🤍 SK 40 • Alana Nctzen 🤍

58 4 0
                                    

♡♡♡






Alana POV

Aku menggeliatkan tubuh ku, kurasa ini sudah siang. Ah benar saja, sekarang pukul 10:15. Lama sekali aku tertidur, aah.. perutku sangat lapar. Aku turun dari ranjang dan menyadari kini aku memakai piyama, ah aku ingat sekarang.

Kemarin saat pulang dari pemakan papa, aku memasuki kamar dan kepala ku sangat pusing lalu semua menjadi gelap, ya aku pingsan. Lalu apakah dareel yang menggantikan pakaian ini.

Ah apa peduli ku, toh dia sudah melihat semuanya. Aku berjalan menuju kamar mandi. "Morning baby, ah maaf mungkin kemarin mommy kecapean. Tapi apa kamu baik-baik saja?" Aku mengusap perutku didepan lemari.

Entah mengapa mengobrol seperti ini sangat menyenangkan, meskipun belum nampak terlihat tapi dia benar-benar ada didalam tubuh ku dan aku merasakan itu.

"You strong baby," aku tersenyum memperhatikan perutku yang masih rata. Baiklah, setelah mandi aku akan kebawah dan mengatakan semuanya pada dareel. Dareel juga harus tau, baby adalah anak kami.

Aku mulai menyalakan sower dan membersihkan tubuh ku. Pagi, pa. Doa kan aku menjadi wanita yang kuat, aku sedang mengandung cucumu. Aku harap kau disana, memberkati cucumu. Ucapku dalam hati

*

Aku menuruni anak tangga dengan hati-hati, tunggu... bau apa ini? Aaah, sepertinya bau masakan ini berasal dari dapur. Aku berjalan menuju dapur dan benar saja banyak sekali berbagai makanan diatas meja makan.

"Pagi, bagaimana tidur mu? Apa masih mual?" Dareel memelukku dan menuntun ku untuk duduk di kursi. "Udah mendingan, Makanan sebanyak ini?" Aku menatap bingung dareel yang dengan semangat menuangkan sup untuk ku.

"Dareel.. kemarin malam--" Ucapan ku terpotong saat tiba-tiba dareel menatap ku tajam. "Makanlah yang banyak setelah itu jelaskan semuanya padaku, heemm." Dareel mengusap pipi ku.

"Jelaskan--" gumam ku pelan. Ap-- apa dareel tau kalau aku hamil? Bagaimana kalau dia marah, memikirkan itu membuat kepala ku berdenyut.

Setelah selesai makan kami berdua berada di ruang tamu. Saat ini aku duduk dihadapan dareel yang menatap ku intens seolah-olah menuntut ku. "Kamu gak tanya apa-apa gitu ke aku?" Aku memberanikan diri memulai pembicaraan.

"Tanya apa? Bukankah kamu yang seharusnya menjelaskan semua?" Dareel bertanya balik padaku. Baiklah, aku akan mengatakan semuanya. "Aku telat mendapatkan tamu bulanan-- maksud ku, sebelum keberangkatan kita ke amerika aku merasakan sesuatu yang berbeba. Lalu--" Bagaimana aku menjelaskan ini.

"Lalu?" Dareel mendekatkan wajahnya padaku. "Aku hamil, dareel." Ucapku setengah berteriak, dareel sangat menakutkan jika seperti. Aku membuka mata ku saat mendengar tawa dareel.

"Maaf, maaf membuatmu takut. Kemarilah!" Dareel menepuk tempat kosong disampingnya. Aku menurut dan duduk disampingnya. "Kemarin malam saat kamu gak sadarkan diri, aku panggil dokter. Dan saat itu aku tau kamu hamil, bibi juga sudah mengatakan semuanya. Sebelum keberangkatan kita ke amerika kamu sudah mengetahui itu." Ucap dareel.

"Aku tau kenapa kamu gak langsung bicara tentang kehamilan ini. Tapi apapun itu alasannya, sekarang yang terpenting kesehatan kamu dan baby." Dareel mengusap rambut ku.

Sekian Kalinya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang