Semestinya aku berhenti saat aku sadar tidak lagi menjadi pilihan, namun sadar ku juga terlambat. Dan sekarang aku harus menanggung rasa sakit dua kali lipat. Tapi tidak apa-apa, setidaknya aku masih bisa tersadar.
♡♡♡•
•
•
•
•Dareel POV
"Apa mulai sekarang kamu memikirkan lagi ucapan ku tadi?" Tanya ku, membukakan pintu mobil untuk Alana. "Ucapan yang mana?" Alana tersenyum jahil padaku. "Ah, iya... yang tadi kan? Kamu mau aku mengganti pasword ponsel pakai nama kamu," ucap alana masih dengan senyum jahil nya itu.
"Dareel, please lah-- ini tahun berapa? Dan kamu masih bersikap kuno seperti itu?" Alana menggeleng, menatap ku heran. "Kuno kamu bilang? Malah anak jaman sekarang kalau pacaran ya kayak gitu, al. Mereka mengubah semua sandi menjadi nama pasangan mereka." Aku menjelaskan pada Alana.
Tidak, maksud ku tidak begitu, aku juga tidak mau melakukan hal seperti itu. Mengubah semua sandi menjadi nama pasangan kita, bukankah itu sedikit berlebihan? Namun, yang ku minta dari alana adalah dia mengubah nama ku di ponselnya.
Di ponsel alana, nama ku tersimpan bukan 'Dareel' namun 'Ayah lala&kiki'. Maksud ku-- tidak apa-apa menyimpan nomor ku dengan nama itu. Namun aku ingin nama ku tersimpan dengan nama yang manis.
Seperti pasangan yang lainnya yang memberi nama kontak kekasih mereka dengan 'Babe', 'Darling', 'My love' bahkan 'My future' atau semacamnya. Aku pun menyimpan nomor Alana dengan nama 'My world', sangat manis bukan.
Tapi... apa kalian tau yang dilakukan alana setelah melihat nomornya dengan nama yang manis itu? Dia malah menggantinya dengan nama biasa 'ALANA'. Astaga... bukankah itu sangat kaku?
"Lalu?" Jawab alana menghadap ku. "Ganti nama ku di ponsel mu!" Ucap ku menatap alana, dan beberapa detik kemudian alana tertawa begitu keras. "No, itu sangat berlebihan," jawab alana kembali berjalan memasuki rumah.
"Aku memberimu nama di kontak ku 'My World'--," ucap ku di belakang alana. "Dan aku sudah menggantinya, sungguh itu sangat menggelikan." Potong alana cepat, bergidik didepan ku.
"Itu sangat manis, alana. Kamu gak boleh curang, kamu tadi kalah dan sesuai kesepakatan kamu harus menuruti permintaan ku. Dan ini permintaan ku, ganti nama ku di ponsel mu menjadi 'My Boy'." Ucap ku mengingatkan alana bahwa dia harus menerima kekalahannya.
"What? 'My boy'? Are you crazy, dareel?" Tanya alana dengan wajah gelinya, aku mengangguk sebagai jawaban. "Eeemm... bagaimana jika permintaan yang lain? Maksudku permintaan yang--" Alana mendekat padaku dan menggigit bibir bawahnya.
Astaga aku tau apa maksudnya ini. "Ciuman? Atau--" ucap alana mengedipkan matanya. "No, aku tau kamu masih capek karena kemarin malam." Aku mengusap pipi alana yang saat ini mengerucutkan bibirnya.
"Alana--" Suara seorang lelaki terdengar dibelakang tubuh alana. Alana menoleh kebelakang, "Kak ethan?" Ucap alana terkejut. Aku menatap sengit pada lelaki yang mengaku sahabat alana namun sangat mencintai alana.
Ethan tersenyum pada alana dan berjalan menghampiri kami. Aku menggenggam erat tangan alana, dan maju didepannya memberi batas antara ethan dan alana. "Apa yang kau lakukan disini?" Tanya ku sarkas pada ethan.
"Apa aku perlu mengatakan semuanya padamu apa yang harus ku lakukan disini?" Dia balik bertanya padaku, tapi tatapannya mengarah pada alana. "Alana? Apa kamu tidak ingin mengatakan apapun padaku?" Tanya ethan pada alana.
Aku menatap sorot mata ethan saat menatap alana. Aku juga seorang lelaki dan aku tau arti dari tatapan itu. Tatapan lemah saat berhadapan dengan wanita yang dicintai dan tatapan terluka sangat jelas dari mata ethan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekian Kalinya [END]
RomansaKamu yang meninggalkan ku Kamu yang menorehkan luka Kamu pula yang membuat ku mati rasa tentang cinta Seperti kata mereka 'Jika dia cinta, dia akan kembali' Namun bagiku 'Jika dia cinta, dia tidak akan pernah pergi'. 🍁🍁🍁 Sepertinya, kata mereka l...