Luka paling sakit adalah, ketika kamu di sakiti oleh seseorang yang kamu kira tidak akan pernah melukaimu
♡♡♡•
•
•
•
•Alana POV
Aku berjalan memasuki rumah, tempat dimana dulu aku, papa dan bunda hidup bahagia. Aku melirikkan mata ku ke semua penjuru rumah ini. Sama, semuanya masih sama seperti dua tahun yang lalu, bahkan foto keluarga yang ada di dinding ruang keluarga ini pun masih sama.
Vas bunga, guci dan semua yang terletak di atas meja masih sama, karna semua dekorasi dirumah ini bunda yang mengatur. Aku terus berjalan kearah dapur, tempat ini pun masih sama. Dapur adalah salah satu tempat papa dan bunda saling bercanda waktu itu.
Setelah aku mengambil apel di kulkas, aku berjalan-jalan mengelilingi rumah ini dan memasuki beberapa ruangan yang memiliki kenangan. Semuanya masih sama, lalu aku berjalan lagi kekamar ku di lantai dua.
Ketika akan menaiki tangga, "Apa yang kau lakukan dirumah ini,?" Suara berat itu tepat dibelakang ku.
"Apa aku harus memiliki ijin untuk memasuki rumah ini,?" Tanya ku tanpa menoleh pada pemilik suara itu, Papa. "Tidak, kau tidak perlu melakukan itu. Kau bisa bebas pergi kemana pun yang kau mau, seperti kemarin malam, kau meninggalkan Vano di pesta itu. Bukankah itu tindakan bodoh Alana? Kau menghilangkan kesempatan untuk dekat dengan Vano," Ucap papa saat aku akan melanjutkan langkah ku.
Papa bahkan masih mambahas Vano saat aku pertama kali datang kerumah ini setelah dua tahun lalu. Ia tidak tau apa yang terjadi padaku kemarin malam, dan ia juga tidak tau apa yang di lakukan Vano dengan seorang wanita di pesta itu.
"Tindakan bodoh? Akan lebih bodoh lagi jika aku terus bersama dengan Vano di pesta itu," Jawab ku berbalik menghadap papa, ku mohon untuk hari ini saja aku tidak ingin berdebat dengan siapapun. Aku sangat merindukan rumah ini dan semua kenangannya.
"Ya Tuhan, anak ini... lalu kemana saja kau kemarin malam tidak pulang ke apartement mu?," Tanya Papa mendekat kearah ku. "Dimana pun aku berada, itu sudah bukan urusan mu lagi. Bukankah itu yang selama ini terjadi? Hidup ataupun tidak nya diriku, sama sekali tidak terpengaruh padamu," Ucapku meninggalkan papa.
*
Aku duduk diatas tempat tidur, sudah sejak satu jam lalu aku memandangi foto yang masih tertata rapi di atas nakas itu. Aku, Papa dan Bunda, di foto itu kami tersenyum sangat lebar denan aku berada di pundak Papa dan bunda yang memeluk kami.
Lalu di samping itu ada foto kusaat bunda ulang tahun, bunda berada ditengah-tengah, aku dan Papa mencium pipi bunda. Kami sangat bahagia hari itu, bahkan aku masih ingat, kami bertiga liburan dibali sebagai hadiah untuk ulang tahun bunda.
Aku merindukan semua itu, sangat sangat merindukan mereka. Bunda yang telah pergi sangat jauh dan tidak bisa lagi ku temui, Lalu papa? Beliau disini namun sangat sulit ku jangkau. Papa bukan lagi Papa yang dulu, bukan lagi menjadi lelaki panutan ku, aku bahkan sudah tidak merasakan lagi artinya sebuah keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekian Kalinya [END]
RomanceKamu yang meninggalkan ku Kamu yang menorehkan luka Kamu pula yang membuat ku mati rasa tentang cinta Seperti kata mereka 'Jika dia cinta, dia akan kembali' Namun bagiku 'Jika dia cinta, dia tidak akan pernah pergi'. 🍁🍁🍁 Sepertinya, kata mereka l...