Bagaimana caranya agar aku bisa kembali seperti sediakala memperlakukan mu, setelah semua rencanaku kau buat berantakan sesukamu waktu itu
♡♡♡•
•
•
•
•Dareel POV
"Win, kok bisa lo ada disini?," Tanya ku saat tiba di depan kantor polisi dan melihat Edwin akan menaiki motor sport nya. "Biasa reel masalah balapan," Ucap Edwin, sesuai dugaanku tadi pagi.
"Sekarang lo mau kemana?,"
"Ke apartement, gak mungkin lah gue pulang kerumah sekarang," Jawab Edwin, anak ini selalu bersikap seoalah-olah tidak terjadi apa-apa. Memang di antara kami bertiga, Edwin adalah orang yang paling tenang dan santai jika menghadapi masalah apapun itu. "Gue balik ke kampus dulu, nanti sore habis rapat gue ke rumah lo, oke," Aku menepuk pundaknya, memang 1 jam lagi ada rapat di kampus tempat ku mengajar. Jadi aku tidak bisa menemani Edwin sekarang, nanti sore aku akan datang menemuinya lagi.Di sinilah aku sekarang bersama para dosen lainnya dan beberapa Profesor. Seperti tahun-tahun sebelumnya, rapat ini membahas tentang Evaluasi Persiapan dan Pencapaian Mahasiswa baru. Sudah dua jam kami mendiskusikan tentang pembahasan ini, ku lirik arloji ternyata masih jam sebelas siang.
*
Tepat pukul dua belas siang kami keluar dari gedung rapat, semua dosen menuju ke kelas mata kuliah mereka masing-masing, termasuk Dion. Namun tidak dengan ku, Profesor meminta ku untuk membantunya menyiapkan materi seminar yang akan laksanakan dua hari lagi.
Setelah aku menyelesaikan tugas-tugas ku, ini waktunya aku pulang. Aku akan menamui Edwin, aku akan menelfon terlebih dahulu.
"Hmmm," terdengar suara deheman Edwin dan suara musik sangat keras dari sebrang telfon.
"Lo dimana sekarang?," Tanya ku pada Edwin
"Gue? Gue di club biasanya," Suara Edwin terdengar parau. Apa yang terjadi padanya, kenapa sore-sore begini dia sudah clubbing. Tidak biasanya Edwin seperti ini. "Gue kesana, lo jangan kemana-mana," Ucapku tidak mendapat respon dari Edwin, segera aku matikan panggilan dan bergegas pergi menemuinya.Aku memasuki sebuah club, ku lihat Edwin duduk di sofa pojok dan didepannya terdapat beberapa botol minuman. Sepertinya dia sudah lama ada di tempat ini, aku menghampirinya "Lo udah habis berapa gelas, udah win," Aku meraih gelas berisi alkohol itu saat Edwin akan meminumnya.
Edwin menunduk meremas rambutnya frustasi. "Lo kenapa, cerita sama gue," Ucapku menepuk punggungnya. "Kemarin malam gue balapan. Lo kenal Rion kan, yang pernah ada masalah sama Dion dulu. Dia ngefitnah gue, dia bilang gue pakek narkoba dan dia juga yang aduin ke kantor polisi kalo malem itu ada ajang balapan," Aku mengangguk sebagai respon, aku memang tahu siapa Rion itu. Dia memang selalu mencari masalah baik dengan ku maupun dengan Edwin dan Dion.
"Gue di tahan di kantor polisi, tadi pagi orang suruhan bokap gue dateng ngebebasin gue. Gue tau ini bakal panjang urusannya, gue cuma kepikiran sama nyokap gue pas denger berita gue di tahan karna kasus narkoba dan balapan liar itu," Lanjutnya menghembuskan nafas dan menyugar rambutnya.
"Gue pulang kerumah, dan lo tau apa yang gue liat? Nyokap gue nangis di hajar sama bokap gue karna ngebelain gue, saat gue mau nolong nyokap gue. Semua bodygauard bokap gue ngehadang, gue gak bisa ngelakuin apapun buat nolong nyokap gue," Edwin menutup mata dan memijit pangkal hidungnya.
"Lo tau kan gimana gilanya bokap gue, kesalahan kecil apapun itu selalu yang jadi pelampiasan nyokap gue. Dia gak pernah percaya sama gue dan nyokap gue, kenapa nyokap gue masih bisa bertahan sama lelaki yang kaya gitu," Ucap Edwin semakin parau. "Dan gue gak bisa berbuat apa-apa, reel," lanjut Edwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekian Kalinya [END]
RomanceKamu yang meninggalkan ku Kamu yang menorehkan luka Kamu pula yang membuat ku mati rasa tentang cinta Seperti kata mereka 'Jika dia cinta, dia akan kembali' Namun bagiku 'Jika dia cinta, dia tidak akan pernah pergi'. 🍁🍁🍁 Sepertinya, kata mereka l...