dekat dengan makam bunda.
"Pagi bunda, seperti biasa hari minggu Alana selalu kesini," Ucapku disamping makam bunda, aku berdoa untuk bunda. Aku bukan anak yang baik untuk bunda, bahkan aku tidak bisa menolong bunda di saat-saat terakhirnya.
"Bunda.. bunda apa kabar?, seminggu ini rasanya melelahkan untuk Alana. Berbeda dari minggu-minggu yang lalu alana selalu baik-baik saja, tapi sekarang Alana tidak. Bunda... bunda ingat lelaki 8 tahun lalu yang selalu Alana ceritakan ke bunda? Lelaki yang sangat Alana cintai, lelaki yang menjaga Alana disekolah, lelaki yang bikin Alana kuat meski di sakiti oleh Papa. Bunda ingat? Lelaki itu juga yang ninggalin Alana, dia pergi karena ancaman papa. Sekarang dia kembali lagi, Dareel datang lagi," Aku menceritakan apa yang kurasakan pada bunda, bahkan tidak terasa aku meneteskan air mata. Selalu seperti ini, aku tidak pernah bisa menahan air mata ku didepan pusara bunda.
"Bunda... Alana bingung, Dareel bilang dia kembali karna akan memperbaiki kesalahannya, dia bilang papa melanggar janjinya dulu, Dareel bilang akan menjaga Alana lagi. Tapi kenapa Alana masih ragu, bun. Alana takut suatu saat Dareel pergi lagi.. Kembalinya Dareel di sisi Alana, seharusnya ini yang Alana ingin kan, tapi.. tapi Alana melalui semuanya sendirian bahkan sampai di titik ini pun sendirian. Rasanya susah bun menerima lagi orang yang telah pergi. Dia selalu mendekat, bahkan Alana senang saat ada di dekat Dareel namun tiba-tiba perasaan kecewa datang," Aku menghapus air mata yang terus mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekian Kalinya [END]
RomanceKamu yang meninggalkan ku Kamu yang menorehkan luka Kamu pula yang membuat ku mati rasa tentang cinta Seperti kata mereka 'Jika dia cinta, dia akan kembali' Namun bagiku 'Jika dia cinta, dia tidak akan pernah pergi'. 🍁🍁🍁 Sepertinya, kata mereka l...