Bukannya aku tidak ingin terikat oleh pernikahan, namun aku sangat takut karena aku pernah merasakan bagaimana sakitnya menjadi korban hancurnya sebuah keluarga dan aku tidak mau merasakan itu untuk kedua kalinya.
~ Alana Lovata ~
♡♡♡•
•
•
•
•Happy reading, guys 🤗
18 +
Dareel POV
"Mereka sangat lucu," Ucap alana, saat ini kami berdua berada di meja makan. Setelah sarapan kami melihat video lala dan kiki yang dikirim paman untuk ku.
"Kamu lebih lucu," Kata ku menatap alana yang tidak memperdulikan ku, aaah rasanya aku tidak pernah bosan menatap wajah cantik ini.
"Dareel lihat ini,... iih lala makin gembul, ya ampun kiki juga gemes banget," Alana berucap dan tertawa heboh. Aku mengusap pipi alana, "Kamu lebih gemes," Ucap ku mencium pipinya, sangat lembut.
"Kalau kita udah di indonesia, Yuk ajak lala sama kiki jalan-jalan. Kita kayak keluarga bahagia, aaahh pasti seru," Astaga.. keluarga bahagia? Dengan dua kucing nakal itu? Alana, yang benar saja.
"Bagaimana kalau kita nikah dan buat keluarga bahagia beneran? Ngapain lala sama kiki jadi anak kita? Kita bisa bikin anak beneran, bikin sepuluh anak aku siap," Aku menatap Alana yang kini menatap ku tajam.
"Iya, iya, tiga aja udah cukup," Ucap ku masih menggoda alana. "Nggak mau," Jawab alana singkat masih fokus menonton video. "Nggak mau apa nih, punya anak apa punya suami?," Tanya ku menggoda alana.
Alana menatap ku sejenak lalu kembali menatap ponsel, "Nggak mau nikah," ucap alana sangat pelan namun masih bisa ku dengar. "Apa?," Tanya ku ragu, "Kok kamu jawabnya gitu? Hey, baby look at me.. Why?," Aku membalikkan tubuh alana menghadap ku.
"Ih apaan sih? Nikah itu nggak sekedar bikin anak doang, dareel. Kita juga masih terlalu muda buat ngomongin masalah pernikahan," Ucap alana mematikan video dan berbicara serius padaku.
"Al, pernikahan bukan ditentukan berapa usia kita. Kalau kita siap dari segi manapun dan kita mampu berkomitmen kita bisa menikah, why not?," Kata ku pelan menggenggam tangan alana.
"Kamu siap tapi aku enggak, reel. Im too scared for that," Alana melepas genggaman tangan ku dan membuang muka. "Apa yang kamu takutkan?," Tanya ku sedikit menekan pertanyaan pada alana.
"You know, seeing my parents marriage break down, made me afraid to start a family. Aku gak bisa bayangin itu, sangat menakutkan," Sungguh, aku tidak mengira alana memiliki pemikiran seperti itu.
Ya, aku tau bagaimana hancurnya keluarga alana dan pernikahan orang tuanya. Masalah itu pasti membekas di hati maupun ingatan alana, namun bukan berarti semua pernikahan memiliki nasib yang sama.
Bagimana aku menjelaskan ini pada alana, dia terlihat seperti sedang menahan tangis. Sial, kenapa aku membahas tentang ini saat kita baru saja bertemu. "Al...," Ucapku namun segera di potong oleh alana.
"Dareel, please.. Bisa kan kita jangan bahas pernikahan untuk saat ini? Maksud ku, kita baru akan memperbaiki hubungan ini. Bukankah kita masih memiliki banyak waktu?," Ucap alana pelan menatap ku sendu.
"Tentu, apapun yang membuatmu nyaman itu yang terbaik, al," Aku menarik alana kedalam pelukan ku dan mengusap punggungnya, dia pasti teringat tentang bunda dan papanya.
"Maaf, aku membuatmu tertanggu, padahal tadi kita menonton video lala dan kiki," Kurasakan alana menggeleng, "Kenapa rambut mu sangat harum?," Tanya ku pada alana setelah mencium aroma greentea dari rambut alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekian Kalinya [END]
RomantikKamu yang meninggalkan ku Kamu yang menorehkan luka Kamu pula yang membuat ku mati rasa tentang cinta Seperti kata mereka 'Jika dia cinta, dia akan kembali' Namun bagiku 'Jika dia cinta, dia tidak akan pernah pergi'. 🍁🍁🍁 Sepertinya, kata mereka l...