Tidak ada yang kebetulan dan tidak ada yang terjadi tanpa alasan, Semua punya sebab dan tujuan.
♡♡♡•
•
•
•
•Dareel POV
Sekarang pukul dua belas malam lebih aku menunggu di depan pintu apartement Alana, tepat dua jam lalu aku datang kemari namun tidak ada orang di dalam. Aku menelfon Alana tapi ponselnya tidak aktif, kemana dia pergi. Saat aku sedang memikirkan kemana perginya, tiba-tiba ponsel ku bergetar, panggilan dari Alana
"Hallo," Suara Alana terdengar lirih
"Al, kenapa gak angkat telfon ku tadi? Kamu kemana? Apartement kamu gaada orang," Astaga aku sangat kawatir, akan ku marahi dia nanti, kenapa tidak pernah mengangkat panggilan ku. "Aku di club---, kau bisa menjemput ku sekarang? Aku sedikit mabuk, kepala ku juga sedikit pusing," Kenapa dia selalu minum jika tidak tahan dengan alkohol. "Baiklah, tunggu aku," Ucap ku bergegas menjemputnya.Setelah sampai di club yang disebutkan Alana tadi, aku menepikan mobil ku dan berlari kearah Alana. Dia sedang duduk di sebuah kursi dengan wajah yang pucat dan mata yang berair, "Hey, Apa yang terjadi?," Tanya ku memegang pipinya. "Bawa aku pulang, jangan ke apartement. Ayo!," Ucap Alana menggenggam tangan ku.
Aku menuntunnya memasuki mobil. Alana tidak mau pulang ke apartementnya, jadi ku putuskan untuk membawanya pulang kerumah ku. Saat di perjalanan tingkah Alana tidak bisa diam, dia seperti sedang menahan sesuatu.
"Al, kau sedang apa? Apa yang terjadi?," tanya ku khawatir karena ku lihat dia berkeringat dingin. Ku usap keningnya, dan Alana menggelengkan kepalanya. Aku melepaskan jaket ku dan memakaikannya di tubuh Alana.
Sungguh, aku sedikit jengkel. Kenapa Alana memakai pakaian kurang bahan seperti ini. Bukankah banyak sekali pakaiannya di lemari, kenapa harus memilih yang ini. Baju tanpa lengan, menampilan pahanya, dan ini sangat pres body, apa tidak sesak memakai baju seperti ini. Aku sangat ingin merobek baju ini.
Aku melirik lagi sekilas kearah Alana, dia masih bergerak tidak nyaman. Tingkah Alana sepertinya dia telah meminum sesuatu, sungguh siapa yang berani memberi Alana minuman seperti itu.
*
Saat sampai di depan rumah ku, ku lihat Alana semakin berkeringat. Aku turun dari mobil dan membuka pintu untuk Alana, "Al.. kita sudah sampai," Ucapku mengusap pipinya, namun tidak mendapat jawaban darinya.
Alana memegang erat kaos ku, "Dareel, ini panas. Rasanya aku menginginkan sesuatu, aku.. Dareel," Ucap Alana terbata-bata. Aku langsung menggendongnya menuju kamar ku.
Aku membaringkan tubuh Alana di tempat tidur, "Al apa yang kamu minum tadi,?" Tanya ku pada Alana yang saat ini sedang duduk di depan ku. "Minum alkohol, tapi gak biasanya gue kayak gini," Jawab Alana menggeleng dan melepas jaket ku.
Saat aku akan berdiri untuk membuatkan susu tiba-tiba Alana menarik tangan ku hingga aku terduduk lagi di atas tempat tidur. Dan lagi... Alana membuat ku terkejut, dia tiba-tiba mencium ku.
Alana POV
Apa ini yang ku rasakan, kenapa tubuh ku sangat panas dan rasanya aku ingin melakukannya. Aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya, dan apa yang tadi ku minum. Sial.. apa ada seseorang yang memberi ku obat perangsang. Dareel melihat ku dengan tatapan khawatir, mungkin dia juga tidak tau apa yang terjadi padaku saat ini.
Entah ini menuju kerumah siapa, yang jelas bukan jalan menuju apartement ku. Saat tiba di halaman sebuah rumah kaca minimalis, Dareel membukakan pintu mobilnya untuk ku. Namun aku tidak mendengar dengan jelas dia berkata apa, tiba-tiba Dareel mengangkat tubuh ku dan membawa ku menuju sebuah kamar di lantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekian Kalinya [END]
RomanceKamu yang meninggalkan ku Kamu yang menorehkan luka Kamu pula yang membuat ku mati rasa tentang cinta Seperti kata mereka 'Jika dia cinta, dia akan kembali' Namun bagiku 'Jika dia cinta, dia tidak akan pernah pergi'. 🍁🍁🍁 Sepertinya, kata mereka l...