🤍 SK 25 • Sahabat atau Cinta 🤍

50 3 0
                                    

Aku ingin menjadi egois untuk kali ini, aku lelah menutupi perasaan ku atas dasar persahabatan. Mencintai tanpa mengungkapkan
sangat membuatku lelah.
~ Ethan D Emery ~
♡♡♡





Dareel POV

"Edwin, edwin..," Aku mencoba menepuk pipinya dan memeriksa denyut nadi edwin, syukurlah edwin masih hidup. Dengan segera aku menghubungi ambulan dan juga dion.

Tapi aku terkejut lagi karena tidak jauh dari posisi ku saat ini. Ada rion juga yang bersimbah darah tergeletak dengan memegang pistol ditangannya. Apa yang sebenarnya terjadi... mengapa ada tiga orang tergeletak dengan luka yang parah disini.

*

Aku berdiri didepan ruang operasi menatap pintu yang tertutup. Tidak lama kemudian dion datang bersama tante mira, mama edwin.

"Dareel, dareel ada apa? Bagaimana edwin? Edwin, Ya Tuhan...," Tante mira terduduk dan menangis memandang kosong ruang operasi, tempat dimana edwin dan rion sedang kritis.

"Tante, tenanglah... Edwin sedang berjuang didalam sana, dia pasti selamat, edwin lelaki kuat. Jangan menangis tante...," Ucap ku memeluk tante mira, mencoba menenangkan.

Sungguh, aku tidak tahan melihat seorang ibu menangis pilu seperti ini. Aku dan dion sangat dekat dengan edwin dan tante mira, tante mira sudah seperti ibu untuk ku dan dion.

"Edwin.. Ya Tuhan, anakku," Isak tante mira. Aku terus mengucapkan kalimat-kalimat untuk menenangkan tante mira. Aku menatap dion yang kini berdiri disamping pintu ruang operasi, wajahnya terlihat sangat khawatir, sama seperti ku.

Saat ku rasa tante mira mulai membaik, aku berdiri dan menghampiri dion, "Ada lima orang yang udah ketangkep, mereka orang suruhan pesaing papa edwin diperusahaan. Tapi untuk masalah rion, gue belum tau, luka rion yang paling parah. Luka tembak di perut dan kehilangan banyak darah," ucap dion.

"Gue makin yakin, bukan rion pelakunya," Ucapku menatap dion yang kini menatapku juga dengan bingung. "Tapi ada pistol ditangan rion, apa mungkin rion salah satu orang suruhan itu?," Tanya dion, aku hanya diam, sungguh ini sangat membingungkan.

*

Hampir tiga jam operasi berjalan, saat pintu operasi terbuka keluar dokter, "Operasi berhasil, saudara edwin dan saudara rion akan dipindahkan ke ruangan inap. Namun untuk saat ini, kondisi saudara rion belum terlalu stabil jadi kami harus lebih sering memantau beliau," Ucap dokter itu pada kami.

"Baik dokter, terima kasih," Ucap tante mira disamping ku. Beberapa menit kemudian, edwin dan rion terbaring di tempat tidur yang akan dipindahkan ke ruang inap. Syukurlah masa kritis edwin telah berlalu.

Kini aku menatap tante mira yang berada depan rumah sakit sedang berbicara dengan beberapa polisi, tante mira sangat terpukul dengan kejadian ini.

Ditambah lagi kematian papa edwin, benar.. satu jam lalu papa edwin menghembuskan nafas terakhir karena kekurangan banyak darah dan luka tembak di dadanya. Tante mira sangat terpukul hingga tidak sadarkan diri, begitu besar tante mencintai lelaki yang terus menerus menyakitinya itu.

Ah iya, aku harus menghubungi alana, dari kemarin aku belum menghubungi nya. Tutt tutt.. kenapa dia tidak menerima panggilanku, sedang apa alana sekarang.

Alana POV

Aku sengaja tidak menerima panggilan telefon siapapun, termasuk dareel maupun papa. Papa hanya menelfon ku untuk mengurus keperluan kepergiannya ke luar negeri.

Namun sejak kemarin aku terus menghubungi ethan tapi dia tidak mengangkat panggilan ku sama sekali, bahkan tidak membaca pesan ku. Semarah itukah dia...

Sekian Kalinya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang