🤍 SK 41 • Semakin Yakin 🤍

43 3 0
                                    

Bagi dunia, mungkin kamu hanya seseorang
Tapi bagiku, kamu adalah dunia ku
~ Dareel Aldari ~
♡♡♡






Alana POV

"Bi, bibi dengerkan kemarin yang aku sama dareel omongin? Menurut bibi gimana?" Tanya ku pada bibi. Saat ini kami berdua berada di halaman belakang.

"Bibi mendengarkan semuanya non. Bibi tidak bisa membela non atau tuan, karena menurut bibi diantara kalian berdua ada benarnya dan ada salahnya." Ucap bibi.

"Maksudnya bi?" Tanya ku lagi, aku tidak paham apa yang dimaksud bibi. "Gini.. sekarang bibi tanya, didalam hati non pasti non alana sangat sangat ingin memiliki keluarga yang bahagia. Pasti non alana ingin menjalani kehiduapan rumah tangga dengan sempurna, bukan begitu?"

"Non... bibi paham, non alana takut pernikahan akan berakhir tragis. Tapi tidak semua pernikahan seperti itu, pernikahan itu dimana dua orang akan terikat oleh janji yang suci. Pernikahan bukan hanya sekedar non alana dan tuan dareel saja, tapi mencakup semua orang yang ada di sekeliling kalian." Aku mendengarkan setiap kalimat yang bibi jelaskan padaku.

"Memang di sebuah hubungan pasti ada rintangan dan gangguan. Tapi coba non ingat-ingat lagi apa saja rintangan yang datang ke non alana sama tuan dareel, lihat sekarang kalian berdua mampu menghadapi semua itu." Bibi mengusap bahu ku.

"Bibi tau non, setakut apa non alana. Tapi kalau bibi boleh jujur, tuan dareel sangat berbeda dengan tuan surya. Bibi ini juga pernah muda non, bibi bisa melihat bagaimana seorang lelaki jika sudah memusatkan dunia nya pada satu wanita."

"Dan bibi bisa melihat tuan dareel lah lelaki seperti itu. Setiap tuan dareel menatap anda, tatapannya sangat memuja bahkan bibi tidak pernah melihat tuan dareel berhenti tersenyum saat disamping non." Tiba-tiba aku sangat ingin memeluk dareel.

"Non... selain itu, ada anak ini didalam perut non. Non juga harus memikirkan dia juga. Bibi sudah mengenal non alana sangat lama, bibi percaya non pasti akan mengambil keputusan yang benar." Ucap bibi

Aku mengangguk memikirkan apa yang di jelaskan oleh bibi. Memang benar, dareel telah membuktikan bahwa dia telah benar-benar berubah. Aku tersenyum lagi menoleh pada bibi.

"Terima kasih, bibi." Aku memeluk wanita didepan ku ini. Kami begitu dekat, meskipun bibi sangat irit bicara tapi bibi selalu memberiku nasihat terbaiknya.

*

Sudah hampir dua hari ini dareel di sibukkan dengan pekerjaannya di kampus dan mengurus beberapa berkas pernikahan. Semuanya dareel yang mengatur, bahkan aku tidak di perbolehkan untuk memikirkan apapun. Kata dareel, tugas ku hanya mempersiapkan diri untuk menjadi Nyonya Dareel Alfarizi.

Aku tersenyum memikirkan itu, ah iya dua hari ini mual ku tidak separah hari-hari sebelumnya. Setiap pagi dareel selalu menelfon ku lalu ponselku, ku letakkan di perutku yang masih rata. Entah mengapa itu sangat membuatku relax, mungkin baby sangat menyukai suara papanya.

Dan selama dua hari ini pula, aku sengaja menghubungi semua teman-teman ku yang telah berkeluarga. Aku menanyakan sdikit banyak pandangan mereka tentang pernikahan. Dan semua jawaban mereka sangat positif, membuat ku semakin yakin dengan keputusan ku.

Sekarang aku berada didepan rumah seorang psikiater, Clarissa Amora. Sejak kepergian bunda tujuh tahun lalu, aku sempat mengalami depresi. Bagaimana tidak di usia yang masih mengijak 17 thn aku di hadapkan dengan kondisi seperti itu.

Aku adalah orang pertama yg menyaksikan tubuh bunda tergantung dengan lilitan tali di lehernya. Bahkan aku mencoba untuk memutuskan tali itu, namun aku tidak bisa. Aku hanya bisa berteriak dan menangis dibawah kaki bunda. Saat itu aku sangat ketakutan dan merasa bersalah karena tidak bisa menolong bunda.

Sekian Kalinya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang