🤍 SK 30 • Dia Mencintaimu 🤍

39 2 0
                                    

'Siapapun yang spesial juga akan dipertemukan dengan sosok yang spesial'
Bukan untuk mencari yang spesial atau kurang, tetapi dengan satu tujuan untuk menyempurnakan
♡♡♡





Alana POV

Kini aku berada didepan lelaki yang tengah menatap ku dengan tajam, lihatlah dareel sangat menakutkan jika seperti ini. Dari dua jam lalu setelah bangun tidur dareel tidak berbicara sama sekali dan kini kami berdua berada di kursi taman belakang.

"Aaah dingin banget cuacanya," Ucapku mengusap lengan ku, mencoba mencairkan suasana namun dareel tetap diam menatap ku. "Berhentilah menatap ku seperti, sungguh itu menakutkan," Aku menatap dareel melas.

Aku melihat dareel menghembuskan nafas panjang, dan menggelengkan kepala. "Baiklah, aku tidak akan bertanya apapun, aku akan menunggu kamu sendiri yang menceritakan semuanya, salah satunya tentang kamu sama ethan," Ucap dareel.

Dareel berdiri dari duduknya dan berlutut didepan ku, "I know, kamu butuh waktu untuk sendiri setelah melewati semua ini. Tapi aku adalah salah satu orang yang bertanggung jawab atas luka mu itu, jika kamu pergi bagaimana aku bisa memiliki kesempatan untuk memperbaiki itu?," Ucap dareel pelan, memegang tangan ku.

Aku menatap dareel yang masih berlutut didepan ku, "Alana, aku sangat takut, mencari mu kemana-mana seperti orang gila. Bahkan setiap hari aku selalu melihat bayangan kamu, setiap hari aku berpikir 'apa ini hukuman untuk ku karena telah menyakitimu' sungguh itu membuat ku gila," Dareel menunduk dan kini ku rasakan tangan ku basah.

Dareel menatap ku lagi, tunggu... apa dia menangis? Ya Tuhan.... "Dareel..... Sorry," aku tidak bisa mengucapkan kata-kata lagi. "No, its not your fault. Im the one at fault, Im sorry alana," Ucap dareel.

Aku ikut berlutut didepan dareel, "Apa kamu benar-benar merasa seperti itu?," Tanya ku pelan mengusap air mata dareel, dareel mengangguk. "Baiklah, anggap saja rasa yang membuat mu tersiksa itu sebagai balasan karena telah melukai ku," Ucap ku mengusap rahang dareel.

"Tapi... aku sudah memaafkan mu. Aku pernah mengatakannya padamu, 'entah seperti apa takdir kita, kita lihat bagaimana hubungan kita kedepannya'. Dan ya... perlahan aku menerima mu, aku ingin mengulang semuanya seperti katamu. Dareel.. kamu tidak bisa memperbaiki apa yang telah hancur, tapi kamu bisa memulai kembali dan menciptakan yang lebih baik lagi," Aku menatap dareel.

Dareel menatap ku dan memeluk ku, aku mengusap punggungnya. "Kita bisa memulai semuanya dari sekarang," Ucapku pelan. "Alana, aku sangat mencintaimu, sangat sangat mencintai mu bahkan rasanya aku hampir gila," Ucap dareel mencium pipi ku.

"Bukankah memang sudah gila?," Aku sedikit mendorong dada dareel, "No, jangan melepas pelukan ku, aku sangat merindukan mu, really," Dareel kembali memeluk ku erat dan mencium kening ku berulang kali.

"Aku sangat merindukan lala dan kiki, kenapa kamu tidak membawa mereka?," Tanya ku di selah-selah pelukan kami. "Tidak, mereka hanya akan mengacaukan momen kita nanti," Jawab dareel, aku menjabak pelan rambutnya.

"Rambut mu mulai panjang," Ucapku mengusap rambut dareel. "Sengaja, biar kamu enak ngeremasnya," Dareel mengecup tengkuk ku. "Apaan sih, mesum," kami berdua tertawa, Ya... keputusan ku adalah memberikan kesempatam lagi kepada dareel. Dan untuk ethan, dia seperti kakak ku, aku sangat menyanyangi nya namun kami tidak bisa lebih dari sebuah sahabat.

*

"Ya, mungkin dua minggu lagi aku akan kembali ke indonesia,"
"....."
"Dareel ada disini, semuanya baik-baik saja kak,"
"....."
"Bagimana mungkin aku melupakan hari spesial mu, aku akan datang dipernikahan mu,"
"....."
"Oke, oke, jaga juga kesehatan mu, Bey,"

Sekian Kalinya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang