🤍 SK 42 • Menikalah dengan ku 🤍

123 3 0
                                    

Kebahagiaan sedang menunggu
Kasih sedang menunggu
Pelan-pelan semuanya akan berbalik
Usahaku tak akan sia-sia, air mataku,
Perjuangan ku, Semuanya akan terbayar
Aku akan bahagia, itu pasti.
♡♡♡






Alana POV

Aku menenteng tas dimana lala dan kiki ada didalam nya, sejak pulang dari tempat penitipan hewan aku mampir terlebih dahulu di pet shop mengingat stok makanan dan calimalan lala kiki hampir habis.

Saat akan menaiki lift tiba-tiba ponsel ku bergetar, dareel mengirim pesan. Aku berada di Taman tempat biasa kita berkencan, kemari lah, cepat! Ini sangat penting. Apa yang terjadi? Mengapa dareel sangat aneh hari ini.

Aku kembali memasuki mobil menuju tempat yang dimaksud dareel. Memang benar Taman Kota adalah tempat dimana kita sering menghabiskan waktu bersama sejak SMA hingga sekarang.

*

"Dareel ada apa, kenapa menyuruh ku kemari?" Tanya ku pada dareel setelah turun dari mobil. Ternyata dareel menunggu ku di tempat parkir. "Kemarikan lala sama kiki," dareel menyerahkan lala dan kiki pada seorang lelaki yang tidak ku kenal.

Dareel berjalan di belakang ku dan tiba-tiba menutup mata ku dengan kain. "Dareel, mau apa?" Tanya ku terkejut memegang tangan dareel. "Pegang tangan ku, aku akan menuntun mu, oke." Ucap dareel mengusap tangan ku.

"Percaya padaku," ucap dareel sekali lagi saat aku tidak merespon ucapannya. Aku mengangguk dan mulai berjalan mengikuti arahan dareel. Beberapa kali kaki ku akan tergelincir namun dareel memegang tangan ku dan meraih pundak ku.

"Dareel, malam-malam seperti ini apa mau main petak umpet?" Tanya ku lagi pada dareel. "Sampai," dareel menghentikan langkahnya dan aku pun ikut menghentikan langkah ku.

"Aku akan membuka kain penutup tapi jangan membuka mata mu sampai aku mengatakan 'buka'." Dareel perlahan membuka kain penutup ini. Terlihat sedikit kilauan lampu dan harum beberapa parfum yang familiar, tempat apa ini.

"Satu... dua... ti-- ga." Interupsi dareel, aku segera membuka mata dan betapa terkejutnya aku saat di hadapan ku berdiri orang-orang yang sangat ku sayangi. Bibi, Nattali, Ethan, Paman Arnold dan juga Dion serta Jihan.

Aku melirikkan mata ku menatap sekeliling, sangat banyak bunga lili sebagai hiasan dan nuansa putih klasik sangat terlihat menawan di bawah sinar rembulan. Aku tertawa saat menyadari beberapa bingkai foto di atas meja, foto ku bersama dareel saat kami masih sekolah.

"Alana," nattali berjalan menghampiri ku dengan bucket bunga lili. "Untuk gadis yang sangat bersinar di malam ini." Ucap nattali memberikan bucket bunga lili kepada ku. "Kak, kamu tau kan aku bukan gadis lagi." Aku berbisik pelan saat memeluknya, nattali memukul pelan bahu ku.

"Alana-- bunga ini jihan yang merangkai. Apapun keputusan mu, apapun yang membuat mu bahagia. Lakukan lah," ucap ethan memberikan bucket bunga mawar merah dan putih kepada.

"Kak.. terima kasih," aku memeluk ethan terharu. Aku melambaikan tangan kepada jihan agar mendekat. "Terima kasih jihan, bunga ini sangat indah." Ucap ku pada jihan setelah memeluknya. "Apapun yang kakak pegang pasti akan terlihat sangat indah karena kakak pun begitu indah dan cantik." Jihan tersenyum kepada ku.

Ah anak ini.. suatu hari aku akan mengajaknya jalan-jalan, sepertinya jihan dan aku sangat cocok untuk berteman. "Bibi, apa ini?" Tanya ku saat menerima sebuah bingkisan dari bibi. "Non, bibi tidak bisa memberikan hadiah yang mahal tapi bibi merajut baju hangat dan topi untuk bayi non. Bibi juga membelikan album untuk foto-foto non alana agar tidak berserakan di laci, bibi juga menghiasnya dengan nama non." Ucap bibi.

Sekian Kalinya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang