🤍 SK 17 • Aku Yang Pertama 🤍

90 5 0
                                    

Perjuangkan yang sudah ada, perbaiki hubungan dan pertahankan apa yang menjadi milikmu
♡♡♡





18+

Alana POV

Ethan mengantarku pulang, namun tidak bisa mampir karena dia juga harus mengantar Nattali yang terlelap.

Setelah perginya Ethan, tiba-tiba Dareel menerobos masuk. Kenapa dia ada disini, aku sangat malas melihatnya sekarang.

Dareel terus mengikuti, dan kami terlibat perdebatan. Seperti biasa Dareel yang tenang membuatku selalu ingin marah.

Boneka kucing, saat tadi dia masuk aku sudah menduga boneka kucing ini pasti untuk ku. Tapi aku tidak peduli pada boneka ini, Dareel membuat hati ku sangat hancur. Eh tunggu, siapa dia untukmu Alana? Batin ku dalam hati.

Benar, Dareel memberikan boneka lucu ini padaku. Lalu dia berpamitan untuk pulang, aku menatapnya turun melewati tangga. Kenapa rasanya tidak rela melihat Dareel pergi.

*

Saat Dareel akan pergi dan membuka pintu Apartement, "Gue punya hak kan atas lo? Kalau gitu bersihin mulut lo," Ucapku di belakang Dareel, dia berbalik menghadap ku.

"A-apa?," Tanya Dareel padaku, namun tetap menerima tisu yang ku berikan. Dareel segera mengelap bibir nya dan menatap ku bingung.

"Cium gue sekarang," Ucap ku tiba-tiba di hadapan Dareel, ku lihat Dareel mengangkat alisnya dan terkekeh. Iiissh kenapa dia memasang muka menyebalkan itu, aku.. aku hanya tidak suka Dareel berciuman dengan wanita murahan. Maksud ku, Dareel bisa mencium wanita mana saja, tapi tidak dengan wanita itu.

Dareel berjalan menghampiri ku dengan muka menyebalkan itu. Kini jarak kami hanya 10 cm, Dareel mengacak rambutku dan mencium kening ku. Apa-apaan ini, kenapa dia malah mencium kening ku.

"Disini," Ucap ku menjinjit dan menarik kerah kemeja nya. Aku mencium bibir Dareel, lalu menatap matanya, Dareel yang terkejut tidak membalas ciuman ku.

Saat aku melepas ciuman, tiba-tiba Dareel mengangkat tubuh ku dan menduduk-kan ku diatas meja bar mini lalu mencium bibir ku begitu dalam.

Aku membelalakkan mata, bodoh, Alana kenapa kau memancing buaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku membelalakkan mata, bodoh, Alana kenapa kau memancing buaya. Lihatlah sekarang kau lah yang terancam, rutuk ku dalam hati.

Aku mendorong dada dareel dan mencoba turun dari meja, namun kaki dareel semakin menghapit kaki ku dan tangan nya di gunakan untuk menahan pinggang ku. Ya Tuhan..

Dareel terus melumat bibir ku, Jujur aku merindukan ciuman ini, delapan tahun terakhir kami berciuman namun tidak seintim ini. Ah tidak, saat aku mabuk dan terpengaruh obat perangsang itu kami juga berciuman, namun aku tidak begitu sadar. Aku sedikit terhanyut oleh ciuman Dareel dan sedikit membuka mulut ku untuk memberinya akses.

Sekian Kalinya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang